Modul SMK, Akuntansi, Keislaman, Tarbiyah, Motivasi dan Inspirasi


CARA DOWNLOAD
NANTI AKAN MUNCUL GOOGLEDOC
TULISKAN ALAMAT EMAIL SAUDARA DAN PASWORDNYA
JIKA SAHABAT TIDAK PUNYA EMAIL
SILAKAN TULIS
MUSTPRAM@TELKOM.NET
PASWORD: YO7KPRAMONO
SELAMAT MENIKMATI

On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment

Para sedulur TP, mohon ngapunten alias minta maaf karena keterlambatan up load soal ini, karena ada kesalahan teknis.

SOAL UJIAN
( TAKE HOME EXAMINATION )
a. Mata kuliah : Pengembangan kepemimpinan dalam pendidikan
b. Pengampu : Prof. Em.Dr. Sunarwan
c. Program studi : Teknologi Pendidikan

1. Berikan pengertian saudara akan istilah-istilah berikut ini:
a. Leader dan Leadership
b. Management dan manager
c. Administrasi
Jelaskan hubungan istilah-istilah tersebut dalam teori atau pemahaman”dua sisi dari satu mata uang” seperti terdapat dalam buku A.T. Su;istani dengan paham”lingkaran”seperti terdapat dalam buku Wahyosumidjo!
Menurut saudara mana yang lebih sesuai dalam system kepemimpinan manajemen berbasis sekolah sekarang ini dan bagaimana pelaksanaannya?

2. Jelaskan pengertian saudara akan istilah-istilah : Visi, Missi, Strategi dan SWOT!
Bagaimana implementasi hubungan diantara ke empat istilah tersebut bagi seorang kepala sekolah?

3. Bandingkan kepemimpinan teori sifat dengan kepemimpinan teori perilaku, mana yang lebih teoritis dan mana yang lebih empiris? Tunjukkan bultinya disertai contoh.

4. Bandingkan teori konsiderasi dan struktur inisiasi dengan teori grafik kepemimpinan! Secara empiric mana teori yang lebih sering atau banyak terjadi dalam system kepemimpinan kepala sekolah di Indonesia

5. Bahaslah teori kepemimpinan menurut situasi dengan cara mengaitkan gambar 10,11,12 dan 18! Dapatkah teori ini sebagai landasan implementasi semboyan/jargon”ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” bagaimana caranya jelaskan

6. Jelaskan apa yang dimaksud leadership continuum disertai contohnya!

7. Bahaslah beberapa teori Motive dan Motivasi kemudian pilihlah satu teori yang applikabel(ingat rumus P=f(m,k,p) untuk mendorong warga sekolah mewujudkan SEKOLAH UNGGULAN ditempat saudara bekerja!
Surakarta , juli 2009

Catatan 1.
1. Lembar jawaban diketik atau ditulis dengan jelas dan mudah dibaca!
2. Waktu mengerjakan 5 hari sejak diterimakannya soal ini
3. Lembar jawaban dikumpulkan oleh ketua kelas dan mengirimnya ke alamat Jl. MH. Tamrin no 20 solo
4. Dua lembar dari dua orang yang persis sama tak akan dinilai.



On Label: | 0 Comment

Siang tadi, saya diminta oleh Kelompok Peneliti Muda (KPM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk menjadi pembicara Seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di aula perpustakaan UNJ. Tadinya saya berpikir paling-paling yang datang hanya sedikit dan tidak lebih dari 20 orang mahasiswa. Namun perkiraan saya meleset. Ternyata yang datang ke seminar itu cukup banyak. Bila dihitung dengan panitianya bisa lebih dari 100 orang-an.


Beberapa Alasan Kenapa Guru Malas Meneliti
Thursday, January 22, 2009 1:18
Posted in category Penelitian by: wijayalabs

Siang tadi, saya diminta oleh Kelompok Peneliti Muda (KPM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk menjadi pembicara Seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di aula perpustakaan UNJ. Tadinya saya berpikir paling-paling yang datang hanya sedikit dan tidak lebih dari 20 orang mahasiswa. Namun perkiraan saya meleset. Ternyata yang datang ke seminar itu cukup banyak. Bila dihitung dengan panitianya bisa lebih dari 100 orang-an.

