Modul SMK, Akuntansi, Keislaman, Tarbiyah, Motivasi dan Inspirasi

On | 0 Comment

On | 0 Comment




On Label: , | 0 Comment

Pemuda itu,
Imannya sungguh kental
Akidahnya amat perkasa
Tak jatuh apabila dibedil bertubi-tubi
Tak lemah apabila diuji bertalu-talu
Hidayah terus bertambah
Nur terus bersinar
Sinar yang tak sirna


Pemuda itu,
Hati mereka diikat Rabb
Ikatan yang tak bisa terurai
Atas nama ukhuwwah islamiyyah
Atas prinsip kesatuan akidah
Walau badai menimpa
Kendati taufan menyerang
Ribat tetap ampuh









Pemuda itu,
Dituduh sebagai pemberontak
Difitnah sebagai penderhaka
Dimurka sang raja angkuh mengaku tuhan
Dikecam pengecut di dalam istana
Lalu mereka bangkit serentak,
Bersuara senada, seirama
Tuhan kami Pemilik langit dan bumi
Kami tak berharap selain daripada-Nya


Pemuda itu,
Kini hanya tinggal sejarah
Menjadi cerita motivasi yang hanya bernilai ilusi
Tinggal harapan di dada para pencinta perjuangan
Entah jadi, entahkan tidak
Makin ampuh ataupun makin rapuh
Semuanya tinggal persoalan
Masih menunggu jawapan


Aku mahu memberi jawapan
Aku mahu memberi keputusan
Demi satu perjuangan
Ya, akulah penerus generasi pemuda itu!



On Label: | 0 Comment

Dalam kesunyian jalan
Diriku tersilap memilih kawan
Apa yang kufikirkan hanyalah keseronokan
Keseronokan yang berlawanan dengan iman
Keseronokan yang akan mencelakakan masa depan



Dalam kesunyian jalan
Diriku tersilap memilih kawan
Apa yang kufikirkan hanyalah keseronokan
Keseronokan yang berlawanan dengan iman
Keseronokan yang akan mencelakakan masa depan


Akhirnya aku tersedar
Jalan itu tak diredhai tuhan
Akan menodai kehidupan
Membenih kebuntuan
Menjanjikan kesusahan


Lalu muncul dirimu teman
Datang memberikan harapan
Memberikan bimbingan
Menghadiahkan dorongan
Berkongsi pengalaman


Kumasih ingat,
Tika itu aku masih dalam kekusutan
Aku memandang ke hadapan
Inikah jalan?
Dikaukah teman?


Namun, kau terus memimpin diriku
Walau jalan itu berliku-liku
Jauhnya beribu batu
Membuatkan diriku terharu
Mengajar diriku erti syukur




Hari ini baru kutahu
Baru kukenal
Ya, inilah jalannya
Dikaulah temanku
Kusayangi dimu teman
Kucintaimu semanis madu



On Label: | 0 Comment

Aku hanyalah insan biasa, mudah lupa, mudah alpa
Terlanjur bicara, tersilap kata
Mungkin niatku, hasratku sejernih permata
Tapi, kuakui tindakanku keruh


Aku hanyalah insan biasa, mudah lupa, mudah alpa
Terlanjur bicara, tersilap kata
Mungkin niatku, hasratku sejernih permata
Tapi, kuakui tindakanku keruh
Nilai hikmahku akhirnya terlucut
Kesabaran tenggelam di dalam kemarahan
Tinggalah kesulitan yang berhiaskan kebenaran
Minda berprasangka liar
Jiwa berkecamuk pincang
Akal seolah-olah sudah pitam
Aku lemas dalam amarah
Lantas aku bangkit, lagakmu kuungkit
Atas alasan mencegah kemungkaran
Engkau kalah aku menang
Aku kalah engkau menang
Pertandingan yang tiada berkesudahan
Perlawanan yang hanya bernatijahkan kalah menang
Daie berjalan penuh kemegahan
Mad’u pula lari bertempiaran
Ayuh muhasabah sebelum senja menjelang
“Adakah aku penghukum ataupun penyeru?”
“Ke manakah destinasi yang ingin dituju?”
“Kenapa bukannya aku menang, dia pun menang?”
Jawab! Jawab! Jawab!
Jawab sebelum matahari terbenam
Kerna kini hanyalah gerhana bersinggah
Alangkah payah memuaskan hati insan
Sebagaimana nabi saw memberikan teladan
Pesan pada diri, rakan dan taulan
Didiklah iman, kawallah kemarahan
Mencegah kemungkaran satu seni kehidupan
Bukannya proses menjatuhkan hukuman
Ingatkan pada diri, kita penyeru bukannya penghukum!


On Label: | 0 Comment

Egonya aku,
Semua perkara aku tahu
Semua laman aku lalu
Semua orang aku tipu

Aku tipu,
Aku tidak mengapa, ujarku
Aku boleh buat sendiri, bicaraku
Setakat ini aku masih mampu, tambahku
Aku tahu apa yang kamu tidak tahu

Aku mempunyai teman, tetapi hanya sebagai simpanan
Aku tempat diadu masalah bukannya mereka aku adu
Aku menahan pedih sendirian, tidak mahu dirawat kerna malu
Iyalah, aku pemimpin dan mereka dipimpin
Aku di atas, mereka di bawah
Aku panglima, mereka tentera
Takkanlah aku mahu mencabut mahkota, mendengar mereka berkata-kata
Tidak mungkin

Egonya aku,
Kutangisi masalah sendirian
Sesekali, kuadu kepada tuhan
Merenung, masih tidak membuat perkongsian
Kononnya bimbang, izzahku merudum sebagai pimpinan
Alasanku, tidak mahu teman dalam kebimbangan
Lalu kuberjalan sambil menahan sebak, memikul beban yang bertindan

Maafkan aku teman,
Ampunkan diriku wahai abang,
Kuakui dadaku pedih malam dan siang
Tidak terluah, dengan pelbagai alasan
Kekadang terfikir, alangkah indahnya jika aku hanyalah di hujung barisan
Bukannya di depan, apatah lagi sebagai perancang
Ya tuhan, berikan aku kekuatan
Syukur kepadamu, aku masih berteman

Ya tuhan,
Ampunkanlah mereka yang telah melakukan kesilapan
Silapnya mereka memberikan aku pujian
Aku lebih layak menerima cercaan
Kerna aku bukannya insan yang tahan cabaran

Ampunkan aku jua, atas apa yang mereka katakan
Terimalah taubatku, atas dosaku yang mereka tidak berpengetahuan
Jadikanlah aku lebih baik daripada apa yang mereka sangkakan
Semoga selamat aku meneruskan pelayaran..




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment

On | 0 Comment

Sesungguhnya da'wah menjadi tinggi dan mulia dengan ketinggian dan kemuliaan pendukungnya. Harakah Ikhwan mengakui, hal positif dan negatif dari manhaj teoritisnya yang dapat diambil pada buku-buku yang sudah disebarluaskan, bagaimana tingkat ketsiqahan anggotanya terhadap manhaj. Diantaranya adalah menganalisa suatu masalah, sebagaimana terlihat dalam sikap dan tindakan mereka.



On Label: | 0 Comment

HP dan Anak Remaja Indonesia

Di sebuah ruang tunggu dokter gigi. Seorang ibu dan anak duduk berdampingan. Si ibu terlihat marenung, entah mungkin menahan sakit. Si anak-seorang gadiis remaja- asyik mengutak-atik HP nya. Bahkan ketika si ibu hendak minum, dia mengambilnya sendiri dengan gontai sementara si anak masih tetap asyik. Selama masa menunggu itu, takada percakapan diantara mereka. Sepi, hanya ada suara jari-jari yang sibuk.


Di sebuah angkutan umum. Seorang ibu dengan dua anak dan barang bawaannya naik angkutan dengan kerepotan. Seorang anak berseragam sekolah dasar duduk tepat di pintu masuk. Tangannya sibuk dengan sebuah HP. Tak ada reaksi dari anak itu melihat kerepotan si ibu. Jangankan inisiatif untuk membantu, menggeser duduknya saja tidak. Jari-jarinya masih terus sibuk.

Di halaman sebuah kampus. Hujan baru saja turun. Pasangan suami istri dan seorang anak balitanya ikut berteduh. Si anak merengek minta duduk. Tapi sayang, tempat duduk sudah penuh mahasiswa yang juga tengah berteduh. dan mereka semua menggenggam HP. Semuanyapun larut konsentrasi dengan HP mereka. Bahkan rengekan si anak yang berubah menjadi tangisan tak menggoyahkan mereka. Jari-jari mereka tetap sibuk.

Di sebuah warung kecil. Seorang ibu akan membeli beberapa bumbu dapur. Sementara si gadis penunggu warung sedang sibuk dengan HP-nya. Beberapa kali dia salah memberi barang yang diminta si ibu. Si ibupun sudah terlihat kesal. Dan si gadis penjaga warung itu masih saja sibuk dengan HP nya.

