Modul SMK, Akuntansi, Keislaman, Tarbiyah, Motivasi dan Inspirasi

Pemuda itu,
Imannya sungguh kental
Akidahnya amat perkasa
Tak jatuh apabila dibedil bertubi-tubi
Tak lemah apabila diuji bertalu-talu
Hidayah terus bertambah
Nur terus bersinar
Sinar yang tak sirna


Pemuda itu,
Hati mereka diikat Rabb
Ikatan yang tak bisa terurai
Atas nama ukhuwwah islamiyyah
Atas prinsip kesatuan akidah
Walau badai menimpa
Kendati taufan menyerang
Ribat tetap ampuh









Pemuda itu,
Dituduh sebagai pemberontak
Difitnah sebagai penderhaka
Dimurka sang raja angkuh mengaku tuhan
Dikecam pengecut di dalam istana
Lalu mereka bangkit serentak,
Bersuara senada, seirama
Tuhan kami Pemilik langit dan bumi
Kami tak berharap selain daripada-Nya


Pemuda itu,
Kini hanya tinggal sejarah
Menjadi cerita motivasi yang hanya bernilai ilusi
Tinggal harapan di dada para pencinta perjuangan
Entah jadi, entahkan tidak
Makin ampuh ataupun makin rapuh
Semuanya tinggal persoalan
Masih menunggu jawapan


Aku mahu memberi jawapan
Aku mahu memberi keputusan
Demi satu perjuangan
Ya, akulah penerus generasi pemuda itu!



On Label: | 0 Comment

Dalam kesunyian jalan
Diriku tersilap memilih kawan
Apa yang kufikirkan hanyalah keseronokan
Keseronokan yang berlawanan dengan iman
Keseronokan yang akan mencelakakan masa depan



Dalam kesunyian jalan
Diriku tersilap memilih kawan
Apa yang kufikirkan hanyalah keseronokan
Keseronokan yang berlawanan dengan iman
Keseronokan yang akan mencelakakan masa depan


Akhirnya aku tersedar
Jalan itu tak diredhai tuhan
Akan menodai kehidupan
Membenih kebuntuan
Menjanjikan kesusahan


Lalu muncul dirimu teman
Datang memberikan harapan
Memberikan bimbingan
Menghadiahkan dorongan
Berkongsi pengalaman


Kumasih ingat,
Tika itu aku masih dalam kekusutan
Aku memandang ke hadapan
Inikah jalan?
Dikaukah teman?


Namun, kau terus memimpin diriku
Walau jalan itu berliku-liku
Jauhnya beribu batu
Membuatkan diriku terharu
Mengajar diriku erti syukur




Hari ini baru kutahu
Baru kukenal
Ya, inilah jalannya
Dikaulah temanku
Kusayangi dimu teman
Kucintaimu semanis madu



On Label: | 0 Comment

Aku hanyalah insan biasa, mudah lupa, mudah alpa
Terlanjur bicara, tersilap kata
Mungkin niatku, hasratku sejernih permata
Tapi, kuakui tindakanku keruh


Aku hanyalah insan biasa, mudah lupa, mudah alpa
Terlanjur bicara, tersilap kata
Mungkin niatku, hasratku sejernih permata
Tapi, kuakui tindakanku keruh
Nilai hikmahku akhirnya terlucut
Kesabaran tenggelam di dalam kemarahan
Tinggalah kesulitan yang berhiaskan kebenaran
Minda berprasangka liar
Jiwa berkecamuk pincang
Akal seolah-olah sudah pitam
Aku lemas dalam amarah
Lantas aku bangkit, lagakmu kuungkit
Atas alasan mencegah kemungkaran
Engkau kalah aku menang
Aku kalah engkau menang
Pertandingan yang tiada berkesudahan
Perlawanan yang hanya bernatijahkan kalah menang
Daie berjalan penuh kemegahan
Mad’u pula lari bertempiaran
Ayuh muhasabah sebelum senja menjelang
“Adakah aku penghukum ataupun penyeru?”
“Ke manakah destinasi yang ingin dituju?”
“Kenapa bukannya aku menang, dia pun menang?”
Jawab! Jawab! Jawab!
Jawab sebelum matahari terbenam
Kerna kini hanyalah gerhana bersinggah
Alangkah payah memuaskan hati insan
Sebagaimana nabi saw memberikan teladan
Pesan pada diri, rakan dan taulan
Didiklah iman, kawallah kemarahan
Mencegah kemungkaran satu seni kehidupan
Bukannya proses menjatuhkan hukuman
Ingatkan pada diri, kita penyeru bukannya penghukum!


