Modul SMK, Akuntansi, Keislaman, Tarbiyah, Motivasi dan Inspirasi















On Label: | 0 Comment

10-11 April 2010,Risma Melati Smk Wikarya karanganyar mengadakan acara terpenting yang diadakan tiap tahunnya,yaitu MUSANG (Musyawarah Anggota) yang ke-V. Acara ini dihadiri oleh sekitar 80 orang. Alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar, tapi sedikit melelahkan. Angkatan periodesasi yang dulu (2009/2010), yang diketuai oleh siti nurhayati (ketua umum), mendro apriyani (ketua I),dan Saryatun (ketua II),meneteskan airmata ketia mereka dinyatakan demisioner. Tentu, nangisnya bukan gara-gara nggak punya jabatan lagi, tapi perjuangan dakwah di RISMA yang terkenang "SO SWEET"........banget.,,


Nah, akhirnya kepengurusan tahun 2010/2011 telah ditetapkan melalui surat keputusan dan berita acara, yaitu saryanti dari kelas Akuntansi 1 sebagai ketua umum, Dwi budiningsih sbg ketua 1,dan ketua II-nya adalah Resita dari kelas 1f. Ketika melakukan sumpah jabatan, mereka terlihat siap untuk mengarungi perjuangan selanjutnya. Yah, tentu semua ini terangkai dal bingkai kengangn RISMA MELATI yang tak terlupakan. Ukhuwah ini takkan pernah sirna meski setiap tahun terjadi pergantian pengurus...,tetep akan tumbuh hingga kita bertemu dgNYA....
Dalam rangkaian tersebut,yang didominasi dengan sidang (cie,kayak sidang DPR aja).Eits, tapi bener lho! sebuah organisasi itu dikatakan berkualitas kalau mempunyai AD/ART seperti punya RISMA MELATI yang dibahas pada saat sidang tersebut.,gt kata abi kita (must pram,he2).
Meskipun banyak peserta sidang yang bilang kalu sidangnya itu bikin ngantukkkk bangettt, tapi ternyata mereka tetep exist buat ikut andil dalam setiap rangkaian acara. Ada yang mendebat, menambah, meluruska, dll....
jadi, suasana sidang terlihat hidup. Apalgi kalu snacknya dateng,,,,
Dengan semangat baru kita hadapi makanan baru.he22
Hingga akhirnya penutupan musang. Ditutup dengan oleh2 dari perwakilan OLT (Organization Leadership Trainning) kemarin, yang diselenggarakan oleh STAIN Surakarta.Disuguhin banyak menu,diantaranya pemutaran film yang ternyata bisa mengubah suasana di ruang sidang. Semua pada semangat lagi.oya, saya kasih sedikit cuplikan buat temen-temen juga ya:
Ada 4 hal yang tidak dapat dikembalika,yaitu
1. Batu yang dilemparkan
2. Kata yang diucapkan
3. Kesempatan yang berlalu
4. Masa usia kita
nah,ternyata ada sebuah story yang mungkin bisa menggugah semangat kita,
"Ada sebuah ibu muda yang sedang menunggu penerbangan di sebuah bandara. Karna jadwal penerbangannya di cancel, maka Ibu itu memutuskan untuk tetap menunggu di koridor bandara.Ibu muda tersebut kemudian membeli kue disebuah toko didekatnya. Dan ibu tersebut kembali duduk dengan membawa sebuah koran lalu dibacanya. Didekatnya lalu duduklah seorang pemuda.Ibu tadi kemudian mengambil roti yang berada diantaranya dan pemuda tersebut.
Ternyata, apa yang dilakuakn ibu tersebut tanpa sadar ditiru oleh sipemuda. Saat mengambil kue, pemuda itu mengambilnya juga.Kemudian,pemuda tersebut kembali mengulanginya lagi.Pertama, si ibu memaafkan perbuatan pemuda yang tak tau sopan santun itu.Meski tanpa keluar sepatah kata, pemuda tersebut masih asyik mengambil kue malah sambil mengulas senyuman pada si ibu.Hingga ibu itu benar2 geram,sambil melihat pemuda dengan muka masam.Dan akhirnya,sampai pada kue terakhir,,
Si Ibu menunggu reaksi pemuda, apa yang akan dia perbuat untuk kesekian kalinya.Ternyata, teramat sangat kurang ajar. Pemuda itu masih berani mengambil kue yang terakhir kemudian membagi dua dgn si ibu.Tanpa pikir panjang, si ibu meninggalkan tempat duduk,dan berlalu masih dengan wajah geram..
Hingga ketika si ibu sudah berada didalam pesawat. Ketika petugas meminta ticket penerbangan, si ibu mengambil ticket didalam tas.Dan,ternyata kue kering terbungkus rapi masih berada didalam tasnya.....
Kemudian terbersit dengan kue yang telah dimakannya dengan pemuda tadi, ternyata kue yang dimakannya adalh kue milik pemuda yang bungkusnya mirip dgan kue si ibu.
Si ibu menyesal dengan perlakuannya terhadap pemuda tadi. Airmatanya menetes,pemuda yang ternyata berhati mulia tadi rela memberikan kuenya tanpa sedikitpun menunjukkan kekesalan pada si ibu,meski si ibu telah berlaku kasar pada pemuda tsb.Dan Si pemuda masih saja memberikan kuenya meski pada kue yang terakhir....
si ibu benar2 kecewa terhadap dirinya atas perlakuannya tadi"