Empat ilustrasi di atas bukan sebuah rekaan atau bikinan semata. Tapi kejadian-kejadian yang memang nyata terjadi di sekeliling kita, bahkan mungkin sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, dalam bentuknya yang lain. Inilah gambaran paling nyata dan terdekat dengan kondisi remaja kita sekarang ini. Ya, remaja-remaja Indonesia telah berubah menjadi generasi yang begitu gandrung dengan HP—entah itu sekadar ber-SMS ria ataupun yang lebih banyak ber-Facebook-an.

Pemandangan ini niscaya kita temukan di mana saja dan kapan saja. Siang dan malam, di jalanan, di pinggir sekolah, di pelataran parkir, di dalam angkot, di tempat penungguan, di halte bis, dan sebagainya. Mau tidak mau HP telah mengubah wajah remaja kita sekarang ini.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam dua tahun belakangan ini harga HP memang sangat terjangkau. Hanya dengan bilangan ratusan ribu rupiah saja, sudah bisa mendapatkan HP yang bisa mengakses internet. Hampir tidak ada remaja yang tak memiliki HP sekarang ini.

Dan harus kita ketahui, di tangan remaja Indonesia sekarang ini, HP telah bergeser fungsinya menjadi sesuatu yang membatasi mereka dalam dunia yang sendirian. Bahkan ketika mereka nongkrong atau kumpul sesama mereka pun, mereka tenggelam asyik dengan HP mereka (kalau sudah begini, apa artinya lagi bersosialisasi secara nyata?). Mereka menjadi pribadi-pribadi yang individualis dan sedikit demi sedikit, rasa empati terhadap sekeliling mereka tergerus. Belum lama ini di sebuah stasiun televisi swasta ada satu iklan yang memperlihatkan seorang anak remaja yang terus-menerus memainkan HP-nya sampai-sampai kemudian dia tidak tahu ada dimana dia berada.

Sekarang, coba sejenak mungkin lihat anak-anak, atau-atau adik kita yang beranjak remaja: ketika mereka berinteraksi dengan HP-nya, seberapa intens? Adakah mereka menjadi sangat tergantung dan terus-menerus memainkan HP-nya? Jika iya, ada baiknya mungkin kita mulai membatasi mereka (atau diri kita sendiri?) dalam berinteraksi dengan HP. (umi/sa)

On Label: | 0 Comment

AYAT-AYAT ALLAH DALAM GEMPA SUMATRA BARAT
Jumat, 02/10/2009 15:06 WIB Cetak | Kirim | RSS
Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan kota Padang dan sekitarnya pukul 17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa susulan terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul 08.52.

AYAT-AYAT ALLAH DALAM GEMPA SUMATRA BARAT
Jumat, 02/10/2009 15:06 WIB Cetak | Kirim | RSS
Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan kota Padang dan sekitarnya pukul 17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa susulan terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul 08.52.
Adalah ketetapan Allah Swt jika bencana ini bertepatan dengan beberapa momentum besar bangsa Indonesia, dulu dan sekarang:
Pertama, tanggal 1 Oktober merupakan hari pelantikan anggota DPR dan DPD periode 2009-2014 yang menuai kontroversi. Acara seremonial yang sebenarnya bisa dilaksanakan dengan amat sederhana itu ternyata memboroskan uang rakyat lebih dari 70 miliar rupiah. Hal ini dilakukan di tengah berbagai musibah yang mengguncang bangsa ini. Dan kenyataan ini membuktikan jika para pejabat itu tidak memiliki empati sama sekali terhadap nasib rakyat yang kian hari kian susah.
Bukan mustahil, banyak kaum mustadh’afin yang berdoa kepada Allah Swt agar menunjukkan kebesaran-Nya kepada para pejabat negara ini agar mau bersikap amanah dan tidak bertindak bagaikan segerombolan perampok terhadap uang umat.
Satu lagi, siapa pun yang berkunjung ke Gedung DPR di saat hari pelantikan tersebut akan mencium aroma kematian di mana-mana. Entah mengapa, pihak panitia begitu royal menyebar rangkaian bunga Melati di setiap sudut gedung tersebut. Bunga Melati memang bunga yang biasanya mengiringi acara-acara sakral di negeri ini, seperti pesta perkawinan dan sebagainya. Namun agaknya mereka lupa jika bunga Melati juga biasa dipakai dalam acara-acara berkabung atau kematian.
Kedua, 44 tahun lalu, tanggal 30 September dan 1 Oktober 1965 merupakan tonggak bersejarah bagi perjalanan bangsa dan negara ini. Pada tanggal itulah awal dari kejatuhan Soekarno dan berkuasanya Jenderal Suharto. Pergantian kekuasaan yang di Barat dikenal dengan sebutan Coup de’ Etat Jenderal Suharto ini, telah membunuh Indonesia yang mandiri dan revolusioner di zaman Soekarno, anti kepada neo kolonialisme dan neo imperialisme (Nekolim), menjadi Indonesia yang terjajah kembali. Suharto telah membawa kembali bangsa ini ke mulut para pelayan Dajjal, agen-agen Yahudi Internasional, yang berkumpul di Washington.
Gempa dan Ayat-Ayat Allah Swt
Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula dengan musibah bernama gempa bumi. Hanya berseling sehari setelah kejadian, beredar kabar—di antaranya lewat pesan singkat—yang mengkaitkan waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an.
“Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt. Demikian ayatayat Allah Swt tersebut:
17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Ini tentu sangat menarik.
Gaya hidup bermewah-mewah seolah disimbolisasikan dengan acara pelantikan anggota DPR yang memang WAH. Kedurhakaan bisa jadi disimbolkan oleh tidak ditunaikannya amanah umat selama ini oleh para penguasa, namun juga tidak tertutup kemungkinan kedurhakaan kita sendiri yang masih banyak yang lalai dengan ayat-ayat Allah atau malah menjadikan agama Allah sekadar sebagai komoditas untuk meraih kehidupan duniawi dengan segala kelezatannya (yang sebenarnya menipu).
Dan yang terakhir, terkait dengan “Fir’aun dan para pengikutnya”, percaya atau tidak, para pemimpin dunia sekarang ini yang tergabung dalam kelompok Globalis (mencita-citakan The New World Order) seperti Dinasti Bush, Dinasti Rotschild, Dinasti Rockefeller, Dinasti Windsor, dan para tokoh Luciferian lainnya yang tergabung dalam Bilderberg Group, Bohemian Groove, Freemasonry, Trilateral Commission (ada lima tokoh Indonesia sebagai anggotanya), sesungguhnya masih memiliki ikatan darah dengan Firaun Mesir (!).
David Icke yang dengan tekun selama bertahun-tahun menelisik garis darah Firaun ke masa sekarang, dalam bukunya “The Biggest Secret”, menemukan bukti jika darah Firaun memang menaliri tokoh-tokoh Luciferian sekarang ini seperti yang telah disebutkan di atas. Bagi yang ingin menelusuri gais darah Fir’aun tersebut hingga ke Dinasti Bush, silakan cari di www.davidicke.com (Piso-Bush Genealogy), dan ada pula di New England Historical Genealogy Society.
Nah, bukan rahasia lagi jika Pemilu 2009 kemarin—terlepas dari curang tidaknya proses demokrasi tersebut—telah menggolkan satu pasangan yang sangat patuh melayani kubu The New World Order untuk berkuasa kembali di negeri ini lima tahun ke depan. Padahal jelas-jelas, kubu The New World Order memiliki garis darah dengan Firaun. Kelompok Globalis-Luciferian inilah yang mungkin dimaksudkan Allah Swt dalam QS. Al Anfaal ayat 52 di atas. Dan bagi pendukung pasangan ini, mungkin bisa disebut sebagai “…pengikut-pengikutnya.”
Dengan adanya berbagai “kebetulan” yang Allah Swt sampaikan dalam musibah gempa kemarin ini, Allah Swt jelas hendak mengingatkan kita semua. Apakah semua “kebetulan” itu sekadar sebuah “kebetulan” semata tanpa pesan yang berarti? Apakah pesan Allah Swt itu akan mengubah kita semua agar lebih taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Atau malah kita semua sama sekali tidak perduli, bahkan menertawakan semua pesan ini sebagaimana dahulu kaum kafir Quraiys menertawakan dakwah Rasulullah Saw? Semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam bishawab. (Ridyasmara)



On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment


Kalau Tuhan kita kenali
Kasih sayang dan perananNya
Kalau Tuhan kita fahami
Keagungan dan kekuasaanNya
Kalau Tuhan kita rasakan
Betapa Dia sangat cintakan hambaNya
Kita akan sanggup berjuang,
sanggup mati keranaNya
Kita akan sanggup berkorban apa saja keranaNya
Kalau Tuhan dikenali
Cintailah Tuhan Dia adalah segalanya
Korbankanlah apa sahaja keranaNya Cintakan Tuhan,
Cinta paling mahal Cintakan selain Tuhan, cinta murahan
Kalau Tuhan kita kenali Dialah segala-galanya
Kalau Tuhan kita fahami Dialah Pengurus seluruh keperluan kita
Kalaulah kita faham Tuhan ini siapa sebenarnya
Kita akan sanggup menerima ujian keranaNya
Kita sanggup buat apa sahaja demi cinta padaNya
Kita akan sanggup menderita demi cinta padaNya Cintakan Tuhan cinta yang abadi..."