On Label: | 0 Comment

Egonya aku,
Semua perkara aku tahu
Semua laman aku lalu
Semua orang aku tipu

Aku tipu,
Aku tidak mengapa, ujarku
Aku boleh buat sendiri, bicaraku
Setakat ini aku masih mampu, tambahku
Aku tahu apa yang kamu tidak tahu

Aku mempunyai teman, tetapi hanya sebagai simpanan
Aku tempat diadu masalah bukannya mereka aku adu
Aku menahan pedih sendirian, tidak mahu dirawat kerna malu
Iyalah, aku pemimpin dan mereka dipimpin
Aku di atas, mereka di bawah
Aku panglima, mereka tentera
Takkanlah aku mahu mencabut mahkota, mendengar mereka berkata-kata
Tidak mungkin

Egonya aku,
Kutangisi masalah sendirian
Sesekali, kuadu kepada tuhan
Merenung, masih tidak membuat perkongsian
Kononnya bimbang, izzahku merudum sebagai pimpinan
Alasanku, tidak mahu teman dalam kebimbangan
Lalu kuberjalan sambil menahan sebak, memikul beban yang bertindan

Maafkan aku teman,
Ampunkan diriku wahai abang,
Kuakui dadaku pedih malam dan siang
Tidak terluah, dengan pelbagai alasan
Kekadang terfikir, alangkah indahnya jika aku hanyalah di hujung barisan
Bukannya di depan, apatah lagi sebagai perancang
Ya tuhan, berikan aku kekuatan
Syukur kepadamu, aku masih berteman

Ya tuhan,
Ampunkanlah mereka yang telah melakukan kesilapan
Silapnya mereka memberikan aku pujian
Aku lebih layak menerima cercaan
Kerna aku bukannya insan yang tahan cabaran

Ampunkan aku jua, atas apa yang mereka katakan
Terimalah taubatku, atas dosaku yang mereka tidak berpengetahuan
Jadikanlah aku lebih baik daripada apa yang mereka sangkakan
Semoga selamat aku meneruskan pelayaran..




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment

On | 0 Comment

Sesungguhnya da'wah menjadi tinggi dan mulia dengan ketinggian dan kemuliaan pendukungnya. Harakah Ikhwan mengakui, hal positif dan negatif dari manhaj teoritisnya yang dapat diambil pada buku-buku yang sudah disebarluaskan, bagaimana tingkat ketsiqahan anggotanya terhadap manhaj. Diantaranya adalah menganalisa suatu masalah, sebagaimana terlihat dalam sikap dan tindakan mereka.



On Label: | 0 Comment

HP dan Anak Remaja Indonesia

Di sebuah ruang tunggu dokter gigi. Seorang ibu dan anak duduk berdampingan. Si ibu terlihat marenung, entah mungkin menahan sakit. Si anak-seorang gadiis remaja- asyik mengutak-atik HP nya. Bahkan ketika si ibu hendak minum, dia mengambilnya sendiri dengan gontai sementara si anak masih tetap asyik. Selama masa menunggu itu, takada percakapan diantara mereka. Sepi, hanya ada suara jari-jari yang sibuk.


Di sebuah angkutan umum. Seorang ibu dengan dua anak dan barang bawaannya naik angkutan dengan kerepotan. Seorang anak berseragam sekolah dasar duduk tepat di pintu masuk. Tangannya sibuk dengan sebuah HP. Tak ada reaksi dari anak itu melihat kerepotan si ibu. Jangankan inisiatif untuk membantu, menggeser duduknya saja tidak. Jari-jarinya masih terus sibuk.

Di halaman sebuah kampus. Hujan baru saja turun. Pasangan suami istri dan seorang anak balitanya ikut berteduh. Si anak merengek minta duduk. Tapi sayang, tempat duduk sudah penuh mahasiswa yang juga tengah berteduh. dan mereka semua menggenggam HP. Semuanyapun larut konsentrasi dengan HP mereka. Bahkan rengekan si anak yang berubah menjadi tangisan tak menggoyahkan mereka. Jari-jari mereka tetap sibuk.