Karena telah terbiasa menjadi pembicara seminar di tingkat nasional, saya langsung merubah strategi presentasi saya. Cuplikan Film “Untuk Sebuah Perjuangan” hasil karya anak-anak SMP Labschool Jakarta saya putar lebih dulu. Hasilnya lumayan berhasil sehingga dapat menggiring dan memotivasi peserta (yang umumnya para guru di DKI Jakarta) untuk melaksanakan penelitian yang membutuhkan sebuah perjuangan.

Perjuangan yang paling berat itu adalah mengalahkan kemalasan diri ketika mau memulai meneliti. Meneliti di kelasnya sendiri untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya. Itulah yang menjadi topik presentasi saya “Kenapa guru Takut melakukan PTK”.

Dalam presentasi saya, Ada beberapa alasan kenapa guru takut melaksanakan penelitian di kelasnya sendiri melalui PTK. Beberapa alasan-alasan itu adalah:

1.Guru kurang memahami profesi guru

Profesi guru adalah profesi yang sangat mulia. Para guru hendaknya menyadari profesi mulia ini. Guru harus dapat memahami peran dan fungsi guru di sekolah. Guru sekarang bukan hanya guru yang mampu mentransfer ilmunya dengan baik, tetapi juga mampu digugu dan ditiru untuk memberikan tauladan yang tidak hanya sebatas ucapan tapi juga tindakan.

Dengan adanya sertifikasi guru, maka profesi guru sekarang ini sudah sejajar dengan profesi lainnya. Sehingga banyak sarjana non kependidikan yang mendaftarkan diri untuk menjadi guru.

Profesi guru adalah profesi yang bukan hanya mulia dimata manusia, tetapi juga di mata Allah Karena itu guru harus dapat mengajar dan mendidik dengan hatinya agar dapat menjadi mulia. Hati yang bersih dan suci akan terpancar dari wajahnya yang selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya ( Salam, Sapa, Sopan, Senyum, dan Sabar).

2. Guru malas membaca buku dan malas menulis

Masih banyak guru yang malas membaca. Padahal dari membaca itulah akan terbuka wawasan yang luas dari para guru. Kesibukan-kesibukan mengajar membuat guru merasa kurang sekali waktu untuk membaca. Ini nyata, dan terjadi di sekolah kita. Bukan hanya di sekolah, di rumah pun banyak guru yang malas membaca. Guru harus dapat melawan kebiasaan malas membaca. Ingatlah dengan membaca kita dapat membuka jendela dunia.

Pengalaman mengatakan, siapa yang rajin membaca, maka ia akan kaya akan ilmu, namun bila kita malas membaca, maka kemiskinan ilmu akan terasa. Guru yang rajin membaca, otaknya ibarat mesin pencari google di internet. Bila ada siswa yang bertanya, memori otaknya langsung bekerja mencari dan menjawab pertanyaan para siswanya dengan cepat dan benar.

Sudah bisa dipastikan bila guru malas membaca, maka akan malas pula untuk menulis. Menulis dan membaca seperti kepingan uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Guru yang terbiasa membaca, maka ia akan terbiasa menulis. Dari membaca itulah guru mampu membuat kesimpulan dari apa yang dibacanya, kemudian kesimpulan itu ia tuliskan kembali dalam gaya bahasanya sendiri.

Menulis itu ibarat pisau yang harus sering diasah. Guru yang rajin menulis, maka ia mempunyai kekuatan tulisan yang sangat tajam, layaknya sebilah pisau. Tulisannya sangat menyentuh hati, dan bermakna. Runut serta mudah dicerna bagi siapa saja yang membacanya.

3. Guru kurang sensitif terhadap waktu dan terjebak dalam rutinitas kerja

Bagi guru yang kurang memanfaatkan waktunya dengan baik, maka tidak akan banyak prestasi yang ia raih dalam hidupnya. Dia akan terbunuh oleh waktu yang ia sia-siakan. Karena itu guru harus sensitif terhadap waktu. Terjaga dari sesuatu yang kurang bermanfaat.

Saat kita memuliakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang mulia. Karena itu, kualitas seorang guru terlihat dari cara ia memperlakukan waktu dengan baik. Guru yang sukses dalam hidupnya adalah yang pandai memanage waktu dengan baik. Waktunya benar-benar sangat berharga dan berkualitas. Setiap waktunya terprogram dengan baik.