On Label: | 0 Comment


ebelum Imam Shafie wafat, beliau sempat berpesan kepada muridnya serta umat islam umumnya. berikut adalah kandungan wasiat tersebut: ” Barangsiapa yg ingin meninggalkan dunia dlm keadaan selamat maka hendaklah ia mengamalkan 10 perkara:

• Hak kpd diri: mengurangkan tidur, mengurangkan makan, percakapan dan berpada-pada dgn rezeki yd ada.

• Hak kpd malaikat maut: mengqadakan kewajipan2 yg tertinggal,mendapatkan kemaafan dr org yg dzalimi, membuat persediaan utk mati dan merasa cinta kpd ALLAH

• Hak kpd kubur: membuang tabiat suka mneabur fitnah, tabiat kencing merata-rata, memperbanyakkan solat tahajjud dan membantu org yg dizalimi.

• Hak kpd Munkar dan Nakir : tidak berdusta, berkata benar, meninggalkan maksiat dan nasihat menasihati.

• Hak kpd mizan(neraca timbangan amalan pada hari kiamat): menahan kemarahan, byk berzikir, mengikhlaskan amaln dan sanggup menahan kesulitan.

• Hak kpd sirat(titian yg merintangi neraka pada hari kiamat): mmbuang tabiat suka mengumpat, warak, suka membantu orang beriman dan suka berjamaah.

• Hak kpd Malik(malaikat penjaga neraka): menangis lantaran takutkan ALLAH s.w.t, berbuat baik kpd ibu bapa, bersedekah ketika terang-terangan serta sembunyi dan memperelokkan akhlak.

• Hak kpd Ridhzuan(malaiakt penjaga syurga): merasa redha kpd qadha’ ALLAH, bersabar menerima bala, bersyukur ke atas nikmat ALLAH dan bertaubat dr melakukan maksiat.

• Hak kpd Nabi MUhd SAW: berselawat ke atasnya, berpegang dgn syariat, bergantung kpd al sunnah (hadith), menyayangi para sahabat dan bersaing dlm mencari kelebihan dari ALLAH.

• Hak kpd ALLAH s.w.t: mengajak manusia ke arah kebaikan, mencegah dari kemungkaran, menyukai ketaatan dan membenci kemaksiatan.

Sama-samalah kita mengambil apa yang telah ditinggalkan oleh beliau untuk dijadikan sebagai renungan dan pengajaran serta iktibar...



On Label: | 0 Comment

wanita idaman lelaki..

adalah yang mempunyai budi pekerti

hidupnya hanyalah untuk Ilahi..

kata bicaranya dari hati nurani

ikhlas benar dan suci..

yang boleh mendamaikan hati..

sewaktu ujian dan dugaan silih berganti

namun dia masih mampu berdiri..

Wanita idaman lelaki, wanita harapan lelaki..

adalah hidupnya yang sederhana..

nilai maruahnya tiada tandingan..

namun dia punya keimanan..

zikirnya bagai nyanyian..

bagi menghadapi sebarang cabaran dan cubaan..

doanya adalah hiburan..

berbekalkan tingginya ketakwaan..

bicaranya lambang keikhlasan..

pengharapan dan kepasrahan pada tuhan..

senyumnya pengubat kedukaan..

dan air matanya tanda sebuah kecintaan..

Wanita harapan lelaki..

padanya sifat kewanitaan..

bersama sifat ketibaan..

yang menyejukkan tatkala kehangatan..

sentiasa tunduk ketaatan..

sujud dan rukuk walau kesejukan..

pada kegelapan malam yang kedinginan..

...WANITA IDAMAN LELAKI...



On Label: | 0 Comment

Allahu akbar allahu akbar laa ilaaha illallahu allahu akbar allahu akbar wa lilaahill hamd.
Ya Allah, ku tengadahkan kedua tanganku menggamit asaku kepada-Mu,
Ya Allah, segala pujian hanya untukMu
Ya Allah, hamba-Mu mengadu kepada-Mu, atas lemahnya dan jahilnya diri hamba
Taburan nikmatMu, yang tak dapat ku hitung sering ku alpakan tanpa kesyukuran yang pantas dan seharga.
Ya Allah, hari ini, taburan kasihMu terjuntai lagi di kalbu ini. Dahsyat dan bahagianya jiwa di hari fitri. Gemuruh bahagia membuncah bersama alunan takbir membesarkan dan mengagungkanMu.
Ya Allah, syukurku atas nikmat iman yang Engkau sematkan dalam qalbuku. Ku pinta, lekat dan eratkan sentiasa iman itu dalam hidupku, agar beriringan selalu langkahku dengan kehendakMU.
Ya Rabbana, syukurku atas rahmat islam, muliakan hamba dengannya dan muliakan ia dengan hamba, jadikan hamba penyanjung dan penjunjung ia.
Ya ilaahi, syukurku atas nikmat ukhuwah, anugerah ayah -ibu " allahummaghfirlii wa liwalidayya war hamhumma kamaa rabbayani shaghiiran" ya rabb, muliakan orang tua kami, berkatilah langkah dan nafasnya, kurniakan umur barakah untuk keduanya, jadikan kami permata dunia dan akhiratnya-ya Allah tulus kasihnya pada kami, ku harap jadi pemberat amal ihsannya nanti di akhirat- ya Rabbanaa, tiada yang lebih indah dari pada jika Engkau perkenankan kami membersamai orang tua kami di surgaMu kelak.
Ya Allah, syukurku atas nikmat keluarga yang bahagia, kasihMU atas nikmat pasangan shalihah yang membersamaiku dalam langkah menggapai jannahmu, muliakan zaujahku dengan iman, indahkan hati dan wajahnya dengan pancaran Nur MU, lembutkan akhlaknya dengan kecintaanMU
Ya Allah, syukurku atas nikmat ikhwah dan jamaah, kau jadikan kami berukhuwah lillah. muliakan sahabat2 dan ikhwahku semuanya dengan rahman dan rahimMu. jadikanlah dalam hati kami ikatan cinta suci dalam rajutan perjuangan di jalanMu. selamatkan kami semua dari tipu daya syaitan dan tipuy dunia wi.
Ya Rabbana,
di hari id ini, kami sadrkan diri dan berulur tangan kepada segenap insan,
TAQABBALALLAHU MINNA WA MINKUM. Mohon berkenan sambut ulur tangan kami, mohon maaf atas segala kekhilafan yang sudah berlaku.



On Label: | 0 Comment

10 Pohon Ramadhan
Fiqih Islam

Oleh: Ulis Tofa, Lc


dakwatuna.com - Ibarat sebuah tanaman, maka amaliyah Ramadhan adalah pohonnya. Mediumnya adalah bulan Ramadhan. Pohon apa yang kita tanam di medium Ramadhan, itulah yang akan kita petik, itulah yang akan kita nikmati. Karena “siapa menanam dia yang menuai”.



10 Pohon Ramadhan
Fiqih Islam

Oleh: Ulis Tofa, Lc

Ilustrasi, Pohon Ramadhan

dakwatuna.com - Ibarat sebuah tanaman, maka amaliyah Ramadhan adalah pohonnya. Mediumnya adalah bulan Ramadhan. Pohon apa yang kita tanam di medium Ramadhan, itulah yang akan kita petik, itulah yang akan kita nikmati. Karena “siapa menanam dia yang menuai”.

Pertanyaannya; Pohon apa saja yang perlu kita tanam di bulan suci ini?

Paling tidak ada 10 pohon Ramadhan yang mesti kita tanam di medium bulan Ramadhan ini:

Pohon pertama, shaum. Tidak sekedar menahan hal yang membatalkan shaum –makan, minum dan berhubungan biologis- dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari saja. Karena, kalau hanya sekedar menahan yang demikian, boleh jadi anak kecil, usia SD bisa melakukannya. Betapa anak-anak kita sudah belajar shaum semenjak dibangku sekolah bukan?

Nah, kalau demikian, apa bedanya shaumnya kita dengan mereka?

Harus ada nilai lebih, yaitu menjaga dari yang membatalkan nilai dan pahala shaum.

Apa yang membatalkan nilai shaum. Di antaranya bohong, ghibah, namimah, mengumpat, hasud dan penyakit hati lainnya. Dengan demikian, mata, telinga, lisan, tangan, kaki dan anggota badan kita ikut serta shaum.

“Betapa banyak orang yang shaum, tidak mendapatkan sesuatu kecuali hanya rasa lapar dan dahaga semata.” Begitu penegasan Rasulullah saw.

Pohon kedua, sahur. Sahur tidak pengganti sarapan pagi, bukan juga penambah makan malam. Namun sahur yang penuh berkah, yang dilakukan diakhir jelang waktu fajar. Di sinilah waktu-waktu yang sangat mahal, doa dikabulkan, permintaan dipenuhi. Sehingga ketika melaksanakan sahur tidak tidak sambil nonton hiburan, tayangan yang melenakan, oleh media elektronik. Sibukkan diri dan keluarga kita dengan mensyukuri nikmat Allah dengan bersama-sama melaksanakan sunnah sahur ini dengan penuh hikmat dan kekeluargaan.

“Sahurlah, karena dalam sahur itu ada keberkahan.” Begitu sabda Rasulullah saw. mengajarkan.