Di sebuah warung kecil. Seorang ibu akan membeli beberapa bumbu dapur. Sementara si gadis penunggu warung sedang sibuk dengan HP-nya. Beberapa kali dia salah memberi barang yang diminta si ibu. Si ibupun sudah terlihat kesal. Dan si gadis penjaga warung itu masih saja sibuk dengan HP nya.

Empat ilustrasi di atas bukan sebuah rekaan atau bikinan semata. Tapi kejadian-kejadian yang memang nyata terjadi di sekeliling kita, bahkan mungkin sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, dalam bentuknya yang lain. Inilah gambaran paling nyata dan terdekat dengan kondisi remaja kita sekarang ini. Ya, remaja-remaja Indonesia telah berubah menjadi generasi yang begitu gandrung dengan HP—entah itu sekadar ber-SMS ria ataupun yang lebih banyak ber-Facebook-an.

Pemandangan ini niscaya kita temukan di mana saja dan kapan saja. Siang dan malam, di jalanan, di pinggir sekolah, di pelataran parkir, di dalam angkot, di tempat penungguan, di halte bis, dan sebagainya. Mau tidak mau HP telah mengubah wajah remaja kita sekarang ini.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam dua tahun belakangan ini harga HP memang sangat terjangkau. Hanya dengan bilangan ratusan ribu rupiah saja, sudah bisa mendapatkan HP yang bisa mengakses internet. Hampir tidak ada remaja yang tak memiliki HP sekarang ini.

Dan harus kita ketahui, di tangan remaja Indonesia sekarang ini, HP telah bergeser fungsinya menjadi sesuatu yang membatasi mereka dalam dunia yang sendirian. Bahkan ketika mereka nongkrong atau kumpul sesama mereka pun, mereka tenggelam asyik dengan HP mereka (kalau sudah begini, apa artinya lagi bersosialisasi secara nyata?). Mereka menjadi pribadi-pribadi yang individualis dan sedikit demi sedikit, rasa empati terhadap sekeliling mereka tergerus. Belum lama ini di sebuah stasiun televisi swasta ada satu iklan yang memperlihatkan seorang anak remaja yang terus-menerus memainkan HP-nya sampai-sampai kemudian dia tidak tahu ada dimana dia berada.

Sekarang, coba sejenak mungkin lihat anak-anak, atau-atau adik kita yang beranjak remaja: ketika mereka berinteraksi dengan HP-nya, seberapa intens? Adakah mereka menjadi sangat tergantung dan terus-menerus memainkan HP-nya? Jika iya, ada baiknya mungkin kita mulai membatasi mereka (atau diri kita sendiri?) dalam berinteraksi dengan HP. (umi/sa)

On Label: | 0 Comment

AYAT-AYAT ALLAH DALAM GEMPA SUMATRA BARAT
Jumat, 02/10/2009 15:06 WIB Cetak | Kirim | RSS
Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan kota Padang dan sekitarnya pukul 17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa susulan terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul 08.52.

