mOHON MAAF JAWABAN INI TIDAK DAPAT MEMUAT GAMBAR. MOHON DIRAPIKAN SENDIRI.
SALAM HANGAT DARI AKU. UNTUK TEMEN2 S2 TEKNOLOGI PENDIDIKAN PARALEL 6
Soal 1
Pengertian dari:
a. Sistem adalah suatu totalitas struktur yang terdiri dari komponen-komponen dalam mana tiap-tiap komponen tersebut mempunyai fungsi khusus dan diantara mereka terdapat saling hubungan, interaksi, dan interdependensi yang secara bersama-sama menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama. (Soenarwan, 2008:8)
b. Pendekatan sistem adalah cara pemecahan masalah dengan memandang sesuatu sebagai satu kesatuan sistem yang utuh. Jujun s. Suriasumantri berpendapat bahwa pendekatan sistem dapat diartikan sebagai suatu cara berfikir dengan mempergunakan konsep sistem dalam mana obyek yang ditelaah dideskripsikan secara sistematik dan sistemik. Sedangkan menurut Soenarwan (2008:32) mengartikan pendekatan sistem sebagai suatu kerangka berfikir untuk memecahkan masalah secara sistemik dan sistematik dengan melibatkan semua komponen yang secara fungsional terlibat di dalamnya agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara efektif dan efisien.
c. Komponen adalah bagian dari suatu sistem secara keseluruhan yang memiliki fungsi atau tugas tertentu yang bekerja secara terpadu dalam pencapaian tujuan sistem secara keseluruhan.
d. Black Box adalah inti dari sebuah sistem atau kesatuan terkecil yang tidak dapat dibagi yang menurut anggapan teori sistem merupakan bagian dari kenyataan (Soenarwan:2008:36). Dr Winardi menyebut black box sebagai “atom” dari sebuah sistem.
e. Supra sistem adalah sebuah sistem besar yang melingkupi sistem-sistem kecil di dalamnya. Sistem-sistem kecil itu bekerja dalam hubungan yang lebih luas dengan lingkungannya. Supra sistem ini yang akan menerima atau menolak keluaran dari suatu sistem. Setiap sistem kecil harus memelihara dirinya sendiri dan menjamin mutu keluarannya agar dapat diterima oleh supra sistemnya.(Soenarwan,2008:11-12)
f. Entropi negatif menurut Katz dan Kahn adalah sebuah konsep tentang peningkatan tata tertib dalam organisasi agar supaya sistem dapat bertumbuh dan berkembang lebih baik (Soenarwan,2008:21). H
g. Ekuifinalitas adalah sistem yang dapat mencapai tujuan keadaan akhir yang sama dari keadaan awal yang sama sekali berbeda dengan maksudnya sekalipun komponen-komponen itu berangkat dari titik awal yang berbeda-beda namun titik akhirnya akan sama yaitu mendukung tercapianya satu tujuan (Von Bertalanty, 1940) (Soenarwan,2008:22). Dapat pula ekuifinalitas dinyatakan pencapaian tujuan dengan input-input yang berbeda-beda dan proses-proses atau metode-metode yang berbeda-beda, artinya tidak dapat cara tunggal yang baik dalam proses pencapaian tujuan. Biasanya terjadi pada sistem yang terbuka misalnya pada sistem sosial. (Soenarwan,2008:24)
h. Fragmentarik adalah konsep pemecahan masalah dengan membagi-bagi permasalahan dalam sub – sub masalah.
i. SKM atau sistem kegiatan manusia merupakan sistem yang menjadi pusat perhatian yang memiliki karakteristik:
SKM adalah suatu kumpulan manusia dan sumber-sumber lain yang diorganisasi ke dalam keseluruhan untuk mencapai tujuan.
Mempertahankan seperangkat hubungan di antara orang-orang yang ada di dalam sistem sepanjang waktu.
SKM bersifat terbuka terhadap lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan. Sifat dari hubungan dengan lingkungan adalah saling bergantung.
Sistem bertindak sebagai satu keseluruhan atau kesatuan ke arah dirinya sendiri dan oleh dirinya sendiri berkat adanya hubungan dan integrasi internal, sistem dapat mempertahankan dirinya sendiri.
j. Konvergen adalah memusat. Dalam kaitannya dengan pemecahan masalah, pendekatan konvergen merupakan pemecahan masalah dengan hanya memusatkan perhatian pada bagian tertentu tanpa melibatkan sistem secara keseluruhan.
k. PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technieque, yang merupakan alat penting dalam perencanaan dan pengendalian manajemen proyek dengan menyediakan metode pembuatan chart yang menggambarkan urutan saling hubungan kejadian-kejadian dalam suatu bentuk jaringan kerja sehingga anggota organisasi atau seseorang akan dengan mudah melihat urutan kejadian-kejadian serta mencatat kejadian mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan yang lain. (Soenarwan, 2008:301-302)
l. Slack atau kekenduran adalah kelebihan waktu yang tersedia dalam mencapai suatu event yang dihitung dari selisih jatah waktu yang maksismal diperkirakan atau ditetapkan untuk penyelesaian event (TL) dengan waktu yang diharapkan (TE). (Soenarwan:2008;305)
m. Waktu Optimistik yaitu perkiraan waktu yang paling singkat (minimum) untuk dapat menyelesaikan suatu tugas. (Soenarwan,2008:304)
n. CRINKER adalah singkatan dari creative thinker yaitu berfikir kreatif, artinya kemampuan menghasilkan banyak alternatif pemecahan masalah dan mengujicobakannya dan terus melakukan pengamatan untuk menemukan lebih banyak ide pemecahan masalah dengan membaca banyak buku,brainstorming dengan banyak pihak.
o. IEI adalah singkatan dari instrumen for evaluating innovations yaitu alat yang digunakan untuk menepis sejumlah inovasi yang potensial, bukan saja untuk menyeleksi tetapi juga mengadaptasi dan memodifikasi sejumlah alternatif agar dapat diimplementasikan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dimana organisasi itu berada. (Soenarwan, 2008:272).
SOAL 2
a. Alasan mengapa kita menggunakan cara pandang sistem dalam pemecahan masalah pendidikan
- Adanya kompleksitas permasalahan. Artinya munculnya sebuah permasalahan dalam pendidikan tidak hanya diletakkan pada satu bagian atau komponen harus dikaji dalam kacamata keseluruhan sistem. Satu permasalahan akan bertautan antar komponen dalam sebuah sistem. Misalnya rendahnya NEM siswa tentu tidak saja disebabkan oleh faktor siswa, namun harus dikaji secara holistik dalam kesatuan sistem.