Pohon ketiga, ifthar. Buka puasa. Sunnah buka puasa itu disegerakan. Ketika dengar kumandang adzan Maghrib, segera lakukan buka puasa. Jangan tunda, jangan sok kuat, nanti bakda tarawih saja, bukan.

Dengan apa kita ifthar? Sunnahnya dengan ruthab atau kurma muda. Berapa biji? Bilangan ganjil satu atau tiga biji. Kalau tidak ada, seteguk air putih. Itu yang dilakukan Rasulullah saw. bukan dengan memakan aneka hidangan, ragam makanan, bukan. Dan Rasulullah saw. pun baru makan besar setelah shalat tarawih.

Ifthar bukan ajang balas dendam, seharian manahan lapar, ketika bedug Maghrib, seakan ingin melampiaskan rasa laparnya dengan memakan semua yang ada. Perilaku ini tentu tidak akan membawa dampak perubahan dalam kehidupan pelakunya. Justeru dengan berlapar-lapar sambil merenungkan hikmah shaum dan menjadi bukti kesyukuran adalah sebagian dari target berpuasa. Sehingga dengan sadar dan hikmat kita berdoa saat berbuka:

“Yaa Allah, kepada-Mu aku shaum, dengan rizki-Mu aku berbuka, telah hilang rasa haus-dahagaku, kerongkongan telah basah, karena itu tetapkan pahala bagiku, insya Allah.”

Pohon keempat, tarawih. Tarawih berasal dari akar kata “raaha-yaruuhu-raahatan-watarwiihatan- yang artinya rehat, istirahat, santai. Sehingga shalat tarawih adalah shalat yang dilaksanakan dengan thuma’ninah, santai, khusyu’ dan penuh penghayatan, bukan hanya sekedar mengejar target bilangan rekaatnya saja, mau delapan, dua puluh, empat puluh, silahkan dikerjakan, asal memperhatikan rukun, wajib, dan sunnah shalat.

Kalau kita disuruh memilih, apakah shalat tarawih di masjid yang dalamnya dibaca “idzaa jaa’a nashrullahi wal fathu” atau shalat tarawih di masjid yang baca “idzaa jaa’akal munaafiquna qaaluu nasyhadu innaka larasuuluh…” Pilih mana?

Kita tidak dalam posisi membandingkan surat yang dibaca, semua adalah surat dalam Al-Qur’an, namun kita ingin membandingkan sikap kita, apa kita pilih yang panjang-panjang namun khusyu’ atau pilih yang pendek-pendek namun secepat kilat.

Umat muslim harus berani mengevaluasi diri dalam hal pelaksanaan shalat tarawih ini. Sebab, sudah kesekian kali kita melaksanakan shalat tarawih dalam hidup kita, namun kita belum bisa meresapi, merenungkan dan mendapatkan manisnya shalat, bermunajat kepada Allah swt. secara langsung.

Bukankah Rasulullah saw. meneladankan kepada kita, bahwa beliau shalat tarawih, di reka’at pertama setelah beliau membaca surat Al-Fatihah, beliau membaca surat Al-Baqarah sampai selesai, para sahabat mengira beliau akan ruku’, namun beliau melanjutkan membaca surat An-Nisa’ sampai selesai, para sahabat kembali mengira beliau akan ruku’, namun kembali beliau membaca surat Ali-Imran sampai selesai, baru beliau ruku’. Sedangkan ruku’, i’tidal dan sujud beliau lamanya seperti beliau berdiri rekaat pertama. Subhanallah!

Tentu kita tidak sekuat Rasulullah saw. namun yang kita teladani dari beliau adalah pelaksanaannya, dengan cara yang thuma’ninah, khusyu’ dan penuh tadabbur.

Pohon kelima, tilawatul Qur’an. Membaca Al-Qur’an. Atau yang populer adalah tadarus Al-Qur’an. Tadarus tidak hanya dilakukan di bulan suci ini, juga dilakukan setiap hari di luar Ramadhan, namun pada bulan suci ini tadarus lebih dikuatkan, ditambahkan kuantitas dan kualitasnya. Setiap malam, Rasulullah saw. bergantian bertadarus dan mengkhatamkan Al-Qur’an dengan malaikat Jibril.

Imam Malik, ketika memasuki bulan suci Ramadhan meninggalkan semua aktivitas keilmuan atau memberi fatwa. Semua ia tinggalkan hanya untuk mengisi waktu Ramadhannya dengan tadarus.

Imam Asy-Syafi’i, si-empunya madzhab yang diikuti di negeri ini, ketika masuk bulan Ramadhan ia mengkhatamkan Al-Qur’an sehari dua kali, sehingga beliau khatam Al-Qur’an 60 kali selama sebulan penuh. Subhanallah!

Kita tidak perlu mendebat, apakah itu mungkin? Bagaimana caranya beliau bisa melakukan hal itu? Esensi yang jauh lebih penting adalah, semangat dan mujahadah yang kuat itulah yang mesti kita miliki dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Pohon keenam, ith’aamul ifthor. Memberi berbuka puasa. Jangan diremehkan memberi berbuka puasa kepada orang yang berpuasa, baik langsung maupun lewat masjid. Walau hanya satu butir kurma, satu teguk air, makanan, minuman dan lainnya. Sebab, nilai dan pahalanya sama seperti orang yang berpuasa yang kita kasih berbuka itu. Di negara-negara Timur-Tengah, tradisi dan sunnah memberi buka puasa ini sangat kental. Hampir-hampir setiap rumah membuka pintu selebar-lebarnya bagi para kerabat, musafir, tetangga, sahabat, untuk berbuka bersama dengan mereka.

Kita jadikan memberi buka bersama ini sebagai sarana menebar kepedulian, kekeluargaan, keakraban, dengan sesama, lebih lagi sebagai sarana fastabiqul khairat.

Pohon ketujuh, i’tikaf. Melaksanakan i’tikaf 10 hari akhir Ramadhan. Inilah amalan sunnah muakkadah yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah saw. semasa hidupnya. Lebih dari 8 atau 9 kali beliau beri’tikaf di bulan suci ini, bahkan di tahun di mana beliau meninggal, beliau beri’tikaf 20 hari akhir Ramadhan. Beliau membangunkan istri-sitrinya, kerabatnya untuk menghidupkan malam-malam mulia dan mahal ini. (baca i’tikaf)

Pohon kedelapan, taharri lailatail qadar. Memburu lailatul qadar. Usia rata-rata umat Muhammad adalah 60 tahun, jika lebih, itu kira-kira bonus dari Allah swt. Namun usia yang relatif pendek itu bisa menyamai nilai dan makna usia umat-umat terdahulu yang bilangan umur mereka ratusan bahkan ribuan tahun. Bagaimana caranya? Ya, dengan cara memburu lailatul qadar, sebab orang yang meraih lailatul qadar dalam kondisi beribadah kepada Allah swt., berarti ia telah berbuat kebaikan sepanjang 1000 bulan atau 84 tahun 3 bulan penuh. Jika kita meraih lailatul qadar sekali, dua kali, tiga kali, dan seterusnya, maka nilai usia dan ibadah kita bisa menyamai umat-umat terdahulu.

Rahasia inilah yang di yaumil akhir kelak, umat Muhammad saw. dibangkitan dari alam kubur terlebih dahulu, dihisab terlebih dahulu, dimasukkan ke surga terlebih dahulu, dan juga dimasukkan ke neraka terlebih dahulu, waliyadzu billah.

“Pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang dari kebaikan.” (H.R. Ahmad)

Pohon kesembilan, umroh. Melaksanakan ibadah umroh dibulan suci Ramadhan, terutama 10 akhir Ramadhan. Sebab melaksanakan umroh di bulan suci ini seperti malaksanakan ibadah haji atau ibadah haji bersama Rasulullah saw.

“Umrah di bulan Ramadhan sebanding dengan haji.” Dalam riwayat yang lain: “Sebanding haji bersamaku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pohon kesepuluh, menunaikan ZISWAF, yaitu mengeluarkan zakat, infaq, sedekah dan wakaf. ZISWAF adalah merupakan ibadah maaliyah ijtima’iyyah, ibadah yang terkait dengan harta dan berdampak pada manfaat sosial. Mengeluarkan ZISWAF tidak hanya bulan suci Ramadhan, kecuali zakat fitrah yang memang harus dikeluarkan sebelum shalat iedul fitri, sedangkan zakat-zakat yang lain, sedekah dan infaq dilakukan kapan saja dan di mana saja, namun karena bulan Ramadhan menjanjikan kebaikan berlipat, biasanya kesempatan ini tidak disia-siakan umat muslim, sehingga umat muslim berbondong-bondong menunjukkan kepeduliannya dengan berZISWAF. Tentu dilakukan dengan baik, benar dan tidak memakan korban. Lebih baik lagi jika disalurkan lewat Lembaga Amil Zakat yang memang mengelola dana-dana umat ini sepanjang hari, tidak hanya tahunan.

Berbicara tentang potensi ZISWAF di negeri ini sangatlah besar jumlah, setiap tahunnya potensi ZISWAF itu 19, 3 Trilyun Rupiah. Subhanallah, dana yang tidak sedikit yang jika bisa digali, diberdayakan, maka ekonomi umat Islam akan lebih baik.

Inilah 10 pohon Ramadhan, “Siapa menanamnya ia akan menuai”, biidznillah. Allahu a’lam

On Label: | 0 Comment


7 Spirit Kemenangan Ramadhan

Dikirim oleh DR. Amir Faishol Fath pada 9 September 2008 @ 10:52 di Hadits

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة 183(

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al Baqarah: 183).

dakwatuna.com - Ayat ini menggambarkan urgensi ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kata kutiba menunjukkan makna bahwa ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah wajib. Wajib karena itu kebutuhan fitrah manusia. Allah swt. yang meciptakan manusia , Dialah yang lebih tahu hakikat fitrah ini. Dan Dialah yang lebih tahu rahasia diwajibkannya puasa. Karena itu tidak ada pilihan lain bagi manusia kecuali harus berpuasa. Karena itu pula Allah berfirman: kamaa kutiba ‘alalladziina min qablikum. Artinya bahwa manusia terdahulu juga diwajibkan berpuasa.

Sudah pasti bahwa Allah swt. tidak mungkin mensyari’atkan sesuatu yang tidak ada gunanya. Sebab Allah swt. Maha Bijak, Allah berfirman: alaisallahu bi ahkamil haakimiin. Sudah pasti bahwa semua ibadah yang Allah swt. ajarkan jika benar-benar dilaksanakan oleh manusia, akan membawa manfaat yang agung bagi manusia itu sendiri. Dalam berbagai peristiwa sejarah di zaman Rasulullah saw. kita selalu membaca bahwa kemenangan demi kemenangan justru terjadi di saat-saat umat sedang berpuasa di bulan Ramadhan. Ada apa dengan Ramadhan? Inilah alasan mengapa tulisan ini secara khusus akan mengungkap rahasia kemenangan dan hubungannya dengan Ramadhan. Setidaknya ada tujuh spirit kemenangan Ramadhan yang bisa diangkat dalam tulisan ini:

Pertama, Kemenangan Atas Nafsu

Dalam kata ashiyam pada ayat di atas terkandung makna alhabsu artinya menahan. Seorang yang berpuasa pasti sedang menahan nafsu dengan segala dimensinya. Bukan hanya nafsu makan dan minum, melainkan juga nafsu hubungan seks dan nafsu memandang yang haram. Perhatikan diri anda ketika sedang berpuasa. Apa yang anda tahan? Bukankah anda sedang menahan diri dari yang halal? Makan dan minum itu halal bagi anda. Berhubungan seks dengan istri anda itu juga halal. Tetapi anda tahan. Dan anda mampu menahannya. Apa makna semua ini? Di sini nampak bahwa anda sedang bertarung dengan nafsu anda. Anda sedang berusaha mengendalikannya. Sekalipun nafsu itu meronta-ronta memanggil anda untuk makan di siang hari yang panas, anda tetap mengendalikannya sampai tiba adzan maghrib. Bila ternyata anda mampu melakukan ini, sungguh tidak ada alasan bagi anda untuk terjatuh kepada yang haram, hanya karena godaan nafsu.

Tapi sayangnya banyak orang yang hanya menjadikan puasa sekedar ritual yang mati. Mati karena hakikat puasa yang sebenarnya untuk menahan nafsu, ternyata itu hanya dilakukan di bulan Ramadhan saja. Begitu habis Ramadhan, tidak sedikit dari mereka yang tadinya berpuasa kembali merasa bebas untuk berbuat dosa. Akibatnya puasa Ramadhan tidak membawa makna apa-apa bagi hidupnya. Ibarat seorang yang makan, begitu makanan di telan setelah itu dimuntahkan lagi. Tentu cara hidup berIslam seperti ini tidak akan memberi buah sama sekali bagi kehidupan ruhaninya. Karena itulah makna puasa yang seharusnya menjadi titik tolak kemenangan atas hawa nafsu, itu harus tetap dipertahankan sepanjang hayat, sebab hanya demikian hakikat ritual akan menjadi seperti air yang disiramkan terhadap sebuah pohon. Maka pohon itu akan menjadi tumbuh subur, akarnya menghunjam ke bumi dan tangkainya menjulang ke langit. Setiap orang yang berteduh dibawahnya tidak hanya akan merasa sejuk melainkan juga akan merasa aman dengan rindangnya.

Kedua, Kemenangan Atas Setan

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa ketika tiba Ramdhan, syetan-syetan diikat. Nabi saw. bersabda: “Bila Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup, sementara syetan-syetan diikat.” (HR. Bukhari-Muslim). Ini menunjukkan bahwa iman umat Islam di bulan Ramadhan harus meningkat. Karena itu kita selalu menemukan suasana yang berbeda di bulan Ramadhan. Orang yang tadinya malas shalat berjemaah di masjid, selama Ramadhan ia rajin ke masjid. Orang yang tadinya tidak pernah membaca Al Qur’an, selama Ramadhan selalu membacanya. Orang yang tadinya kikir bersedekah, selama Ramadhan menjadi dermawan. Orang yang tadinya tidak pernah bangun waktu fajar, selama Ramadhan selalu bangun fajar dan shalat subuh berjemaah di masjid. Orang yang tadinya tidak pernah shalat malam, selama Ramadhan rajib shalat malam. Orang yang tadinya mempertontonkan aurtanya, selama Ramadhan menjadi wanita anggun di balik jilbab yang indah.

Suasana seperti ini menggambarkan betapa Ramadhan benar-benar membawa keberkahan bagi umat Islam. Terasa bahwa syetan benar-benar diikat. Syetan tidak bisa bergerak secera leluasa. Mengapa? (a) Nabi saw.: wash shawmu junnatun (puasa adalah penangkal dari dosa dan api neraka). Lalu nabi melanjutkan : “Maka ketika kalian berpuasa hendaklah jangan berkata kotor dan tidak mengumpat. Bila ada orang mencaci katakan kepadanya: maaf aku sedang berpuasa…” (HR. Bukhari-Muslim) (b) Karena nafsu selama bulan puasa dikendalikan. Begitu nafsu terkendali syetan tidak punya jaringan untuk bergerak. Begitu jaringanya menjadi sempit, amal-amal shaleh meningkat di mana-mana. Begitu amal shaleh meningkat otomatis iman akan naik. Sayangnya pemandangan ini hanya berlangsung sekejap. Selama bulan Ramadhan saja. Setelah itu kehidupan yang penuh kemenangan kembali lenyap dalam gelora nafsu. Dosa-dosa kembali dilakukan di mana-mana tanpa merasa takut sedikit pun. Jika memang demikian, benarkah kemenangan atas syetan selama Ramadhan adalah kemenangan sejati? Sampai kapan umat ini akan terus berpura-pura kepada Allah swt., menjadi hanya seorang muslim yang baik di bulan Ramadhan saja?

Ketiga, Pahala Dilipatgandakan

Dalam sebuah hadist Rasulullah saw. bersabda: “Setiap amal anak Adam -selama Ramadhan- dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Kecuali puasa, Allah berfirman: Puasa itu untuk-Ku, dan Aku langsung yang akan memberikan pahala untuknya.” (HR. Muslim). Maksudnya bahwa pahala puasa bukan hanya dilipatgandakan melainkan lebih dari itu, Allah swt berjanji akan memberikan pahala tanpa batas. Bayangkan berapa pahala yang akan didapat seseorang sepanjang hari berpuasa, bersedekah, menegakkan amal-amal wajib lalu dilanjutkan dengan amal-amal sunnah. Di mana semua itu dilipatgandakan tujuh ratus kali lipat.

Bagaimana jika seorang muslim membaca Al Qur’an dalam sehari lebih dari satu juz. Rasulullah saw. menerangkan bahwa pahala membaca Al Qur’an hitungannya perhuruf. Setiap huruf satu kebaikan, dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Itulah rahasia, mengapa para ulama terdahulu begitu masuk Ramadhan mereka belomba-lomba mengkhatamkan Al Qur’an tanpa batas. Ada yang mengkhatamkan sehari sekali. Ada yang sehari dua kali. Yang selalu saya baca dalam manaqib Imam Syafi’ie adalah bahwa ia selalu mengkhatamkan Al Qur’an selama Ramadhan 60 kali khatam. Apa yang menarik di sini bukan logis atau tidaknya, melainkan kesungguhan mereka dalam mengkhatamkan Al Qur’an. Itulah spirit yang harus kita ambil. Bahwa akan menilai amal shaleh kita dari segi kwantitas melainkan dari usaha maksimal yang kita lakukan. Inilah makna ayat: “Fattaqullaha mas tatha’tum (maka bertaqwalah kepada Allah semaksimal kemapuanmu)” (QS. At Taghabun:16)

Keempat, Dosa-Dosa Diampuni

Minimal ada tiga ibadah dalam Ramadhan yang secara tegas Rasulullah saw. mengkaitkan dengan ampunan dosa-dosa terdahulu: Pertama, ibadah puasa. Nabi saw. bersabda: “Man shaama Ramadhaan iimaanan wah tisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambihi. (Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari-Muslim). Kedua, ibadah shalat malam (baca: tarawih). Nabi saw. bersabda: “Man qaama Ramadhana iimaanan wah tisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambihi. (Siapa yang menegakkan shalat malam Ramadhan dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari-Muslim). Ketiga, Ibadah shalat malam lailatul qadr. Nabi saw. bersabda: “Man qaama lailatal qadri iimaanan wah tisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambihi. (Siapa yang menegakkan shalat malam pada malam lailatul qadr dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari-Muslim).

Perhatikan ketiga hadits di atas, betapa ibadah Ramadhan yang akan menjadi penyebab ampunan dosa bukan hanya puasa, melainkan ada juga ibadah shalat malam sepanjang Ramadhan termasuk pada malam lailatul qadr. Tetapi sayangnya banyak orang Islam hanya mengambil puasanya saja, sementara ibadah-ibadah lain yang tidak kalah pentingnya dengan puasa diabaikan. Akibatnya tujuan Ramadhan yang sebenarnya merupakan bulan ampunan dosa, tidak tercapai secara maksimal. Banyak orang beralasan sibuk mencari nafkah dan lain sebaginya, sehingga tidak sempat memaksimalkan semuanya itu. Perhatikan Rasulullah saw. sekalipun hari-harinya sibuk berdakwah, pada bulan Ramadhan masih menambah lagi amal-amal ibadah yang melebihi hari-hari biasanya. Apakah cukup dengan hanya beralasan bahwa mencari nafkah juga ibadah, lalu mengabaikan membaca Al Qur’an, shalat malam dan lain sebagainya?

Kelima, Doa-doa Dikabulkan

Seorang yang sedang berpuasa doanya mustajab. Sebab ia sedang dalam kondisi menahan nafsu. Syetan-syetan tidak mendekatinya. Karenanya ia lebih dekat kepada Allah swt. Ketika ia dalam kondisi sangat dekat kepada Allahswt., maka doanya akan mudah diterima. Karena itu Nabi saw. menganjurkan agar orang-orang yang sadang berpuasa banyak-banyak berdoa. Para ulama mengatakan: Disunnahkan bagi orang yang sedang berpuasa selalu mengucapkan dzikir, memanjatkan doa, sepanjang hari selama berpuasa. Sebab puasa membuat pelakunya semakin dekat kepada Allah swt. Orang-orang yang dekat kepada Allah swt. doanya mustajab.

Berdzikir dan berdoa selama puasa memang sangat dianjurkan sepanjang hari. Tetapi berdzikir dan berdoa pada saat menjelang buka puasa sangat ditekankan dan diutamakan. Nabi saw. bersabda: “Orang yang berpuasa doanya tidak ditolak, terutama menjelang berbuka.” (HR. Ibn Majah, sanad hadits ini sahih). Ibn Umar ra. meriwayatkan bahwa Nabi saw. menjelang buka puasa selalu berdoa: “Dzahabazh zhomau wabtallatil ‘uruuq watsabatil ajru insyaa allahu ta’aalaa. (Dahaga telah pergi, kerongkongan telah basah, semoga Allah memberikan pahala). Abdullah bin Amru ra. selalu membaca doa berikut ini sebelum buka puasa: “Allahumma as’aluka birohmatikallati wasi’at kulla syai’ antaghfira lii dzunuubii. (Ya Allah aku mohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang mencakup segala sesuatu, agar Kau ampuni aku.”

Imam At Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda: “Tiga orang yang doanya tidak pernah ditolak: Pemimpin yang adil, seorang yang sedang berpuasa sampai ia berbuka, orang yang dizholimi.” Jelasnya bahwa selama puasa Ramadhan iman hamba-hamba Allah swt. sedang naik, mereka selalu bangun malam menegakkan shalat, mereka selalu membaca Al Qur’an, mereka selalu bersedekah, mereka jauh dari dosa-dosa, mereka bertobat minta ampunan kepada Allah swt. dan sebagianya. Semua itu merupakan suasana yang dukung-dukung membuat turunnya keberkahan dari Allah swt. Semakin banyak keberkahan yang turun semakin mudah doa yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah swt.

Keenam, Raih Lailatul Qadr

Dalam surah Al Qadr: 3-5 Allah swt. menerangkan keagungan malam lailatul qadr: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” Inilah malam yang sangat Allah swt. agungkan. Pada malam lailatul qadr ini Allah swt. pernah menurunkan Al Qur’an. Bukan hanya itu, setiap malam lailatul qadr Allah memberikan kesempatan kepada hamba-hamba-Nya untuk menutupi kekurangan masa lalunya dengan beribadah menegakkan shalat, berdzikir dan membaca Al Qur’an. Bayangkan pahalanya khsusus dan luar biasa. Tidak bisa dibandingkan dengan pahala beribadah selama 1000 bulan. Kata khirun pada ayat di atas menunjukkan makna lebih baik, bukan sama. Perhatikan betapa keutamaan ibadah pada malam lailatul qadr hendaklah diraih dengan sungguh-sungguh.

Perhataikan kata khairun min alfi shahrin (lebih baik dari seribu bulan). Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya, pernah melakukan hitung-hitungan tentang hakikat seribu bulan itu. Beliau mengatakan: 1000 bulan = 84 tahun 3 bulan. Saya mencoba merenungkan hakikat ini. Saya menemukan betapa angka tersebut menggambarkan usia terpanjang rata-rata manusia. Artinya, bila kita pikir-pikir ayat tersebut, kita akan segera mengambil kesimpulan bahwa beribadah pada malam lailatul qadr masih lebih hebat pahalanya dibanding dengan pahala ibadah sepanjang hidup. Tetapi maksudnya di sini bukan lantas mencukup dengan ibadah pada malam lailatul qadr kalau setelah itu tidak beribadah sepanjang hayat? Ini salah. Itu maksudnya adalah (a) bahwa kita secara normal menyadari bahwa masih banyak ibadah yang kurang maksimal, atau bahkan sangat kurang. Perlu adanya back up pahala, untuk menutupi kekurangan-kekurangan itu. (b) Kita seharusnya -selama hidup- selalu beribadah kepada Allah swt. untuk menutupi nikmat-nikmat-Nya yang tidak pernah putus. Tetapi karena kesibukan yang demikian banyak, serta kelemahan iman yang kita punya, tentu banyak kondisi yang tidak bisa dipenuhi. Allah swt. yang Maha Pengasih memberikan peluang agar kita bisa mengimbangi nikmat-nikmat tersebut. Karenanya dibukalah malam lailatul qadr.

Rasulullah saw. memberikan tuntunan agar lailatul qadr itu diburu pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Terutama malam-malam ganjil: 21, 23, 25, 27, 29. Banyak para sahabat dan para ulama yang menekankan secara khusus malam tangga 27 Ramadhan. Tetapi demikian, mereka menganjurkan agar tidak mencukupkan hanya dengan malam tanggal 27 saja. Sebab tidak mustahil malam lailatul qadr itu akan terjadi pada malam-malam lainnya. Karena itu handaknya seorang hamba Allah swt. selalu bangun setiap malam. Karena tidak ada yang tahu pasti kapan dan tanggal berapa sebenarnya lailatul qadr itu terjadi. Karena itu sebagian sahabat mengatakan: Siapa yang yang bangun menegakkan shalat setiap malam sepanjang tahun ia pasti dapat keistimewaan lailatul qadr.

Sebenarnya lailatul qadr ini adalah suatu kesempatan yang sangta istimewa dan sangat mahal. Seharusnya setiap orang yang beriman bersungguh-sungguh untuk meraihnya. Seharusnya mereka sejak dini sudah bersiap-siap dengan segala daya upaya untuk mendapatkannya. Seperti mereka berdaya upaya untuk meraih medali dalam sebuah olimpiade. Seharusnya mereka menyesal seumur hidupnya ketika tidak terlibat dalam perlombaan ini. Padahal Allah swt. telah berfirman: “Fastabiqul khairaat (berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan.” (QS. Al Baqarah:148). Tetapi sayangnya banyak orang beriman tidak tertarik dengan perlombaan. Bahkan banyak dari mereka yang cuek dan tidak terpanggil untuk mempersiapkan diri supaya mendapatkannya. Pun tidak sedikit yang tidak menyesal karena tidak kebagian keberkahannya. Apakah mereka telah merasa kebanyakan pahala, sehingga merasa cukup dengan pahala amal yang selama ini mereka kerjakan? Coba pikirkan seberapa persenkah pahala yang kita dapatkan dibanding dengan pahala para sahabat Nabi saw.? Nabi saw. bersabda: “Janganlah kau mengejek sahabat-sahabatku, demi Allah seandainya kau infakkan emas sebasar gunung Uhud, pahala yang kau dapatkan itu tidak akan mencapai segenggam atau separuhnya dari pahala yang mereka dapatkan.” Perhatikan sedemikian agungnya pahala para sahabat itu, itu pun mereka masih berlomba-lomba meraih malam lailatul qadr.