Guru harus pandai mengatur rutinitas kerjanya. Jangan sampai guru terjebak sendiri dengan rutinitasnya yang justru tidak menghantarkan dia menjadi guru yang dapat diteladani anak didiknya. Guru harus pandai mensiasati pembagian waktu kerjanya. Buatlah jadwal yang terencana. Buang kebiasan-kebiasaan yang membawa guru untuk tidak terjebak di dalam rutinitas kerja, misalnya: membuat diari atau catatan harian yang ditulis dalam agenda guru, atau di dalam blog internet, dan lain-lain.

Rutinitas kerja tanpa sadar membuat guru telah terpola menjadi guru yang kurang berkualitas. Hari-harinya diisi hanya untuk mengajar saja. Dia tidak mendidik anak didiknya dengan hati. Waktunya di sekolah hanya sebatas sebagai tugas rutin mengajar yang tidak punya nilai apa-apa. Guru hanya melakukan transfer of knowledge. Tak ada upaya untuk keluar dari rutinitas kerjanya yang sudah membosankan. Bahkan sampai saatnya memasuki pensiun.

4.Guru kurang kreatif dan inovatif serta malas meneliti

Merasa sudah berpengalaman membuat guru menjadi kurang kreatif. Guru malas mencoba sesuatu yang baru dalam proses pembelajarannya. Dia merasa sudah cukup. Tidak ada upaya untuk menciptakan sesuatu yang baru dari pembelajarannya. Misalnya membuat alat peraga atau media pembelajaran. Dari tahun ke tahun gaya mengajarnya itu-itu saja. Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang dibuatpun dari tahun ke tahun sama, hanya sekedar copy paste tanggal dan tahun saja. Banyak guru menjadi tidak kreatif.

Guru tidak akan pernah menemukan proses kreativitas bila cara-cara yang digunakan dalam pembelajaran adalah cara-cara lama. Sekarang ini, sulit sekali mencari guru yang kreatif dan inovatif. Kalaupun ada jumlahnya hanya dapat dihitung dengan dua jari. Guru sekarang lebih mengedepankan penghasilan daripada proses pembelajaran yang kreatif.

Setiap tahun pemerintah maupun swasta mengadakan lomba karya tulis ilmiah (LKTI) untuk para guru, dengan harapan guru mau meneliti. Namun, hanya sedikit guru yang memanfaatkan peluang ini dengan baik. Padahal ini sangat baik untuk guru berlatih menulis, dan menyulut guru untuk meneliti. Dari meneliti itulah guru mengetahui kualitas pembelajarannya.

Penelitian diselenggarakan untuk memperbaiki hal-hal yang telah dilakukan agar menjadi lebih baik atau menciptakan sesuatu yang baru. Melalui penelitian diharapkan guru menjadi profesional di bidangnya.

Sebenarnya meneliti itu tidak sulit. Kesulitan itu sebenarnya berasal dari guru itu sendiri. Guru menganggap meneliti itu bukan tugasnya. Tugas guru hanya mengajar. Meneliti adalah tugas mereka yang ingin naik pangkat. Kalau sudah kepepet barulah guru mau meneliti. Misalnya kalau ingin naik pangkat dari golongan IVA ke IVB. Kalau tidak, maka pangkatnya tidak akan naik. Data di depdiknas membuktikan bahwa guru golongan IVA terlalu banyak, dan guru golongan IVB masih sangat sedikit. Banyak guru yang mengalami kesulitan dalam meneliti dan melaporkan hasil penelitiannya.

5.Guru kurang memahami PTK

Banyak guru yang kurang memahami penelitian tindakan kelas atau PTK. Guru menganggap PTK itu sulit. Padahal PTK itu tidak sesulit apa yang dibayangkan. PTK dilakukan dari keseharian guru mengajar. Tidak ada yang sulit, semua dilakukan dengan mudah sebagaimana keseharian guru melakukan pembelajaran di kelas. Guru hanya perlu merenung sedikit (instropeksi) dari proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Mencatat masalah-masalah yang timbul, dan mencoba mencari solusinya. Ajaklah teman sejawat agar proses observasi dan refleksinya tidak terlalu subyektif.

PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari PTK inilah diharapkan terjadi proses pembelajaran yang kreatif.

Setelah memaparkan cukup panjang lebar alasan itu, maka mulailah saya jelaskan manfaat melaksanakan PTK yang diantaranya dapat mengajak para guru untuk menulis dan melaporkan hasil karyanya. Bila banyak penelitian yang dilakukan oleh para guru, maka akan semakin meningkat pula kualitas pembelajaran di sekolah. Karena itu, di akhir presentasi saya katakan, bila bapak/ibu guru berani melakukan PTK, maka tahun ini tersedia tiket untuk mengikuti Lomba Keberhasilan Guru Dalam Pembelajaran tahun 2009.