- Parsialisme dalam pemecahan masalah lebih sering hanya memecahkan masalah secara tambal sulam, artinya terselesaikannya suatu masalah justru diikuti dengan munculnya permasalahan lain. Hal ini karena pemecahan masalah hanya terfokus pada satu komponen saja tanpa melihat keseluruhan komponen dalam sistem tersebut.
- Cara pandang sistem dapat membantu kita untuk memahami sifat dasar yanng sebenarnya dari pendidikan sebagai sebuah sistem kegiatan manusia yang kompleks, terbuka, dan dinamis yang berlangsung yang selalu berubah dan berinteraksi dengan berbagai macam sistem sosial yang lain.
- Cara pandang sistem berarti mengembangkan cara-cara mengetahu, memikirkan, dan berpikir kritis yang memperkuat kita untuk mengorganisasi sebuah pertanyaan penelitian yang komprehensif dan kapabel untuk dialamatkan kepada semua permasalahan mengenai praktik-praktik pendidikan. (Soenarwan,2008:52)
b. Langkah-langkah penggunaan cara pandang sistem dalam pemecahan masalah pendidikan
1. Tahap Pertama: Penyusunan Model.
Tahap ini dimulai dengan observasi terhadap berbagai macam sistem dan mengkaji perilaku mereka sehingga dapat mengenali karakteristik yang umumnya dimiliki oleh sebuah sistem yang disebut dengan KONSEP.
Menemukan bentuk saling hubungan antar sistem yang tertentu yang disebut dengan PRINSIP sistem umum.
Mencari hubungan diantara prinsip-prinsip dan mengorganisasikan prinsip-prinsip yang terkait menjadi skema konpsetual tertentu yang kita sebut MODEL SISTEM.
Dari tiga langkaah ini ditemukan tiga model sistem yaitu model lingkungan-sistem, model struktur/fungsi, dan model proses
2. Tahap ke dua: Internalisasi/aplikasi
Tahap ini dilakukan dengan mengintegrasikan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan model-model ke dalam pikiran kita dan mengaplikasikannya dalam kenyataan.
3. Tahap Ke Tiga: Klarifikasi.
Tahap ini merupakan tahap pemilahan dan pemililihan perangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip sistem yang paling pentinng dan umum yang memungkinkan untuk membuat praktis, situasional, dan penggunaan yang penuh makna, dengan melalui transformasi model-model umum dalam konteks sistem yang dipilih.
SOAL 3
a. Konsep GHantt Chart, PERT dan CPM
Ghantt Chart adalah
PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technieque, yang merupakan alat penting dalam perencanaan dan pengendalian manajemen proyek dengan menyediakan metode pembuatan chart yang menggambarkan urutan saling hubungan kejadian-kejadian dalam suatu bentuk jaringan kerja sehingga anggota organisasi atau seseorang akan dengan mudah melihat urutan kejadian-kejadian serta mencatat kejadian mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan yang lain. (Soenarwan, 2008:301-302)
CPM adalah singkatan dari critical Path Method yaitu Suatu alat bantu yang digunakan dimana waktu pengerjaannya dapat diawasi dengan menambah atau mengurangi sumber-sumber yang diperlukan. Critical Path Method (Metoda Jalur Kritis) dengan berbagai derivasi nya adalah salah satu tools dalam teknik penjadwalan . Manajemen Proyek yang dapat mengatasi persoalan dan pertanyaan di atas. Dari ratusan aktifitas proyek, mungkin hanya 20% saja yang harus diperhatikan prioritasnya karena aktifitas tersebut terletak pada jalur kritis. Jalur kritis adalah serangkaian aktifitas yang saling berurutan dari awal hingga akhir proyek yang jika salah satu atau lebih aktifitasnya terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara langsung. Dengan teridentifikasinya Jalur Kritis, maka kita bisa memonitor pekerjaan yang paling kritis yang paling berpengaruh pada jadwal proyek. Dengan jalur kritis pula kita bisa identifikasi aktifitas mana yang sebaiknya dipercepat pada program Fast Track. Dengan jalur kritis pula kita bisa menyusun Corrective Action dengan efek yang paling berpengaruh.
Fast Track, Konsep Dasar Secara umum, Fast Track adalah sebuah upaya untuk mempercepat penyelesaian proyek, apapun alasannya. Keputusan pelaksanaan Fast Track bisa dilakukan dengan:
1. Menambah waktu kerja
2. Menambah jumlah pekerja
3. Menambah jumlah peralatan
4. Merubah metoda konstruksi atau susunan jadwal
Dengan langkah-langkah di atas, umumnya usaha Fast track akan selalu berarti menambah biaya proyek. Persoalannya sekarang,bagaimana kita dapat melakukan Fast Track dengan biaya paling optimal. Analisa apa yang harus dilakukan untuk menghitung optimalisasi biaya tersebut. Apakah seluruh aktifitas harus dipercepat, ataukah cukup satu atau beberapa aktifitas saja?
Metoda penjadwalan Critical Path yang dipadukan dengan analisa sumberdaya dapat membantu analisa fast track yang optimal. Dengan Critical Path, kita dapat langsung mendapatkan aktifitas yang jika dipercepat dapat langsung berpengaruh pada durasi proyeksecara keseluruhan. Setiap hari yang dipercepat pada aktifitas jalur kritis dapat memberikan kontribusi yang sama dan langsung pada jadwal proyek. Sesuai konsep Critical Path, percepatan pada aktifitas Non Kritis tidak akan menghasilkan efek apapun pada keseluruhan jadwal proyek. Dengan pendekatan ini pula, Fast Track tidak harus berarti mempercepat seluruh pekerjaan yang sedang berlangsung pada proyek. Namun dari sekian banyak aktifitas pada jalur kritis, selanjutnya kita harus dapat memilih aktifitas yang dapat memberikan efek fast track terbesar tapi dengan biaya yang paling sedikit.
Namun, untuk optimalisasi ini akan ada suatu titik maksimal dimana setiap penambahan biaya atau sumberdaya apapun tidak akan memberikan pengaruh percepatan apapun, waalau dilakukan terhadap aktifitas pada jalur kritis. Titik ini disebut titik Crash Point.
Analisa Fast Track
Analisa optimalisasi Fast Track dilakukan dengan membandingkan _Cost Slope _ dari masing-masing aktifitas jalur kritis.