AYAT-AYAT ALLAH DALAM GEMPA SUMATRA BARAT
Jumat, 02/10/2009 15:06 WIB Cetak | Kirim | RSS
Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan kota Padang dan sekitarnya pukul 17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa susulan terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul 08.52.
Adalah ketetapan Allah Swt jika bencana ini bertepatan dengan beberapa momentum besar bangsa Indonesia, dulu dan sekarang:
Pertama, tanggal 1 Oktober merupakan hari pelantikan anggota DPR dan DPD periode 2009-2014 yang menuai kontroversi. Acara seremonial yang sebenarnya bisa dilaksanakan dengan amat sederhana itu ternyata memboroskan uang rakyat lebih dari 70 miliar rupiah. Hal ini dilakukan di tengah berbagai musibah yang mengguncang bangsa ini. Dan kenyataan ini membuktikan jika para pejabat itu tidak memiliki empati sama sekali terhadap nasib rakyat yang kian hari kian susah.
Bukan mustahil, banyak kaum mustadh’afin yang berdoa kepada Allah Swt agar menunjukkan kebesaran-Nya kepada para pejabat negara ini agar mau bersikap amanah dan tidak bertindak bagaikan segerombolan perampok terhadap uang umat.
Satu lagi, siapa pun yang berkunjung ke Gedung DPR di saat hari pelantikan tersebut akan mencium aroma kematian di mana-mana. Entah mengapa, pihak panitia begitu royal menyebar rangkaian bunga Melati di setiap sudut gedung tersebut. Bunga Melati memang bunga yang biasanya mengiringi acara-acara sakral di negeri ini, seperti pesta perkawinan dan sebagainya. Namun agaknya mereka lupa jika bunga Melati juga biasa dipakai dalam acara-acara berkabung atau kematian.
Kedua, 44 tahun lalu, tanggal 30 September dan 1 Oktober 1965 merupakan tonggak bersejarah bagi perjalanan bangsa dan negara ini. Pada tanggal itulah awal dari kejatuhan Soekarno dan berkuasanya Jenderal Suharto. Pergantian kekuasaan yang di Barat dikenal dengan sebutan Coup de’ Etat Jenderal Suharto ini, telah membunuh Indonesia yang mandiri dan revolusioner di zaman Soekarno, anti kepada neo kolonialisme dan neo imperialisme (Nekolim), menjadi Indonesia yang terjajah kembali. Suharto telah membawa kembali bangsa ini ke mulut para pelayan Dajjal, agen-agen Yahudi Internasional, yang berkumpul di Washington.
Gempa dan Ayat-Ayat Allah Swt
Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula dengan musibah bernama gempa bumi. Hanya berseling sehari setelah kejadian, beredar kabar—di antaranya lewat pesan singkat—yang mengkaitkan waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an.
“Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt. Demikian ayatayat Allah Swt tersebut:
17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Ini tentu sangat menarik.
Gaya hidup bermewah-mewah seolah disimbolisasikan dengan acara pelantikan anggota DPR yang memang WAH. Kedurhakaan bisa jadi disimbolkan oleh tidak ditunaikannya amanah umat selama ini oleh para penguasa, namun juga tidak tertutup kemungkinan kedurhakaan kita sendiri yang masih banyak yang lalai dengan ayat-ayat Allah atau malah menjadikan agama Allah sekadar sebagai komoditas untuk meraih kehidupan duniawi dengan segala kelezatannya (yang sebenarnya menipu).
Dan yang terakhir, terkait dengan “Fir’aun dan para pengikutnya”, percaya atau tidak, para pemimpin dunia sekarang ini yang tergabung dalam kelompok Globalis (mencita-citakan The New World Order) seperti Dinasti Bush, Dinasti Rotschild, Dinasti Rockefeller, Dinasti Windsor, dan para tokoh Luciferian lainnya yang tergabung dalam Bilderberg Group, Bohemian Groove, Freemasonry, Trilateral Commission (ada lima tokoh Indonesia sebagai anggotanya), sesungguhnya masih memiliki ikatan darah dengan Firaun Mesir (!).
David Icke yang dengan tekun selama bertahun-tahun menelisik garis darah Firaun ke masa sekarang, dalam bukunya “The Biggest Secret”, menemukan bukti jika darah Firaun memang menaliri tokoh-tokoh Luciferian sekarang ini seperti yang telah disebutkan di atas. Bagi yang ingin menelusuri gais darah Fir’aun tersebut hingga ke Dinasti Bush, silakan cari di www.davidicke.com (Piso-Bush Genealogy), dan ada pula di New England Historical Genealogy Society.
Nah, bukan rahasia lagi jika Pemilu 2009 kemarin—terlepas dari curang tidaknya proses demokrasi tersebut—telah menggolkan satu pasangan yang sangat patuh melayani kubu The New World Order untuk berkuasa kembali di negeri ini lima tahun ke depan. Padahal jelas-jelas, kubu The New World Order memiliki garis darah dengan Firaun. Kelompok Globalis-Luciferian inilah yang mungkin dimaksudkan Allah Swt dalam QS. Al Anfaal ayat 52 di atas. Dan bagi pendukung pasangan ini, mungkin bisa disebut sebagai “…pengikut-pengikutnya.”
Dengan adanya berbagai “kebetulan” yang Allah Swt sampaikan dalam musibah gempa kemarin ini, Allah Swt jelas hendak mengingatkan kita semua. Apakah semua “kebetulan” itu sekadar sebuah “kebetulan” semata tanpa pesan yang berarti? Apakah pesan Allah Swt itu akan mengubah kita semua agar lebih taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Atau malah kita semua sama sekali tidak perduli, bahkan menertawakan semua pesan ini sebagaimana dahulu kaum kafir Quraiys menertawakan dakwah Rasulullah Saw? Semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam bishawab. (Ridyasmara)



On Label: | 0 Comment

Artikel Populer

Akuntansi, Pajak, Accurate, Tarbiyah dan Dakwah

FB _Q

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog