Dakwah adalah jalan suci para Nabi dan Rasul yang tak pernah sepi dari ujian.Sepeninggal mereka, Alloh SWT telah menyiapkan para kader penerus dakwah dengan melahirkan para Da'i disetiap generasi hingga hari kiamat, tak pernah berubah dan memang itulah sunnahnya dakwah, akan selalu menghadapi berbagai rintangan dan halangan . Para da'i dari masa kemasa akan terus menghadapi berbagai fitnah yang bertujuan menghentikan langkah dakwah mereka, ingatlah pernyataan Rasululloh saat orang-orang quraisy meminta beliau SAW untuk meninggalkan dakwahnya.
”Demi Allah, andai saja mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, (lalu mereka minta) agar aku meninggalkan urusan (agama) ini, maka demi Allah, sampai urusan (agama) itu dimenangkan oleh Allah, atau aku binasa di jalannya, aku tetap tidak akan meninggalkannya.”
(Hr. Ibn Hisyam)
Menjadi da'i adalah sebuah pilihan hidup yang paling mulia, tak ada seorangpun akan meninggalkan jalan ini karena begitu nikmatnya hidup bersama dakwah bagi mereka yang dapat merasakannya. Menjadi da'i ibarat Dokter Ahli jiwa yang selalu memotivasi jiwa-jiwa yang lemah untuk kembali bangkit dan bersemangat, menterapi orang -orang yang berpenyakit hati agar segera kembali pada ilahi, Da’i juga dapat diibaratkan sebagai lampu-lampu yang menerangi jalan, Jika lampu jalan itu redup apalagi mati, pasti akan membingungkan para pejalan kaki yang hendak ,melalui jalan itu dalam kondisi gelap tanpa penerangan. Oleh karenanya seorang dai haruslah memiliki perbekalan yang kuat dan kokoh dalam menapaki jalan yang penuh dengan ujian ini.
Menjadi da'i adalah sebuah pilihan hidup yang paling mulia, tak ada seorangpun akan meninggalkan jalan ini karena begitu nikmatnya hidup bersama dakwah bagi mereka yang dapat merasakannya. Menjadi da'i ibarat Dokter Ahli jiwa yang selalu memotivasi jiwa-jiwa yang lemah untuk kembali bangkit dan bersemangat, menterapi orang -orang yang berpenyakit hati agar segera kembali pada ilahi, Da’i juga dapat diibaratkan sebagai lampu-lampu yang menerangi jalan, Jika lampu jalan itu redup apalagi mati, pasti akan membingungkan para pejalan kaki yang hendak ,melalui jalan itu dalam kondisi gelap tanpa penerangan. Oleh karenanya seorang dai haruslah memiliki perbekalan yang kuat dan kokoh dalam menapaki jalan yang penuh dengan ujian ini.
وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa( para Pejuang/ Dai). Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar" ( Ali Imron: 146)
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمينَ مِن قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيداً عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاء عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong (Al-Hajj : 78)
Dari ayat diatas Alloh telah memberikan gambaran tentang sosok da’i yang tahan terhadap ujian diataranya :
1. A’damul Wahan : Tidak lemah secara mentalitas ( Optimisme)
2. A’damu Do’f : Tidak lemah secara gerak (selalu semangat /dinamis)
3. Adamul Istikaanah : Tidak menyerah (Selalu melakukan terobosan/inisiatif)
4. Sabar : Sabar adalah kunci setiap kesuksesan
Dari ayat diatas Alloh telah memberikan gambaran tentang sosok da’i yang tahan terhadap ujian diataranya :
1. A’damul Wahan : Tidak lemah secara mentalitas ( Optimisme)
2. A’damu Do’f : Tidak lemah secara gerak (selalu semangat /dinamis)
3. Adamul Istikaanah : Tidak menyerah (Selalu melakukan terobosan/inisiatif)
4. Sabar : Sabar adalah kunci setiap kesuksesan
Dalam surat Al-Kahfi : 28 Alloh berfirman :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."(Al Kahfi 28)
Demikianlah motivasi yang selalu Alloh berikan kepada para Agen Hidayahnya (da’i) agar tetap bertahan dalam dakwah ini , tak goyah walaupun badai fitnah dan ujian senantiasa menghampiri, ujian kemewahan dunia yang sering kali berhasil memalingkan sebagian besar saudara- saudara seperjuangan,termasuk juga ujian dakwah yang datang dari keluarga para da’i. Karena jika seorang da’i terkecoh dan memutuskan untuk mengambil gelar MM (mantan Murobbi,Mantan Muharrik, Mantan Mujahid) maka seorang da’i akan mendapatkan kerugian yang sangat besar karena Alloh mengancamnya dalam sebuah ayat dalam surat Attaubah: 24
قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
"Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."(At Taubah 24)
Optimislah wahai para pejuang agama Alloh, para penyeru kebenaran pembangun peradaban dengan manhaj Al-qur,an dan Sunnah, semua ujian dan fitnah dapat akan dapat kita lawan dan dakwahlah yang akan jadi pemenangnya.Sekali lagi jangan lemah dan janganlah bersedih hati karena kita orang yang beriman.Alloh SWT berfirman dalam surat Ali Imron : 139
وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman" (Ali Imran 139)
Wallahu a’lam bishowab
Ustadz Muhammad Ridwan
http://www.islamedia.web.id/2011/06/mentalitas-dai-dalam-menghadapi-ujian.html
No comments for "Mentalitas Da'i dalam Menghadapi Ujian Dakwah"!
Posting Komentar