Cost Slope merupakan angka perbandingan antara biaya percepatan dengan percepatan yang dihasilkan. Fast Track optimal diperoleh pada Cost Slope paling rendah. Pada kondisi ini, kita akan mendapatkan percepatan dengan efek percepatan paling besar namun dengan biaya paling rendah, diantara semua jalur kritis.
b. Langkah-langkah menyusun Gantt Chart dan contoh Gantt Chart
1. Menganalisis proyek dengan jalan memecah proyek itu ke dalam komponen-komponen dalam bentuk kegiatan atau tugas.
2. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tugas dan memperoleh hasil yang diharapkan. Biasanya ditetapkan dalam hari atau minggu.
3. Mengorganisasi urutan pelaksanaan tugas yang akan mempermudah arus kerja lebih mudah, licin, dan paling ekonomis. Hasil-hasil yang diharapkan dari tugas –tugas tertentu mungkin menjadi masukan bagi tugas-tugas yang lain.
4. Membuat chart dengan jalan (1) mendaftar kegiatan atau tugas-tugas secara menegak pada sisi kiri chart, dan (2) menggambar bar secara mendatar yang menunjukkan jatah waktu yang diseddiakan untuk menyelesaikan suatu tugas atau kegiatan
5. Memberin nama judl Ghantt Chart yang menggambarkan isinya. (Soenarwan,2008:298)
Contoh Ghantt Chart dari gambar 13.2 hal 300
c. Deskripsi Gambar 13.3
Deskripsi Jaringan Kerja PERT dan CPM halaman 303
Jaringan PERT atau Program Evaluation and Review Technique dan CPM (Critical Path Method) merupakan alat yang penting dalam perencanaan dan pengendalian manajemen proyek. Keduanya digunakan dalam berbagai bentuk, dari yang sederhana hingga yang kompleks.
PERT dan CPM dikembangkan untuk menggambarkan urutan saling-hubungan kejadian-kejadia dalam sautu bentuk jaringan kerja. Dengan cara ini, seseorang akan dengan mudah melihar urutan/sekuen kejadian-kejadian, mencatat kejadian mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum yang lain dapat dimulai.
Dalam PERT ada dua simbol, yaitu:
1. Tanda menunjukkan kejadian/peristiwa/event. Event berarti mulainya suatu kegiatan atau selesainya suatu kegiatan. Jadi bukan pelaksanaan kegaitan itu sendiri.
2. Tanda panah () yang menunjukkan kegiatan yang dilakukan diantara dua kejadian dan juga saling hubungan yang berurutan di antara dua kejadian yang dihubungkan itu.
Dari gambar di atas dapat diberikan intepretasi bahwa
a. untuk menyelesaikan suatu permasalahan/pekerjaan dibagi dalam beberapa kegiatan utama yaitu kegiatan 1, 2, 3, 4,5,6,7,8,9, dan 10 yang semuanya dilakukan secara berurutan sesuai dalam gambar.
b. Selesainya kegiatan 1 (event 2),2 (event 4), dan 3 (event 3) merupakan prasayarat bagi dimulainya kegiatan 4, 6,8, dan 9
c. Selesainya Kegiatan 1 merupakan prasyarat dimulainya kegiatan 4 dan 6 artinya antara kegiatan 1 dengan kegiatan 4 dan 6 terdapat hubungan dan keberurutan.
d. Selesainya Kegiatan 2 merupakan prasyarat dimulainya kegiatan 7 dan 9
e. Kegiatan 4 dan 8 dengan garis-garis miring menunjukkan adanya keharusan menyelesaikan kegiatan tersebut tepat waktu. Karena akan berdampak pada dimulainya kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan 10 dan 5
f. Selesainya kegiatan 4 yang ditandai event 5, kegiatan 6 (event 4), kegiatan 8 (event 6), kegiatan 9 (event 6) merupakan tanda dimulai nya kegiatan 5,7 dan 10.
g. Selesainya kegiatan 5,7, dan 10 merupakan kegiatan terakhir dalam rangkaian penyelesaian permasalahan atau pekerjaan tersebut ditandai dengan event selesai.
SOAL 4
Pemrosesan input dalam SKP
SKP diciptakan dan diciptakan ulang oleh orang-orang yang berada dalam sebuah lingkungan sistemik agar dapat memenuhi keperluan untuk kegiatan-kegiatan pengaturan, menciptakan kondisi, memberikan kesempatan, sumber, dan situasi yang diperlukan individu-individu dan kelompok-kelompok agar dapat menguasai kegiatan belajar yang diinginkan dan mengembangkan potensi mereka secara penuh. Lingkungan sekitar dan orang-orang yang berada di alam sistem memberikan informasi mengenai hasil kegiatan belajar yang dinginkan atau diharapkan: mereka memberikan sumber/fasilitas dan informasi dan pengetahuan yang relevan dengan sistem. Semuanya merupakan INPUT yang ditangani oleh pemrosesan input. Terdapat empat proses input yang menonjol:
Proses INTERAKSI yang menciptakan sebuah hubungan kerja antara SKP dan lingkungan sekitar serta suprasistem.
Proses INDENTIFIKASI dengan mana relevansi input dengan SKP dinilai dan dibangun.
INTRODUKSI input yanng relevan dengan sistem bagi transformasi yang menimbulkan AKTIVITAS sistem.
BIMBINGAN/MANAJEMEN yang disumbangkan oleh proses umpan balik/penyesuaian mengawasi proses input.
SOAL 5
Aplikasi Pendekatan SISTEM untuk perbaikan pendidikan Indonesia
Penjelasan Chart
Dalam bidang perencanaan pendidikan, element-elemen dalam chart dapat diartikan sebagai berikut:
a. Kebutuhan : merupakan kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam masyarakat terkait dengan pendidikan. Hal ini dapat berupa buta huruf, pertumbuhan penduduk, kualitas outcome, industrialisasi, komunikasi dan sebagainya yanng harus direspon oleh dunia pendidikan.
b. Tujuan dapat menunjuk pada tujuan-tujuan program pendidikan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat seperti peningkatan ketrampilan dan kemampuan seluruh warga negara dalam hal membaca, KB, kesehatan, agama dan lain-lain
c. Sumber dan Kendala dapat mencakup faktor-faktor pendukung dan penghambat seperti pembiayaan, kebijakan, adat kebiasaan, instruktur yang terlatih, keterbatasan sarana pendidikan, kendala waktu daln sebagainya.
d. Alternatif –alternatif menunjuk pada program-program inovasi pendidikan. Adanya pilihan-pilihan solusi yang spesifik dan signifikan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
e. Analisa Alternatif bermaksud adanya kegiatan dan proses seleksi terhadap berbagai ide inovasi pendidikan untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga ditemukan alternatif yang paling tepat dalam mengatasi kendala dan pencapaian tujuan pendidkan.