Hemmtt,bagus bukan??kisah si ibu dengan pemuda tadi memberikan gambaran terhadap kehidupan kita. Bahwa semua adalah titipan,,
Dan masa takkan pernah kembali mundur. Kita tidak bisa mengembalikan waktu, tapi kita masih bisa untuk memperbaikinya,,
Teman,Orang "yang berhasil" akan mempunyai kenangan manis,ketika mereka telah melewati kejadian pahit dalm hidupnya.
Mungkin, sekilas tentang Warta RISMA kali ini. Semoga kita bisa tetap menjadi manusia-manusia tangguh untuk berjuang Dijalan-NYA.
Dan untuk pengurus baru saya ucapkan Met berjuang,meski perjuangan tidak harus memanggul senjata, terus kibarka Panji-panji islam di negeri ini.Dan untuk pengurus lama, tetap teruskan perjuangan,,,karna kita tau, bahwa selama nafas berhembus masih akan ada ukiran2 perjuangan kita. Tetap istiqomah dijalanNYA.Met berjuang...

On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment

Dahsyatnya Khasiat Wudhu

Dikirim oleh Ahmad Wali Radhi pada 31 Maret 2010 @ 19:17

Wudhu adalah ritual yang mengutamakan unsur kesehatan. Bagian-bagian yang dibasuh merupakan titik-titik penting peremajaan tubuh. Di lain pihak juga merupakan pintu masuk bagi ribuan kuman,virus, dan bakteri. Bagaimana wudhu menangkalnya?



Stimulasi Titik Biologis

Dalam sebuah artikel yang ditulis Dr. Magomedov,asisten pada lembaga General Hygiene and Ecology di Daghestan State Medical Academy dijelaskan bagaiman wudhu dapat menstimulasi/merangsang irama tubuh alami. Rangsangan ini muncul pada seluruh tubuh,khususnya pada area yang disebut Biological Active Spots (BASes) atau titik-titk aktif biologis. Menurut riset ini,BASes mirip dengan titik-titik refleksologi Cina.

Bedanya,terang Dr. Magomedov,untuk menguasai titik-titik refleksi Cina dengan tuntas paling tidak dibutuhkan waktu 15-20 tahun. Bandingkan dengan praktik wudhu yang sangat sederhana. Keutamaan lainnya,refleksologi hanya berfungsi menyembuhkan sedangkan wudhu sangat efektif mencegah masuknya bibit penyakit.

Menurut peneliti yang juga menguasai ilmu refleksologi Cina ini,61 dari 65 titik refleks Cina adalah bagian tubuh yang dibasuh air wudhu. Lima lainnya terletak antara tumit dan lutut,dimana bagian ini juga merupakan area wudhu yang tidak diwajibkan.