Semoga apa yang saya sampaikan dalam presentasi seminar tersebut dapat menyulut para guru agar berani melakukan PTK di kelasnya sendiri. Saya pun berharap agar para guru menjadi Guru Profesional melalui PTK.

Setelah presentasi, rupanya banyak guru yang meminta No.Hp dan membeli buku PTK yang saya susun bersama pak Dedi Dwitagama. Saya pun diminta mereka untuk mengajari bagaimana membuat proposal dan melaporkan PTK.

Semoga dengan diadakannya kegiatan seminar ini akan banyak guru yang mampu untuk meneliti. Amin.


On Label: | 0 Comment

Ilustrasi: Meski harus bersaing dengan peserta-peserta dengan fisik normal, Esa mengaku optimistis dapat menembus persaingan merebut kursi di perguruan tinggi yang diinginkannya. Kemampuannya bersaing dengan siswa normal telah ditunjukkannya selama duduk di bangku Sekolah Dasar, SMP, hingga SMA. Bahkan, nilai hasil ujian nasional Esa terbilang tinggi, yakni 44,20 atau rata-rata lebih dari tujuh.



Karena Esa Tak Pernah Putus Asa


Kamis, 2 Juli 2009 | 09:33 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Mohamad Burhanudin

PURWOKERTO, KOMPAS.com - "Mohon diulang pertanyaannya, Bu," pinta Esa Anna Mirabillia (19) kepada Titin, pengawas ujian, Rabu (1/7). Dengan sabar, Titin membacakan kembali pertanyaan di lembar soal seperti yang diminta Esa.

"B, Bu," jawab Esa, tegas atas pertanyaan tentang logika itu. Akhirnya, Esa pun mampu menyelesaikan 45 dari 55 soal Tes Potensi Akademik yang diujikan tepat pukul 09.00. Esa dibantu oleh Titin, yang bertugas membacakan soal-soal jawaban beserta petunjuknya.

Hanya 10 soal yang tak dikerjakan Esa. Sepuluh soal tersebut adalah pertanyaan tentang gambar yang memang tak mungkin dikerjakannya.

Ya, Rabu pagi itu, Esa tengah mengikuti ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jateng. Gadis lulusan SMA Negeri 4 Purwokerto tersebut adalah satu-satunya peserta SNMPTN penyandang tuna netra di kampus Unsoed.

Namun, meski memiliki keterbatasan fisik, materi ujian untuk Esa tak dibedakan dengan peserta lainnya. Perempuan kelahiran 16 Mei 1990 ini mengerjakan soal-soal TPA sebagaimana peserta lainnya, serta Matematika Dasar pada sesi kedua.

"Hanya sepuluh soal yang tak saya kerjakan karena sifatnya visual, yaitu melanjutkan gambar," tutur Esa, seusai tes.

Pada SNMPTN ini, Esa memilih jurusan Sastra Belanda Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama dan Sastra Perancis Universitas Negeri Semarang sebagai pilihan keduanya.

Esa memilih jurusan ilmu sosial, meskipun sebetulnya di SMA dia adalah siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Selain menyukai sastra, pilihannya ke jurusan sosial juga karena jurusan tersebut memungkinkannya belajar dengan cara mendengar.

"Kalau IPA banyak visualnya," ungkap gadis yang mengaku hobi bermain alat musik kibor ini.

Esa, meskipun harus bersaing dengan peserta-peserta dengan fisik normal, mengaku optimistis dapat menembus persaingan merebut kursi di perguruan tinggi yang diinginkannya. Kemampuannya bersaing dengan siswa normal telah ditunjukkannya selama duduk di bangku Sekolah Dasar, SMP, hingga SMA. Bahkan, nilai hasil ujian nasional Esa terbilang tinggi, yakni 44,20 atau rata-rata lebih dari tujuh.

Untuk mempersiapkan diri mengikuti SNMPTN, Esa secara khusus menggunakan laptop yang dilengkapi dengan alat bantu audio.

"Saya belajar biasanya sampai jam sepuluh malam," lanjut dia.