f. Kriteria pemilihan alternatif memberikan arah pada perlunya berbagai pertimbangan dan parameter yang tepat dalam menilai dan mempertimbangkan pemilihan alternatif yang akan di ambil dan ditindaklanjuti.
g. Keputusan menunjuk adannya penetapan satu alternatif yang akan diimplementasikan.
h. Rencana implementasi menunjuk adanya persiapan untuk mengimplementasikan ide atau inovasi baru.
i. Evaluasi menunjuk kepada adanya kegiatan penilaian terhadap implementasi alternatif/inovasi. Evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk evaluasi proses dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi tersebut memiliki dua kemungkinan yaitu hasil positif, artinya penerapan alternatif/inovasi sesuai harapan yaitu penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan pendidikan maka inovasi tersebut dapat diimplementasikan lanjut. Kemungkinan kedua, alternatif/inovasi yang diimplementasikan tidak sesuai dengan tujuan awal, yaitu menyelesaikan masalah pendidikan atau tidak dapat mencapai tujuan pendidikan, maka implementasi alternatif tersebut dihentikan.
j. Umpan balik menunjuk pada hasil evaluasi. Dampak postif dan negatif dari penerapan alternatif, juga kendala-kendala yang muncul menjadi masukan dan umpan balik bagi insan pendidikan untuk kembali ke proses awal analisis pemecahan masalah pendidikan.
SOAL 6
Pengertian MBO
MBO atau manejemen berdasarkan sasaran adalah suatu strategi perencanaan agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan oleh pimpinan dan para anggota organisasi yang dipimpinnya. Di dalam MBO terdapat proses dimana manajer tingkat bawah hingga tingkat atas dalam organisai:
a. Bersama-sama mengidentifikasi tujuan bersama
b. Menentukan daerah tanggung jawab utama masing-masing individu yang berhubungan dengan hasil-hasil yang diharapkan darinya,
c. Menggunakan ukuran-ukuran itu sebagai petunjuk untuk berjalannya sebuah unit kerja dan memperkirakan kontribusi dari masing-masing anggota.
Tujuan dari MBO adalah menyederhanakan dan juga memperjelas proses operasi manajerial yang berlangsung dalam suatu organisasi.
Cara Kerja MBO
Cara kerja MBO mempunyai proses lima fase:
a. Fase mengisolasi tujuan
Fase ini meliputi kegiatan identifikasi hasil secara sistematik dan berhati-hati yang diperlukan oleh organisasi untuk pertahanan hidupnya, pertumbuhannya, perbaikannya, dan pemecahan masalahnya.
Hal-hal yang perlu diidentifikasi antara lain kondisi objektif organisasi saat ini atau SWOT analysis yaitu kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman bagi organisasi
Sedangkan hasil dari fase ini adalah adanya daftar dari tujuan-tujuan potensial yang menarik dan diperlukan.
b. Fase merumuskan tujuan
Setelah daftar dari tujuan-tujuan potensial yang menarik dan diperlukan maka diperlukan langkah selanjutnya yaitu merumuskan tujuan organisasi. Dalam proses perumusan tujuan ini melibatkan tim manajemen dan sumber-sumbernya melalui suatu bentuk partisipasi sampai suatu stetemen atau perumusan tujuan yang formal tersusun. Tujuan formal ini harus tertulils dan dikomunikasikan dan didukung oleh semua level manajemen.
c. Fase memvalidasi tujuan
Fase ini merupakan kegiatan menentukan kepercayaan yang mungkin telah dimiliki oleh individu, departemen atau organisasi yanng menyatakan bahwa tujuan dapat tercapai dalam waktu yang telah ditetapkan. Hasil dari validasi tujuan ini adalah pernyataan komitmen yang divalidasi.
d. Fase mengimplementasikan tujuan
Jika validasi tujuan dan komitmen sudah dilaksanakan maka masing-masing bagian atau komponen dalam organisasi mulai menyusun jadwal atau rencana kerja.
e. Fase mengontrol dan melaporkan status tujuan
Pada akhir tahun seluruh hasil karya dari bagian-bagian dievaluasi kembali bersama atasan. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi atau sasaran yang tidak tercapai diteliti penyebabnya. Dan akhirnya disusun kembali sasaran dan rencana untuk tahun berikutnya serta disertai saran-saran perbaikan apabila perlu.
Perbandingan antara MBO dan MBC
MBC atau management by control adalah strategi perencanaan organisasi yang hanya melibatkan top management level dengan meniadakan partisipasi anggota organisasi yang lain (middle and lower levels management)
Disinilah letak perbedaan antara MBO dengan MBC yaitu pada member’s participation dalam penetapan perencanaan hingga evaluasi aktivitas organisasi. MBC menekankan pada pentingnya top management sebagai pihak yang paling tahu dan paling memahami kemana arah organisasi akan dituju. Pihak middle dan lower management hanya bersifat pasif dan hanya menjalankan kebijakan organisasi baik yang bersifat fundamental maupun teknis.
SOAL 7
Tentang Brainstorming
a. Pengertian Brainstorming
Brainstorming sudah lama dikenal sebagai teknik untuk mendapatkan ide-ide kreatif sebanyak mungkin dalam kelompok. Bagi yang belum mengenal brainstorming, teknik ini didasarkan atas empat syarat. Kelompok yang mengikuti brainstorming harus:
Menghasilkan ide-ide sebanyak mungkin
Menghasilkan ide-ide yang segila mungkin
Membangun ide dari ide-ide sebelumnya
Menghindari penilaian atas ide-ide yang dihasilkan
b. Kegunaan Brainstorming
- Dapat memperoleh beragam ide dan gagasan serta alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang.
- Menjadikan anggota organisasi atau sistem merasa lebih dihargai dan mendorong sense of belonging
c. Cara menyelenggarakan Brainstorming
1. Prinsip-prinsip umum dalam penyelenggaraan Brainstorming
Jangan mengkritik
Hilangkan segala hambatan dan biarkan jiwa dalam keadaan bebas dari ikatan
Hasilkan sebanyak mungkin gagasan
Rebut setiap kesempatan untuk menangkap gagasan-gagasan dari orang lain.
2. Penyelenggaraan Brainstorming.
Tahap Pertama adalah merumuskan kembali masalah.
tahap kedua adalah mengadakan pemanasan.
Tahap pelaksanaan
Tahap reduksi atau pemilihan satu atau dua ide yang kelihatannya “gila” dan “lucu” dan menggunakannya untuk menghasilkan lebih banyak gagasan.
Menganalisis, menyeleksi dan memodifikasi alternatif. Langkah ini dapat dilakukan dengan: (a) mereview dan memilih tiga alternatif paling potensial. (b) menulis deskripsi yang komplit dari tiga alternatif tersebut. (c) memilih dan memodifikasi alternatif yang terbaik.