Sistem metabolisme tubuh manusia terhubung dengan jutaan saraf yang ujungnya tersebar di sepanjang kulit. Guyuran air wudhu dalam konsep pengobatan modern adalah hidromassage alias pijat dengan memanfaatkan air sebagai media penyembuhan.

Membasuh area wajah misalnya,pijatan air akan memberi efek positif pada usus,ginjal, dan sisitem saraf maupun reproduksi. Membasuh kaki kiri berefek positif pada kelenjat pituitari. Di telinga terdapat ratusan titik biologis yang akan menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit.

Hancurkan Penyusup

Dari sudut pandang pengobatan medis,Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers: a Sport for the Body and Soul menjelaskan bahwa wudhu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Cara paling efektif mengeyahkan resiko ini adalah membersihkannya secara rutin. Berwudhu lima kali sehari adalah antisipasi yang lebih dari cukup.

Menurut Salem,membasuh wajah meremajakan sel-sel kulit muka dan membantu mencegah munculnya keriput. Selain kulit,wudhu juga meremajakan selaput lendir yang menjadi gugus depan pertahanan tubuh. Peremajaan menjadi penting karena salah satu tugas utama lendir ibarat membawa contoh benda asing yang masuk kepada 2 senjata pamungkas yang sudah dimilki oleh manusia secara alami,limfosit T(sel T) dan limfosit B(sel B).Keduanya bersiaga di jaringan limfoid dan sistem getah bening serta mampu menghancurkan penyusup yang berniat buruk terhadap tubuh. Bayangkan jika fungsi mereka terganggu. Sebaliknya, wudhu meningkatkan daya kerja mereka.

Pintu masuk lain yang tak kalah penting adalah lubang hidung. Dalam wudhu disunnahkan menghirup air kedalam hidung dan kemudian mengeluarkannya. Cara ini adalah penangkal efektif ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),TBC, dan kanker nasofaring secara dini.

Kita sebagai seorang muslim sangat dianjurkan untuk selalu mengambil air wudhu ketika sedang berhadast. Tidak hanya pada waktu sholat,tetapi juga di waktu yang lain. Salah satunya ketika hendak membaca Al-Qur’an,setelah mengantarkan jenazah,bangun dari tidur ataupun ketika sedang mengantuk.

Selain fungsi fisiologis,wudhu juga efektif mengendalikan emosi. Setiap kali mersa ingin marah, seorang muslim sangat dianjurkan untuk mengambil air wudhu untuk mendinginkan pikiran dan menentramkan hati. Apa pun yang yang telah diperintahkan oleh Allah tentu memberi banyak manfaat dan solusi tanpa meninggalkan resiko.Oleh karenanya,mari sebagai seorang muslim kita budayakan kebiasaan untuk selalu berwudhu dalam keseharian kita.Allah sangat mencintai orang-orang yang selalu membersihkan diri.


On Label: | 0 Comment

dakwatuna.com – Apa yang Tuan fikirkan tentang seorang laki-laki berperangai amat mulia, yang lahir dan dibesarkan di celah-celah kematian demi kematian orang-orang yang amat mengasihinya? Lahir dari rahim sejarah, ketika tak seorangpun mampu mengguratkan kepribadian selain kepribadiannya sendiri. Ia produk ta’dib Rabbani (didikan Tuhan) yang menantang mentari dalam panasnya dan menggetarkan jutaan bibir dengan sebutan namanya, saat muadzin mengumandangkan suara adzan.



Di rumahnya tak dijumpai perabot mahal. Ia makan di lantai seperti budak, padahal raja-raja dunia iri terhadap kekokohan struktur masyarakat dan kesetiaan pengikutnya. Tak seorang pembantunya pun mengeluh pernah dipukul atau dikejutkan oleh pukulannya terhadap benda-benda di rumah. Dalam kesibukannya ia masih bertandang ke rumah puteri dan menantu tercintanya, Fathimah Azzahra dan Ali bin Abi Thalib. Fathimah merasakan kasih sayangnya tanpa membuatnya jadi manja dan hilang kemandirian. Saat Bani Makhzum memintanya membatalkan eksekusi atas jenayah seorang perempuan bangsawan, ia menegaskan: Sesungguhnya yang membuat binasa orang-orang sebelum kamu ialah, apabila seorang bangsawan mencuri mereka biarkan dia dan apabila yang mencuri itu seorang jelata mereka tegakkan hukum atasnya. Demi Allah, seandainya Fathimah anak Muhammad mencuri, maka Muhammad tetap akan memotong tangannya.”

Hari-hari penuh kerja dan intaian bahaya. Tapi tak menghalanginya untuk –lebih dari satu dua kali- berlomba jalan dengan Humaira, sebutan kesayangan yang ia berikan untuk Aisyah binti Abu Bakar Asshiddiq. Lambang kecintaan, paduan kecerdasan, dan pesona diri dijalin dengan hormat dan kasih kepada Asshiddiq, sesuai dengan namanya “si Benar”. Suatu kewajaran yang menakjubkan ketika dalam sibuknya ia masih menyempatkan memerah susu domba atau menambal pakaian yang koyak. Setiap kali para sahabat atau keluarganya memanggil ia menjawab: “Labbaik”. Dialah yang terbaik dengan prestasi besar di luar rumah, namun tetap prima dalam status dan kualitasnya sebagai “orang rumah”.

Di bawah pimpinannya, laki-laki menemukan jati dirinya sebagai laki-laki dan pada saat yang sama perempuan mendapatkan kedudukan amat mulia. “Sebaik-baik kamu ialah yang terbaik terhadap keluarganya dan akulah orang terbaik di antara kamu terhadap keluargaku.” “Tak akan memuliakan perempuan kecuali seorang mulia dan tak akan menghina perempuan kecuali seorang hina.” demikian pesannya.

Di sela 27 kali pertempuran yang digelutinya langsung (ghazwah) atau dipanglimai sahabatnya (sariyah) sebanyak 35 kali, ia masih sempat mengajar Al-Qur’an, sunnah, hukum, peradilan, kepemimpinan, menerima delegasi asing, mendidik kerumahtanggaan bahkan hubungan yang paling khusus dalam keluarga tanpa kehilangan adab dan wibawa. Padahal, masa antara dua petempuran itu tak lebih dari 1,7 bulan.

Setiap kisah yang dicatat dalam hari-harinya selalu bernilai sejarah. Suatu hari datanglah ke masjid seorang Arab gunung yang belum mengerti adab di masjid. Tiba-tiba ia kencing di lantai masjid yang berbahan pasir. Para sahabat sangat murka dan hampir saja memukulnya. Sabdanya kepada mereka : “Jangan, biarkan ia menyelesaikan hajatnya.” Sang Badui terkagum, ia mengangkat tangannya, “Ya Allah, kasihilah aku dan Muhammad. Jangan kasihi seorangpun bersama kami.” Dengan tersenyum ditegurnya Badui tadi agar jangan mempersempit rahmat Allah.

Ia kerap bercengkerama dengan para sahabatnya, bergaul dekat, bermain dengan anak-anak, Bahkan memangku balita mereka di pangkuannya. Ia terima undangan mereka: yang merdeka, budak laki-laki atau budak perempuan, serta kaum miskin. Ia jenguk rakyat yang sakit jauh di ujung Madinah. Ia terima permohonan maaf orang.

Ia selalu lebih dulu memulai salam dan menjabat tangan siapa yang menjumpainya dan tak pernah menarik tangan itu sebelum sahabat tersebut yang menariknya. Tak pernah menjulurkan kaki di tengah sahabatnya hingga menyempitkan ruang bagi mereka. Ia muliakan siapa yang datang, kadang dengan membentangkan bajunya. Bahkan ia berikan alas duduknya dan dengan sungguh-sungguh ia panggil mereka dengan nama yang paling mereka sukai. Ia beri mereka kuniyah (sebutan bapak atau ibu si Fulan). Tak pernah ia memotong pembicaraan orang, kecuali sudah berlebihan. Apabila seseorang mendekatinya saat ia shalat, ia cepat selesaikan shalatnya dan segera bertanya apa yang diinginkan orang itu.

Pada suatu hari dalam perkemahan tempur ia berkata: “Seandainya ada seorang saleh mau mengawalku malam ini”. Dengan kesadaran dan cinta, beberapa sahabat mengawal kemahnya. Di tengah malam terdengar suara gaduh yang mencurigakan. Para sahabat bergegas ke sumber suara. Ternyata ia telah ada disana mendahului mereka, tegak diatas kuda tanpa pelana, “Tenang, hanya angin gurun,” hiburnya. Nyatalah bahwa keinginan ada pengawal itu bukan karena ketakutan atau pemanjaan diri, tetapi pendidikan disiplin dan loyalitas.

Ummul Mukminin Aisyah ra. berkata: “Rasulullah SAW wafat tanpa meninggalkan makanan apapun yang bisa dimakan makhluk hidup, selain setengan ikat gandum di penyimpananku. Saat ruhnya dijemput, baju besinya masih digadaikan kepada seorang Yahudi untuk harga 30 gantang gandum.”

Sungguh ia berangkat haji dengan kendaraan yang sangat sederhana dan pakaian tak lebih harganya dari 4 dirham, seraya berkata, “Ya Allah, jadikanlah ini haji yang tak mengandung riya dan sum’ah.”

Pada kemenangan besar saat Makkah ditaklukkan, dengan sejumlah besar pasukan muslimin, ia menundukkan kepala, nyaris menyentuh punggung untanya sambil selalu mengulang-ulang tasbih, tahmid dan istighfar. Ia tidak mabuk kemenangan.

Betapapun sulitnya mencari batas bentangan samudera kemuliaan ini, namun beberapa kalimat ini membuat kita pantas menyesal tidak mencintainya atau tak menggerakkan bibir mengucap shalawat atasnya: “Semua nabi mendapatkan hak untuk mengangkat doa yang takkan ditolak dan aku menyimpannya untuk umatku kelak di padang mahsyar nanti.”

Ketika masyarakat Thaif menolak dan menghinakannya, malaikat penjaga bukit menawarkan untuk menghimpit mereka dengan bukit. Ia menolak, “Kalau tidak mereka, aku berharap keturunan di sulbi mereka kelak akan menerima dakwah ini, mengabdi kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.”

Mungkin dua kata kunci ini menjadi gambaran kebesaran jiwanya. Pertama, Allah, sumber kekuatan yang Maha dahsyat, kepada-Nya ia begitu refleks menumpahkan semua keluhannya. Ini membuatnya amat tabah menerima segala resiko perjuangan; kerabat yang menjauh, sahabat yang membenci, dan khalayak yang mengusirnya dari negeri tercinta. Kedua, Ummati, hamparan akal, nafsu dan perilaku yang menantang untuk dibongkar, dipasang, diperbaiki, ditingkatkan dan diukirnya.

Ya, Ummati, tak cukupkah semua keutamaan ini menggetarkan hatimu dengan cinta, menggerakkan tubuhmu dengan sunnah dan uswah serta mulutmu dengan ucapan shalawat? Allah tidak mencukupkan pernyataan-Nya bahwa Ia dan para malaikan bershalawat atasnya (QS.Al Ahzab: 56), justru Ia nyatakan dengan begitu “vulgar” perintah tersebut, “Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah atasnya dan bersalamlah dengan sebenar-benar salam.”

Allahumma shalli ‘alaihi wa’ala aalih! (KH. Rahmat Abdullah)

Artikel dicetak dari dakwatuna.com: http://www.dakwatuna.com

URL ke artikel: http://www.dakwatuna.com/2010/shallu-alan-nabiy/

On Label: | 0 Comment

Artikel Populer

Akuntansi, Pajak, Accurate, Tarbiyah dan Dakwah

FB _Q

Diberdayakan oleh Blogger.