Stephen Johnson Syndrome

Esa sebenarnya bukanlah penyandang tuna netra sejak lahir. Problem penglihatan mulai dialaminya sejak kelas tiga SD. Menurut ayah Esa, Johanes Giwantoro, kebutaan Esa disebabkan penyakit 'Stephen Johnson Syndrome' yang dideritanya sejak umur tiga tahun.

Awalnya, Esa merasa kepanasan hingga kulitnya pun melepuh. Akhirnya, penyakit tersebut juga menyerang penglihatannya hingga menyebabkan kebutaan saat baru berusia delapan tahun. Akibat kebutaannya itu, Esa secara halus dikeluarkan dari sekolahnya.

"Lalu saya berusaha mencarikan sekolah baru buat dia, akhirnya dia diterima di SD Bruderan, Purwokerto," kata Yohanes.

Selepas lulus SD, bukan perkara mudah bagi Johanes mencarikan sekolah untuk putri sulungnya itu. Banyak SMP yang menolaknya. Akibatnya, keinginan Esa untuk masuk SMP harus tertunda satu tahun, sebelum akhirnya diterima di SMP 5 Purwokerto.

SMP 5 saat itu menjadi SMP pertama yang membuka kelas inklusi di Purwokerto. Sejak saat itu, banyak sekolah SMP di Purwokerto yang ikut membuka kelas inklusi.

"Mungkin itu semua berawal dari kasus Esa ini," ungkap guru sejarah di salah satu SMPdi Purwokerto ini.

Di bangku SMP, prestasi Esa terbilang lumayan. Esa selalu masuk jajaran ranking empat besar di kelasnya. Bahkan, meskipun tuna netra, Esa dapat mengoperasikan berbagai macam program komputer.

"Dia hanya belajar dengan suara, tapi hanya dalam tiga hari mampu mengusai program-program komputer," tutur Johanes.

Esa sendiri mengaku belum memikirkan karir yang dicita-citakannya. Tekadnya saat ini hanya satu, kuliah dan kemudian mendapatkan beasiswa untuk dapat melanjutkan studi di luar negeri.

Ya, semangat Esa itulah yang membuat dia tetap mampu berpretasi dengan segala keterbatasan fisiknya. Keterbatasan yang tak pernah membuatnya putus asa.


On Label: | 0 Comment

Wamaa umiru illa liya'budullaha mukhlishiina lahuddiina hunafaa-a. dan tidaklah kami perintahkan kepadamu kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan dalam beragama yang hanif.