SALAM HANGAT DARI AKU. UNTUK TEMEN2 S2 TEKNOLOGI PENDIDIKAN PARALEL 6
Soal 1
Pengertian dari:
a. Sistem adalah suatu totalitas struktur yang terdiri dari komponen-komponen dalam mana tiap-tiap komponen tersebut mempunyai fungsi khusus dan diantara mereka terdapat saling hubungan, interaksi, dan interdependensi yang secara bersama-sama menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama. (Soenarwan, 2008:8)
b. Pendekatan sistem adalah cara pemecahan masalah dengan memandang sesuatu sebagai satu kesatuan sistem yang utuh. Jujun s. Suriasumantri berpendapat bahwa pendekatan sistem dapat diartikan sebagai suatu cara berfikir dengan mempergunakan konsep sistem dalam mana obyek yang ditelaah dideskripsikan secara sistematik dan sistemik. Sedangkan menurut Soenarwan (2008:32) mengartikan pendekatan sistem sebagai suatu kerangka berfikir untuk memecahkan masalah secara sistemik dan sistematik dengan melibatkan semua komponen yang secara fungsional terlibat di dalamnya agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara efektif dan efisien.
c. Komponen adalah bagian dari suatu sistem secara keseluruhan yang memiliki fungsi atau tugas tertentu yang bekerja secara terpadu dalam pencapaian tujuan sistem secara keseluruhan.
d. Black Box adalah inti dari sebuah sistem atau kesatuan terkecil yang tidak dapat dibagi yang menurut anggapan teori sistem merupakan bagian dari kenyataan (Soenarwan:2008:36). Dr Winardi menyebut black box sebagai “atom” dari sebuah sistem.
e. Supra sistem adalah sebuah sistem besar yang melingkupi sistem-sistem kecil di dalamnya. Sistem-sistem kecil itu bekerja dalam hubungan yang lebih luas dengan lingkungannya. Supra sistem ini yang akan menerima atau menolak keluaran dari suatu sistem. Setiap sistem kecil harus memelihara dirinya sendiri dan menjamin mutu keluarannya agar dapat diterima oleh supra sistemnya.(Soenarwan,2008:11-12)
f. Entropi negatif menurut Katz dan Kahn adalah sebuah konsep tentang peningkatan tata tertib dalam organisasi agar supaya sistem dapat bertumbuh dan berkembang lebih baik (Soenarwan,2008:21). H
g. Ekuifinalitas adalah sistem yang dapat mencapai tujuan keadaan akhir yang sama dari keadaan awal yang sama sekali berbeda dengan maksudnya sekalipun komponen-komponen itu berangkat dari titik awal yang berbeda-beda namun titik akhirnya akan sama yaitu mendukung tercapianya satu tujuan (Von Bertalanty, 1940) (Soenarwan,2008:22). Dapat pula ekuifinalitas dinyatakan pencapaian tujuan dengan input-input yang berbeda-beda dan proses-proses atau metode-metode yang berbeda-beda, artinya tidak dapat cara tunggal yang baik dalam proses pencapaian tujuan. Biasanya terjadi pada sistem yang terbuka misalnya pada sistem sosial. (Soenarwan,2008:24)
h. Fragmentarik adalah konsep pemecahan masalah dengan membagi-bagi permasalahan dalam sub – sub masalah.
i. SKM atau sistem kegiatan manusia merupakan sistem yang menjadi pusat perhatian yang memiliki karakteristik:
SKM adalah suatu kumpulan manusia dan sumber-sumber lain yang diorganisasi ke dalam keseluruhan untuk mencapai tujuan.
Mempertahankan seperangkat hubungan di antara orang-orang yang ada di dalam sistem sepanjang waktu.
SKM bersifat terbuka terhadap lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan. Sifat dari hubungan dengan lingkungan adalah saling bergantung.
Sistem bertindak sebagai satu keseluruhan atau kesatuan ke arah dirinya sendiri dan oleh dirinya sendiri berkat adanya hubungan dan integrasi internal, sistem dapat mempertahankan dirinya sendiri.
j. Konvergen adalah memusat. Dalam kaitannya dengan pemecahan masalah, pendekatan konvergen merupakan pemecahan masalah dengan hanya memusatkan perhatian pada bagian tertentu tanpa melibatkan sistem secara keseluruhan.
k. PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technieque, yang merupakan alat penting dalam perencanaan dan pengendalian manajemen proyek dengan menyediakan metode pembuatan chart yang menggambarkan urutan saling hubungan kejadian-kejadian dalam suatu bentuk jaringan kerja sehingga anggota organisasi atau seseorang akan dengan mudah melihat urutan kejadian-kejadian serta mencatat kejadian mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan yang lain. (Soenarwan, 2008:301-302)
l. Slack atau kekenduran adalah kelebihan waktu yang tersedia dalam mencapai suatu event yang dihitung dari selisih jatah waktu yang maksismal diperkirakan atau ditetapkan untuk penyelesaian event (TL) dengan waktu yang diharapkan (TE). (Soenarwan:2008;305)
m. Waktu Optimistik yaitu perkiraan waktu yang paling singkat (minimum) untuk dapat menyelesaikan suatu tugas. (Soenarwan,2008:304)
n. CRINKER adalah singkatan dari creative thinker yaitu berfikir kreatif, artinya kemampuan menghasilkan banyak alternatif pemecahan masalah dan mengujicobakannya dan terus melakukan pengamatan untuk menemukan lebih banyak ide pemecahan masalah dengan membaca banyak buku,brainstorming dengan banyak pihak.
o. IEI adalah singkatan dari instrumen for evaluating innovations yaitu alat yang digunakan untuk menepis sejumlah inovasi yang potensial, bukan saja untuk menyeleksi tetapi juga mengadaptasi dan memodifikasi sejumlah alternatif agar dapat diimplementasikan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dimana organisasi itu berada. (Soenarwan, 2008:272).
SOAL 2
a. Alasan mengapa kita menggunakan cara pandang sistem dalam pemecahan masalah pendidikan
- Adanya kompleksitas permasalahan. Artinya munculnya sebuah permasalahan dalam pendidikan tidak hanya diletakkan pada satu bagian atau komponen harus dikaji dalam kacamata keseluruhan sistem. Satu permasalahan akan bertautan antar komponen dalam sebuah sistem. Misalnya rendahnya NEM siswa tentu tidak saja disebabkan oleh faktor siswa, namun harus dikaji secara holistik dalam kesatuan sistem.
- Parsialisme dalam pemecahan masalah lebih sering hanya memecahkan masalah secara tambal sulam, artinya terselesaikannya suatu masalah justru diikuti dengan munculnya permasalahan lain. Hal ini karena pemecahan masalah hanya terfokus pada satu komponen saja tanpa melihat keseluruhan komponen dalam sistem tersebut.
- Cara pandang sistem dapat membantu kita untuk memahami sifat dasar yanng sebenarnya dari pendidikan sebagai sebuah sistem kegiatan manusia yang kompleks, terbuka, dan dinamis yang berlangsung yang selalu berubah dan berinteraksi dengan berbagai macam sistem sosial yang lain.
- Cara pandang sistem berarti mengembangkan cara-cara mengetahu, memikirkan, dan berpikir kritis yang memperkuat kita untuk mengorganisasi sebuah pertanyaan penelitian yang komprehensif dan kapabel untuk dialamatkan kepada semua permasalahan mengenai praktik-praktik pendidikan. (Soenarwan,2008:52)
b. Langkah-langkah penggunaan cara pandang sistem dalam pemecahan masalah pendidikan
1. Tahap Pertama: Penyusunan Model.
Tahap ini dimulai dengan observasi terhadap berbagai macam sistem dan mengkaji perilaku mereka sehingga dapat mengenali karakteristik yang umumnya dimiliki oleh sebuah sistem yang disebut dengan KONSEP.
Menemukan bentuk saling hubungan antar sistem yang tertentu yang disebut dengan PRINSIP sistem umum.
Mencari hubungan diantara prinsip-prinsip dan mengorganisasikan prinsip-prinsip yang terkait menjadi skema konpsetual tertentu yang kita sebut MODEL SISTEM.
Dari tiga langkaah ini ditemukan tiga model sistem yaitu model lingkungan-sistem, model struktur/fungsi, dan model proses
2. Tahap ke dua: Internalisasi/aplikasi
Tahap ini dilakukan dengan mengintegrasikan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan model-model ke dalam pikiran kita dan mengaplikasikannya dalam kenyataan.
3. Tahap Ke Tiga: Klarifikasi.
Tahap ini merupakan tahap pemilahan dan pemililihan perangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip sistem yang paling pentinng dan umum yang memungkinkan untuk membuat praktis, situasional, dan penggunaan yang penuh makna, dengan melalui transformasi model-model umum dalam konteks sistem yang dipilih.
SOAL 3
a. Konsep GHantt Chart, PERT dan CPM
Ghantt Chart adalah
PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technieque, yang merupakan alat penting dalam perencanaan dan pengendalian manajemen proyek dengan menyediakan metode pembuatan chart yang menggambarkan urutan saling hubungan kejadian-kejadian dalam suatu bentuk jaringan kerja sehingga anggota organisasi atau seseorang akan dengan mudah melihat urutan kejadian-kejadian serta mencatat kejadian mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan yang lain. (Soenarwan, 2008:301-302)
CPM adalah singkatan dari critical Path Method yaitu Suatu alat bantu yang digunakan dimana waktu pengerjaannya dapat diawasi dengan menambah atau mengurangi sumber-sumber yang diperlukan. Critical Path Method (Metoda Jalur Kritis) dengan berbagai derivasi nya adalah salah satu tools dalam teknik penjadwalan . Manajemen Proyek yang dapat mengatasi persoalan dan pertanyaan di atas. Dari ratusan aktifitas proyek, mungkin hanya 20% saja yang harus diperhatikan prioritasnya karena aktifitas tersebut terletak pada jalur kritis. Jalur kritis adalah serangkaian aktifitas yang saling berurutan dari awal hingga akhir proyek yang jika salah satu atau lebih aktifitasnya terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara langsung. Dengan teridentifikasinya Jalur Kritis, maka kita bisa memonitor pekerjaan yang paling kritis yang paling berpengaruh pada jadwal proyek. Dengan jalur kritis pula kita bisa identifikasi aktifitas mana yang sebaiknya dipercepat pada program Fast Track. Dengan jalur kritis pula kita bisa menyusun Corrective Action dengan efek yang paling berpengaruh.
Fast Track, Konsep Dasar Secara umum, Fast Track adalah sebuah upaya untuk mempercepat penyelesaian proyek, apapun alasannya. Keputusan pelaksanaan Fast Track bisa dilakukan dengan:
1. Menambah waktu kerja
2. Menambah jumlah pekerja
3. Menambah jumlah peralatan
4. Merubah metoda konstruksi atau susunan jadwal
Dengan langkah-langkah di atas, umumnya usaha Fast track akan selalu berarti menambah biaya proyek. Persoalannya sekarang,bagaimana kita dapat melakukan Fast Track dengan biaya paling optimal. Analisa apa yang harus dilakukan untuk menghitung optimalisasi biaya tersebut. Apakah seluruh aktifitas harus dipercepat, ataukah cukup satu atau beberapa aktifitas saja?
Metoda penjadwalan Critical Path yang dipadukan dengan analisa sumberdaya dapat membantu analisa fast track yang optimal. Dengan Critical Path, kita dapat langsung mendapatkan aktifitas yang jika dipercepat dapat langsung berpengaruh pada durasi proyeksecara keseluruhan. Setiap hari yang dipercepat pada aktifitas jalur kritis dapat memberikan kontribusi yang sama dan langsung pada jadwal proyek. Sesuai konsep Critical Path, percepatan pada aktifitas Non Kritis tidak akan menghasilkan efek apapun pada keseluruhan jadwal proyek. Dengan pendekatan ini pula, Fast Track tidak harus berarti mempercepat seluruh pekerjaan yang sedang berlangsung pada proyek. Namun dari sekian banyak aktifitas pada jalur kritis, selanjutnya kita harus dapat memilih aktifitas yang dapat memberikan efek fast track terbesar tapi dengan biaya yang paling sedikit.
Namun, untuk optimalisasi ini akan ada suatu titik maksimal dimana setiap penambahan biaya atau sumberdaya apapun tidak akan memberikan pengaruh percepatan apapun, waalau dilakukan terhadap aktifitas pada jalur kritis. Titik ini disebut titik Crash Point.
Analisa Fast Track
Analisa optimalisasi Fast Track dilakukan dengan membandingkan _Cost Slope _ dari masing-masing aktifitas jalur kritis.
Cost Slope merupakan angka perbandingan antara biaya percepatan dengan percepatan yang dihasilkan. Fast Track optimal diperoleh pada Cost Slope paling rendah. Pada kondisi ini, kita akan mendapatkan percepatan dengan efek percepatan paling besar namun dengan biaya paling rendah, diantara semua jalur kritis.
b. Langkah-langkah menyusun Gantt Chart dan contoh Gantt Chart
1. Menganalisis proyek dengan jalan memecah proyek itu ke dalam komponen-komponen dalam bentuk kegiatan atau tugas.
2. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tugas dan memperoleh hasil yang diharapkan. Biasanya ditetapkan dalam hari atau minggu.
3. Mengorganisasi urutan pelaksanaan tugas yang akan mempermudah arus kerja lebih mudah, licin, dan paling ekonomis. Hasil-hasil yang diharapkan dari tugas –tugas tertentu mungkin menjadi masukan bagi tugas-tugas yang lain.
4. Membuat chart dengan jalan (1) mendaftar kegiatan atau tugas-tugas secara menegak pada sisi kiri chart, dan (2) menggambar bar secara mendatar yang menunjukkan jatah waktu yang diseddiakan untuk menyelesaikan suatu tugas atau kegiatan
5. Memberin nama judl Ghantt Chart yang menggambarkan isinya. (Soenarwan,2008:298)
Contoh Ghantt Chart dari gambar 13.2 hal 300
c. Deskripsi Gambar 13.3
Deskripsi Jaringan Kerja PERT dan CPM halaman 303
Jaringan PERT atau Program Evaluation and Review Technique dan CPM (Critical Path Method) merupakan alat yang penting dalam perencanaan dan pengendalian manajemen proyek. Keduanya digunakan dalam berbagai bentuk, dari yang sederhana hingga yang kompleks.
PERT dan CPM dikembangkan untuk menggambarkan urutan saling-hubungan kejadian-kejadia dalam sautu bentuk jaringan kerja. Dengan cara ini, seseorang akan dengan mudah melihar urutan/sekuen kejadian-kejadian, mencatat kejadian mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum yang lain dapat dimulai.
Dalam PERT ada dua simbol, yaitu:
1. Tanda menunjukkan kejadian/peristiwa/event. Event berarti mulainya suatu kegiatan atau selesainya suatu kegiatan. Jadi bukan pelaksanaan kegaitan itu sendiri.
2. Tanda panah () yang menunjukkan kegiatan yang dilakukan diantara dua kejadian dan juga saling hubungan yang berurutan di antara dua kejadian yang dihubungkan itu.
Dari gambar di atas dapat diberikan intepretasi bahwa
a. untuk menyelesaikan suatu permasalahan/pekerjaan dibagi dalam beberapa kegiatan utama yaitu kegiatan 1, 2, 3, 4,5,6,7,8,9, dan 10 yang semuanya dilakukan secara berurutan sesuai dalam gambar.
b. Selesainya kegiatan 1 (event 2),2 (event 4), dan 3 (event 3) merupakan prasayarat bagi dimulainya kegiatan 4, 6,8, dan 9
c. Selesainya Kegiatan 1 merupakan prasyarat dimulainya kegiatan 4 dan 6 artinya antara kegiatan 1 dengan kegiatan 4 dan 6 terdapat hubungan dan keberurutan.
d. Selesainya Kegiatan 2 merupakan prasyarat dimulainya kegiatan 7 dan 9
e. Kegiatan 4 dan 8 dengan garis-garis miring menunjukkan adanya keharusan menyelesaikan kegiatan tersebut tepat waktu. Karena akan berdampak pada dimulainya kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan 10 dan 5
f. Selesainya kegiatan 4 yang ditandai event 5, kegiatan 6 (event 4), kegiatan 8 (event 6), kegiatan 9 (event 6) merupakan tanda dimulai nya kegiatan 5,7 dan 10.
g. Selesainya kegiatan 5,7, dan 10 merupakan kegiatan terakhir dalam rangkaian penyelesaian permasalahan atau pekerjaan tersebut ditandai dengan event selesai.
SOAL 4
Pemrosesan input dalam SKP
SKP diciptakan dan diciptakan ulang oleh orang-orang yang berada dalam sebuah lingkungan sistemik agar dapat memenuhi keperluan untuk kegiatan-kegiatan pengaturan, menciptakan kondisi, memberikan kesempatan, sumber, dan situasi yang diperlukan individu-individu dan kelompok-kelompok agar dapat menguasai kegiatan belajar yang diinginkan dan mengembangkan potensi mereka secara penuh. Lingkungan sekitar dan orang-orang yang berada di alam sistem memberikan informasi mengenai hasil kegiatan belajar yang dinginkan atau diharapkan: mereka memberikan sumber/fasilitas dan informasi dan pengetahuan yang relevan dengan sistem. Semuanya merupakan INPUT yang ditangani oleh pemrosesan input. Terdapat empat proses input yang menonjol:
Proses INTERAKSI yang menciptakan sebuah hubungan kerja antara SKP dan lingkungan sekitar serta suprasistem.
Proses INDENTIFIKASI dengan mana relevansi input dengan SKP dinilai dan dibangun.
INTRODUKSI input yanng relevan dengan sistem bagi transformasi yang menimbulkan AKTIVITAS sistem.
BIMBINGAN/MANAJEMEN yang disumbangkan oleh proses umpan balik/penyesuaian mengawasi proses input.
SOAL 5
Aplikasi Pendekatan SISTEM untuk perbaikan pendidikan Indonesia
Penjelasan Chart
Dalam bidang perencanaan pendidikan, element-elemen dalam chart dapat diartikan sebagai berikut:
a. Kebutuhan : merupakan kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam masyarakat terkait dengan pendidikan. Hal ini dapat berupa buta huruf, pertumbuhan penduduk, kualitas outcome, industrialisasi, komunikasi dan sebagainya yanng harus direspon oleh dunia pendidikan.
b. Tujuan dapat menunjuk pada tujuan-tujuan program pendidikan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat seperti peningkatan ketrampilan dan kemampuan seluruh warga negara dalam hal membaca, KB, kesehatan, agama dan lain-lain
c. Sumber dan Kendala dapat mencakup faktor-faktor pendukung dan penghambat seperti pembiayaan, kebijakan, adat kebiasaan, instruktur yang terlatih, keterbatasan sarana pendidikan, kendala waktu daln sebagainya.
d. Alternatif –alternatif menunjuk pada program-program inovasi pendidikan. Adanya pilihan-pilihan solusi yang spesifik dan signifikan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
e. Analisa Alternatif bermaksud adanya kegiatan dan proses seleksi terhadap berbagai ide inovasi pendidikan untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga ditemukan alternatif yang paling tepat dalam mengatasi kendala dan pencapaian tujuan pendidkan.
f. Kriteria pemilihan alternatif memberikan arah pada perlunya berbagai pertimbangan dan parameter yang tepat dalam menilai dan mempertimbangkan pemilihan alternatif yang akan di ambil dan ditindaklanjuti.