Pada suatu hari disebuah universitas diadakan kompetisi tenis lapangan antar dosen dan berhadiah jutaan rupiah. Sebutlah Bapak Fulan memenangi kompetisi tersebut setelah berjuang mengalahkan lawan-lawannya. Maka bapak Fulan ini mendapatkan hadiah sebesar Rp 5 juta rupiah. Sangat bergembiralah bapak Fulan ini. Kemudian ia berjalan ke luar kampus. saat itu tiba-tiba ada seorang wanita dengan wajah memelas datang ke Bapak Fulan ini dan sambil menangis dia mengatakan kalau saat ini dia sedang dirundunng masalah. Anak gadisnya yang merupakan satu-satunya anaknya sedang akan dioperasi di salah satu rumah sakit. Untuk operasi tersebut perlu biaya yang sangat besar, namun biaya sebesar itu tak mungkin dapat dibayar olehnya. Maka dia meminta Bapak Fulan untuk berkenan membantunya.
sejurus kemudian, Bapak Fulan ini tidak tega, tanpa pikir panjang dan memberikan amplop hadiah lomba Tenis seluruhnya ke Ibu tadi. setelah itu sang ibu mengucapkan terima kasih dan pergi. Sang bapak Fulan pun lega dapat membantu ibu tadi.
Kemudian, sang Bapak Fulan hendak pulang, namun ia teringat ternyata sepatu tenisnya masih tertinggal di lapangan tenis, maka diapun kembali ke lapangan tenis. sesampainnya di sana, teman-teman Bapak Fulan ini datang dan meminta ditraktir. Lalu sang bapak Fulan ini pun menceritakan perihal pertemuannya dengan seorang wanita di depan kampus.
Lalu, temen2 bapak Fulan ini pun berkata kalau Bapak Fulan ini kena tipu. Wanita tadi sebenarnya hanya pura-pura dan bapak Fulan ini adalah korbannya yang kesekian kali.
"jadi anak wanita tadi tidak sakit?" begitu tanya bapak Fulan ini. "iya, tidak sakit" kata temen2 bapak fulan. "Alhamdulillah kalau anaknya tidak sakit" begitu kata Bapak Fulan.
Sahabat Rembulan Hati,
saya ketika membaca kisah itu, yang ditulis dalam buku "nyala satu Tumbuh seribu" kemudian termenung. Apa kira-kira yang saya ucapkan jika yang menjadi Bapak Fulan itu saya. Memberikan uang yang lumayan banyak untuk ukuran saya kepada seorang penipu, dan uang itu juga sangat berarti bagi saya.
Inilah, kiranya pelajaran penting menghadirkan dan mengalirkan keikhlasan dalam setiap amal kita.
Keikhlasan artinya menjadikan orientasi kebaikan kita, aktivitas kita kepada Allah semata. Jika kita telah mendedikasikan kebajikan kita hanya kepada Allah maka kita tak kan pernah merasa kecewa, walaupun banyak manusia mengecewakan kita, karena Allah tidak akan pernah menginkari janji-Nya, karena Allah tidak pernah mengecewakan hamba-Nya.
Teruslah berbuat kebaikan, meskipun kita ditipu manusia, karena Allah tidak pernah menyelisihi janji-Nya.
Bila kita merasa kecewa dan menyesal dengan kebaikan yang pernah kita berikan kepada orang yang menabur keburukan, maka mari bermuhasabah, sudah ikhlaskah kita.
mari renungi kisah dari manusia permata dunia yang selalu memancarkan kemilau keindahan pribadinya.
Di sudut pasar Madinah al munawaroh, di sana di salah satu sudut pintu masuk pasar, ada seorang pengemis Yahudi yang sudah tuda dan buta. tetapi si Yahudi ini sellau berkata dengan keras setiap ada orang yang berada disekitarnya.
"kalau kamu bertemu dengan muhammad, maka jangan pernah kamu dengar kata-katanya.Dia adalah seorang pendusta, penyihir dan akan mengajakmu ke jalan yang sesat. waktu demi waktu dia terus berkata seperti itu.
Namun, disetiap pagi, ada seorang laki-laki tampan dan baik hati, yang datang kepadanya tanpa banyak kata, menyuapinya dengan sabar. Kepada laki-laki baik hati ini pun, si Yahudi berkata seperti yang dia katakan kepada orang lain.
Setelah laki-laki yang baik hati ini wafat, maka tidak ada lagi yang menyuapi si yahudi ini.
Suatu hari, Abu Bakar sahabat laki-laki yang mulia ini, bertanya kepada putrinya Aisyah yanng juga istri dari laki-laki mulia itu. " Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?" tanya Abu Bakar.
"Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah. hampir tidak ada satupun sunnah pun yanng belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja." Kata Aisyah.
"apa itu" tanya abu Bakar.
"Setiap pagi rasulullah selalu pergi ke ujung pasar dengan membawa makanan untuk seorang pengemis yahudi buta yang berada di sana" KAta Aisyah.
Maka keesokan harinya Abu Bakar pun datang ke ujung pasar dengan membawa makanan. Maka ketika si pengemis Yahudi tadi ditemukan, kemudian Abu bakar pun menyuapinya. Ketika itu sang yahudi pun langsung berkata" Kemana yang biasa menyuapiku?". "akulah orangnya" kata Abu Bakar. " BUkan, bukan kau orangnya, apabila dia datang kepadaku, tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selallu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskan makanan itu dengan mulutnya. setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri".
Abu bakar tidak dapat menahan air matanya. ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu. "aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah seorang sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah MUhammad rasulullah SAW".
setelah mendengar penuturan Abu Bakar, maka menangislah si pengemis Yahudi ini. Maka diapun menyesal dan akhirnya bersyahadat di depan Abu Bakar.

Sabahat Rembulan hati,
Keikhlasan yang bermula dari iman yang benar, akan mampu melahirkan karya dan amal yang spektakuler, amal yang tidak mungkin bagi orang biasa. Namun itulah keikhlasan, dia akan menjadikan manusia biasa dengan berhias amal yang luar biasa. semoga Kita mampu meneladaninya. Amiin

On Label: | 0 Comment

Artikel Populer

Akuntansi, Pajak, Accurate, Tarbiyah dan Dakwah

FB _Q

Diberdayakan oleh Blogger.