g. Keputusan menunjuk adannya penetapan satu alternatif yang akan diimplementasikan.
h. Rencana implementasi menunjuk adanya persiapan untuk mengimplementasikan ide atau inovasi baru.
i. Evaluasi menunjuk kepada adanya kegiatan penilaian terhadap implementasi alternatif/inovasi. Evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk evaluasi proses dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi tersebut memiliki dua kemungkinan yaitu hasil positif, artinya penerapan alternatif/inovasi sesuai harapan yaitu penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan pendidikan maka inovasi tersebut dapat diimplementasikan lanjut. Kemungkinan kedua, alternatif/inovasi yang diimplementasikan tidak sesuai dengan tujuan awal, yaitu menyelesaikan masalah pendidikan atau tidak dapat mencapai tujuan pendidikan, maka implementasi alternatif tersebut dihentikan.
j. Umpan balik menunjuk pada hasil evaluasi. Dampak postif dan negatif dari penerapan alternatif, juga kendala-kendala yang muncul menjadi masukan dan umpan balik bagi insan pendidikan untuk kembali ke proses awal analisis pemecahan masalah pendidikan.
SOAL 6
Pengertian MBO
MBO atau manejemen berdasarkan sasaran adalah suatu strategi perencanaan agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan oleh pimpinan dan para anggota organisasi yang dipimpinnya. Di dalam MBO terdapat proses dimana manajer tingkat bawah hingga tingkat atas dalam organisai:
a. Bersama-sama mengidentifikasi tujuan bersama
b. Menentukan daerah tanggung jawab utama masing-masing individu yang berhubungan dengan hasil-hasil yang diharapkan darinya,
c. Menggunakan ukuran-ukuran itu sebagai petunjuk untuk berjalannya sebuah unit kerja dan memperkirakan kontribusi dari masing-masing anggota.
Tujuan dari MBO adalah menyederhanakan dan juga memperjelas proses operasi manajerial yang berlangsung dalam suatu organisasi.
Cara Kerja MBO
Cara kerja MBO mempunyai proses lima fase:
a. Fase mengisolasi tujuan
Fase ini meliputi kegiatan identifikasi hasil secara sistematik dan berhati-hati yang diperlukan oleh organisasi untuk pertahanan hidupnya, pertumbuhannya, perbaikannya, dan pemecahan masalahnya.
Hal-hal yang perlu diidentifikasi antara lain kondisi objektif organisasi saat ini atau SWOT analysis yaitu kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman bagi organisasi
Sedangkan hasil dari fase ini adalah adanya daftar dari tujuan-tujuan potensial yang menarik dan diperlukan.
b. Fase merumuskan tujuan
Setelah daftar dari tujuan-tujuan potensial yang menarik dan diperlukan maka diperlukan langkah selanjutnya yaitu merumuskan tujuan organisasi. Dalam proses perumusan tujuan ini melibatkan tim manajemen dan sumber-sumbernya melalui suatu bentuk partisipasi sampai suatu stetemen atau perumusan tujuan yang formal tersusun. Tujuan formal ini harus tertulils dan dikomunikasikan dan didukung oleh semua level manajemen.
c. Fase memvalidasi tujuan
Fase ini merupakan kegiatan menentukan kepercayaan yang mungkin telah dimiliki oleh individu, departemen atau organisasi yanng menyatakan bahwa tujuan dapat tercapai dalam waktu yang telah ditetapkan. Hasil dari validasi tujuan ini adalah pernyataan komitmen yang divalidasi.
d. Fase mengimplementasikan tujuan
Jika validasi tujuan dan komitmen sudah dilaksanakan maka masing-masing bagian atau komponen dalam organisasi mulai menyusun jadwal atau rencana kerja.
e. Fase mengontrol dan melaporkan status tujuan
Pada akhir tahun seluruh hasil karya dari bagian-bagian dievaluasi kembali bersama atasan. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi atau sasaran yang tidak tercapai diteliti penyebabnya. Dan akhirnya disusun kembali sasaran dan rencana untuk tahun berikutnya serta disertai saran-saran perbaikan apabila perlu.
Perbandingan antara MBO dan MBC
MBC atau management by control adalah strategi perencanaan organisasi yang hanya melibatkan top management level dengan meniadakan partisipasi anggota organisasi yang lain (middle and lower levels management)
Disinilah letak perbedaan antara MBO dengan MBC yaitu pada member’s participation dalam penetapan perencanaan hingga evaluasi aktivitas organisasi. MBC menekankan pada pentingnya top management sebagai pihak yang paling tahu dan paling memahami kemana arah organisasi akan dituju. Pihak middle dan lower management hanya bersifat pasif dan hanya menjalankan kebijakan organisasi baik yang bersifat fundamental maupun teknis.
SOAL 7
Tentang Brainstorming
a. Pengertian Brainstorming
Brainstorming sudah lama dikenal sebagai teknik untuk mendapatkan ide-ide kreatif sebanyak mungkin dalam kelompok. Bagi yang belum mengenal brainstorming, teknik ini didasarkan atas empat syarat. Kelompok yang mengikuti brainstorming harus:
Menghasilkan ide-ide sebanyak mungkin
Menghasilkan ide-ide yang segila mungkin
Membangun ide dari ide-ide sebelumnya
Menghindari penilaian atas ide-ide yang dihasilkan
b. Kegunaan Brainstorming
- Dapat memperoleh beragam ide dan gagasan serta alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang.
- Menjadikan anggota organisasi atau sistem merasa lebih dihargai dan mendorong sense of belonging
c. Cara menyelenggarakan Brainstorming
1. Prinsip-prinsip umum dalam penyelenggaraan Brainstorming
Jangan mengkritik
Hilangkan segala hambatan dan biarkan jiwa dalam keadaan bebas dari ikatan
Hasilkan sebanyak mungkin gagasan
Rebut setiap kesempatan untuk menangkap gagasan-gagasan dari orang lain.
2. Penyelenggaraan Brainstorming.
Tahap Pertama adalah merumuskan kembali masalah.
tahap kedua adalah mengadakan pemanasan.
Tahap pelaksanaan
Tahap reduksi atau pemilihan satu atau dua ide yang kelihatannya “gila” dan “lucu” dan menggunakannya untuk menghasilkan lebih banyak gagasan.
Menganalisis, menyeleksi dan memodifikasi alternatif. Langkah ini dapat dilakukan dengan: (a) mereview dan memilih tiga alternatif paling potensial. (b) menulis deskripsi yang komplit dari tiga alternatif tersebut. (c) memilih dan memodifikasi alternatif yang terbaik.