Ketujuh, Kejar Level Taqwa

Ayat tentang puasa di atas, ditutup dengan la’allakum tattaquun (agar kamu bertaqwa). Artinya bahwa tujuan utama puasa Ramadhan adalah untuk membangun kesadaran taqwa dalam pribadi seorang muslim. Taqwa seperti yang dikatakan Ubay bin Ka’ab ra. kepada Umar bin Khaththab adalah: “Bahwa orang yang betaqwa itu seperti orang berjalan di tempat yang banyak durinya. Kanan-kiri, bawah-atas ada duri.” Bayangkan apa yang dia lakukan? Tentu ia sangat berhat-hati, jangan sampai duri itu menggores tubuhnya. Begitu juga taqwa. Anda berhati-hati dari pandangan yang haram seperti anda berhati-hati dari duri, itu taqwa. Anda berhat-hati dari harta haram, jangan sampai barang itu masuk ke perut anda, atau ke perut istri dan anak anda, seperti anda berhati-hati dari duri, itu takwa. Anda berhati-hati dari dosa-dosa kecil apalagi besar seperti anda berhat-hati dari duri, itu taqwa.

Perhatikan betapa taqwa merupakan totalitas kehati-hatian seorang hamba dalam menjalankan ketaatan kepada Allah swt., jangan sampai sedikit pun dari apa yang dia lakukan dimurkai Allah swt. Itulah rahasia mengapa Allah swt. mengikat pada ayat di atas antara puasa (ash shiyam) dengan taqwa. Sebab ketika seseorang berpuasa dia telah mengendalikan nafsunya. Dan hanya dengan mengendalikan nafsu, seseorang secara bertahap akan naik ke level taqwa. Karena itu dalam Al Qur’an masalah taqwa merupakan tema sentral. Katika Allah swt. menceritakan pedihnya siksaan neraka itu sebenarnya supaya orang bertaqwa. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6). Begitu juga ketika Allah swt. menceritakan keindahanya surga dan kelezatan makanan dan minuman di dalamnya, itu tidak lain supaya manusia bertaqwa.

Lebih dari itu, banyak ayat dalam Al Qur’an yang menekankan pentingnya bersikap taqwa: (a) Di pembukaan surah Al Baqarah, Allah swt. langsung menceritakan sifat-sifat orang yang bertaqwa. (b) Dalam surah Ali Imran:133, Allah swt. menegaskan bahwa surga dipersipakan untuk mereka yang bertaqwa: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (c) Dalam surah Al Hujuraat: 3, Allah swt. menunjukkan bahwa paling mulainya manusia adalah orang-orang yang paling bertaqwa. (d) Dalam surah Al Qashash:83, Allah swt. menerangkan bahwa kemenangan itu hanya milik orang-orang yang betaqwa: “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” Dalam surah Al Qalam:34, lagi-lagi Allah menceritakan indahnya surga yang dipersipakan untuk mereka yang bertaqwa: “Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.”

Penutup

Jelasnya, Ramadhan adalah nikmat agung, sekaligus tamu agung yang datang setahun sekali. Di dalamnya banyak kesempatan bagi orang-orang beriman untuk meningkatkan iman dan mencucikan dosa-dosa dengan memohon ampun kepada Allah swt. tidak hanya puasa, banyak ibadah Ramadhan yang diajarkan Allah swt. dan Rasul-Nya yang tidak kalah pentingnya dengan ibadah puasa. Seperti ibadah shalat malam, i’tikaf, banyak bersedekah, mengkhatamkan Al Qur’an dan lain sebagainya. Siapa yang bersungguh-sungguh melaksanakan semua itu, kemenangan pasti akan dia capai. Sebaliknya siapa yang mengabaikan semua itu, dia sendiri yang rugi. Ingat bahwa tidak ada yang bisa menjamin bahwa seseorang bisa hidup sampai ke Ramadhan tahun depan. Karena itu, ketika ternyata kita diberi kesempatan memasuki Ramadhan tahun ini, janganlah sekali-kali disia-siakan. Segeralah bergegas untuk beramal. Segeralah bersungguh-sungguh untuk menggunakan kesempatan ini secara maksimal. Semoga Allah swt. menerima amal kita semua. Amiin. Wallahu a’lam bishshawab.

Artikel dicetak dari dakwatuna.com: http://www.dakwatuna.com

URL ke artikel: http://www.dakwatuna.com/2008/7-spirit-kemenangan-ramadhan/

On Label: | 0 Comment

Shaum atau puasa secara bahasa bermakna al-imsak atau menahan diri dari sesuatu seperti menahan diri dari makan atau berbicara. Makna shaum seperti ini dipakai dalam ayat ke-26 surat Maryam. “Maka makan dan minumlah kamu, wahai Maryam, dan tenangkanlah hatimu; dan jika kamu bertemu seseorang, maka katakanlah saya sedang berpuasa dan tidak mau berbicara dengan siapapun.”

Fiqih Ringkas Tentang Puasa

Dikirim oleh Mochamad Bugi pada 24 Agustus 2007 @ 22:49 di Hadits | 28 Komentar

Shaum atau puasa secara bahasa bermakna al-imsak atau menahan diri dari sesuatu seperti menahan diri dari makan atau berbicara. Makna shaum seperti ini dipakai dalam ayat ke-26 surat Maryam. “Maka makan dan minumlah kamu, wahai Maryam, dan tenangkanlah hatimu; dan jika kamu bertemu seseorang, maka katakanlah saya sedang berpuasa dan tidak mau berbicara dengan siapapun.”

Sedangkan secara istilah, shaum adalah menahan dari dari dua jalan syahwat, mulut dan kemaluan, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan pahala puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.

Keutamaan Bulan Ramadhan

Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah saw. bersabda, “Penghulunya bulan adalah bulan Ramadhan dan penghulunya hari adalah hari Jum’at.” (Thabrani)

Rasulullah saw. bersabda, ” Kalau saja manusia tahu apa yang terdapat pada bulan Ramadhan, pastilah mereka berharap Ramadhan itu selama satu tahun.” (Thabrani, Ibnu Khuzaimah, dan Baihaqi)

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Apabila datang bulan puasa, dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka.” (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga bersabda, “Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan, para setan dan jin kafir akan dibelenggu. Semua pintu neraka ditutup sehingga tidak ada satu pintu pun yang terbuka; dan dibuka pintu-pintu surga sehingga tidak ada satu pun yang tertutup. Lalu terdengara suara seruan, “Wahai pencari kebaikan, datanglah! Wahai pencari kejahatan, kurangkanlah. Pada malam itu ada orang-orang yang dibebaskan dari neraka. Dan yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Keutamaan Puasa Ramadhan

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan penuh harap, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang shalat malam pada bulan puasa, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Bukhari dan Muslim)

Waktu Berpuasa

Ibadah puasa dimulai sejak masuknya fajar shadiq (waktu shalat Subuh) hingga terbenamnya matahari (masuk waktu shalat Maghrib). Allah menerangkan di dalam al-Qur’an dengan istilah benang putih dari benang hitam.

Doa Berbuka Puasa

Jika berbuka puasa, Rasullullah saw. membaca, “Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu.” Artinya, ya Allah, untukmu aku berpuasa dan dengan rezeki yang engkau berikan kami berbuka. Dan Rasulullah saw. berbuka puasa dengan kurma. Jika tidak ada, cukup dengan air putih.

Sunnah-sunnah Dalam Berpuasa

Sebelum berpuasa, disunnahkan mandi besar dari junub, haidh, dan nifas. Bagi orang yang berpuasa, disunnahkan melambatkan makan sahur dan menyegerakan berbuka. Berdo’a sebelum berbuka.

Agar amalan puasa tidak rusak dan pahalanya tidak gugur, orang yang berpuasa disunnahkan menjaga anggota badan dari maksiat, meninggalkan obrolan yang tidak berguna, meninggalkan perkara syubhat dan membangkitkan syahwat.

Disunnahkan memperbanyak tilawah Al-Qur’an, memberi makan orang puasa untuk berbuka, dan memperbanyak sedekah. Di sepuluh hari terakhir, sangat dianjurkan beri’tikaf.

Yang Dibolehkan Tidak Berpuasa

1. Orang yang safar (dalam perjalanan). Tapi, ada ulama yang memberi syarat. Seseorang boleh tidak berpuasa di bulan Ramadhan dan menggantinya di bulan lain, jika safarnya menempuh lebih dari 89 km dan safarnya bukan untuk maksiat serta perjalanannya dimulai sebelum fajar. Namun Imam Hanbali membolehkan berbuka, walaupun safarnya dimulai pada siang hari. Alasan dibolehkannya berbuka adalah karena safar mengandung masyaqqah (kesusahan). Jika seseorang yang safar mengambil rukshah ini, ia wajib mengganti puasanya itu di hari lain sejumlah hari ia tidak berpuasa.

2. Orang yang sedang sakit. Sakit yang masuk dalam kategori ini adalah sakit yang dapat menghambat kelangsungan ibadah puasa dan berdampak pada keselamatan fisik jika dia tetap berpuasa. Untuk memutuskan dan menilainya, diperlukan pendapat dokter. Jika seseorang tidak berpuasa karena sakit, ia wajib mengganti puasa yang ditinggalkannya di bulan lain ketika ia sudah sehat.

3. Wanita hamil dan ibu yang menyusui. Wanita hamil atau ibu menyusui boleh tidak berpuasa, tapi harus menggantinya di hari lain. Jika dia tidak berpuasa karena takut dengan kondisi dirinya sendiri, maka hanya wajib bayar qadha’ saja. Tapi jika dia takut akan keselamatan janin atau bayinya, maka wajib bayar qadha’ dan fidyah berupa memberi makan sekali untuk satu orang miskin. Hal ini diqiyaskan dengan orang sakit dan dengan orang tua yang uzur.

4. Orang yang lanjut usia. Orang yang sudah lanjut usia dan tidak sanggup puasa lagi tidak wajib puasa, tapi wajib bayar fidyah dengan memberi makan seorang miskin sebanyak hari yang ditinggalkan.

5. Orang yang mengalami keletihan dan kehausan yang berlebihan. Jika kondisi itu dikhawatirkan mengganggu keselamatan jiwa dan akal, maka boleh berbuka dan wajib qadha’.

6. Orang yang dipaksa (ikrah) tidak berpuasa. Orang seperti ini boleh berbuka, tapi wajib mengqadha’.

Permasalahan Sekitar Puasa

1. Untuk puasa Ramadhan, wajib memasang niat berpuasa sebelum habis waktu sahur.

2. Saat berpuasa seorang suami boleh mencium isterinya, dengan syarat dapat menahan nafsu dan tidak merangsang syahwat.

3. Orang yang menunda mandi besar (janabah) setelah sahur atau setelah masuk waktu subuh, puasanya tetap sah. Begitu juga dengan orang yang berpuasa dan mendapat mimpi basah di siang hari, puasanya tetap sah.

4. Dilarang suami-istri berhubungan badan di siang hari ketika berpuasa. Hukuman bagi orang yang bersenggama di siang hari pada bulan Ramadhan adalah memerdekakan budak. Jika tidak mampu memerdekakan budak, suami-istri itu dihukum berpuasa dua bulan penuh secaara berturut-turut. Jika tidak mampu juga, mereka dihukum memberi makan 60 orang miskin sekali makan. Kalau perbuatannya berulang pada hari lain, maka hukumannya berlipat. Kecuali, pengulangannya dilakukan di hari yang sama.

5. Orang yang terlupa bahwa ia berpuasa kemudian makan dan minum, maka puasanya tetap sah. Setelah ingat, ia harus melanjutkan puasanya hingga waktu berbuka di hari itu juga.

6. Hanya muntah yang disengaja yang membatalkan puasa. Ada tiga perkara yang tidak membatalkan puasa: bekam, muntah (yang tidak disengaja), dan bermimpi (ihtilam). Sikat gigi atau membersihkan gigi dengan syiwak diperbolehkan. Hal ini biasa dilakukan oleh Rasulullah saw. Tapi, ada ulama yang memakruhkan menyikat gigi dengan pasta gigi setelah matahari condong ke Barat.

7. Orang yang mempunyai hutang puasa tahun sebelumnya, harus dibayar sebelum masuk Ramadhan yang akan berjalan. Jika belum juga ditunaikan, harus dibayar setelah Ramadhan yang tahun ini. Tapi, ada ulama berpendapat, selain harus diqadha’ juga diwajibkan memberi makan orang miskin.

8. Para ulama sepakat bahwa orang yang wafat dan punya utang puasa yang belum ditunaikan bukan karenakan kelalaian tapi disebabkan ada uzur syar’i seperti sakit atau musafir, tidak ada qadha yang harus ditanggung ahli warisnya. Tapi jika ada kelalaian, ada sebagian ulama mewajibkan qadha terhadap ahli warisnya dan sebagian lain mengatakan tidak.

9. Bagi mereka yang bekerja dengan fisik dan terkategori berat –seperti pekerja peleburan besi, buruh tambang, tukang sidang, atau yang lainnya– jika berpuasa menimbulkan kemudharatan terhadap jiwa mereka, boleh tidak berpuasa. Tapi, wajib mengqadha’. Jumhur ulama mensyaratkan orang-orang yang seperti ini wajib baginya untuk sahur dan berniat puasa, lalu berpuasa di hari itu. Kalau tidak sanggup, baru boleh berbuka. Berbuka menjadi wajib, kalau yakin kondisi ketidak sanggupan itu akan menimbulkan kemudharatan.

Artikel dicetak dari dakwatuna.com: http://www.dakwatuna.com

URL ke artikel: http://www.dakwatuna.com/2007/fiqih-ringkas-tentang-puasa/

On Label: | 0 Comment

Temans, Tamu mulia akan datang, Rasa kangen dan rindu kita akan segera terobati sebentar lagi…….Alhamdulillah Allah akan mempertemukan kita kembali dengan Bulan Ramadhan tahun ini, betapa banyak keluarga, teman, saudara, tetangga dan masyarakat lain yang tidak bisa bertemu dan menyambut datangnya tamu mulia kita ditahun ini karena telah dipanggil terlebih dahulu menghadap Allah SWT, jangan sia siakan waktu dan kesempatan yang telah diberikan ini, mari bersama-sama utk melakukan amalan yang sebanyak banyaknya di bulan suci ini.




Ada 10 Langkah yang harus bisa kita lakukan dalam menyambut bulan suci ini agar mendapatkan barokah di dalamnya :

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)

Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.

2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:

· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.

· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.

10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Selamat datang wahai Ramadhan…

Tiada kata seindah dzikir…

Tiada bulan seindah Ramadhan…

Izinkanlah kedua tangan besimpuh memanjatkan do’a…

Mohon maaf atas segala salah dan khilaf…

Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah swt…

Dan mudah-mudahan Ramadhan ini menghantarkan kita untuk mendapat predikat MUTTAQIN…

Amiiin…

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 1430 H

On Label: | 1 Comments





On Label: | 0 Comment

Dalam pernikahan hendaknya kita belajar pada garam. Garam yang nama kerennya NaCI atau natrium klorida, adalah persatuan antara unsur natrium dan klorida. Sejatinya, kedua unsur ini jarang berdiri sendiri. Mereka bisa bersatu karena “dicomblangi” oleh air sebagai mediator. Ketika masih sendiri, klorida termasuk unsur berbahaya bagi tubuh, biasanya berbentuk asam (HCL). Demikian pula natrium karbonat, walaupun tidak seberbahaya HCL.





Namun, ketika natrium dan klorida dipertemukan dengan mediasi air, masing-masing melepaskan ikatan dengan pasangannya terdahulu, kemudian mereka saling berikatan membentuk kristal. Jika sebuah ikatan kimia sampai membentuk kristal, tingkat kecocokannya pasti sangat tinggi, dari fase likuid sampai menjadi solid dan terkristalisasi. Ikatan demikian adalah ikatan yang sempurna.


Dengan karakter ini, ada sisi-sisi secara molekuler baik dari sebelah natrium maupun sebelah klorida yang awalnya memiliki efek membahayakan menjadi hilang. Sebab, sisi-sisi “negatifnya” saling menutup dan yang terlihat adalah sisi-sisi indahnya, yakni sisi-sisi positifnya.


Jadi, konsep pasangan hendaknya meniru garam. Sisi-sisi buruk yang tidak menyenangkan bisa menjadi simpul dari sebuah ikatan yang mempersatukan, untuk kemudian menghasilkan sebuah molekul yang indah serta memancarkan kebaikan. Kelemahan yang ada bukan untuk disesali atau dicemooh, tapi dimanfaatkan untuk berikatan. Inilah gambaran sederhana. Saling mengoptimalkan potensi dan saling menghilangkan kekurangan.


Ada satu pesan mendalam dalam proses tersebut, bahwa kita hanya mungkin mencapai “kesempurnaan”, jika kita mau bersatu dengan pasangan kita. Inilah fitrah yang ditetapkan Allah atas manusia dan alam semesta. Allah berfirman, “


Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (QS. Ad-Dzariyaat (51): 49)

Mengapa harus berpasang-pasangan? Ada banyak alternatif jawaban. Namun yang pasti, dengan berpasangan (yang sah tentunya) nilai-nilai kebaikan bisa berpadu menjadi sebuah kesempurnaan. Dengan berpasangan, akan pula tercipta pula proses sinergi, saling melengkapi, dan saling meniadakan keburukan.


Mudah-mudahan, sifat-sifat Jalaliyah Allah yang ada dalam diri pengantin pria mampu berpadu dengan sifat-sifat Jamaliyah Allah dalam diri pengantin wanita sehingga turun sifat-sifat Kamaliyah-Nya kepada keduanya. [aneh bin ajaib karya tauhid nur aziz]



On Label: , | 0 Comment


Marhaban yaa ramadan
Bulan ramadan yang kita nantikan kian dekat datang bersama kita. mentari yang berangsur tenggelam di ufuk barat diiringi dengan merekahnya bulan sabit menanda datangnya sang bulan kemenangan.

Bulan ramadan bulan bertuah
Bulan ibadah bulan mujahadah
bulan Rahmah bulan Maghfirah
Bulan Al qur'an dan lailatul Qadar

Muliakan ramadan dengan puasa
diwaktu malamnya tambahkan ibadah
bacalah al Qur'an dan banyakkanlah sedekah
tawarih kerjakanlah walaupun sunnah

pelihara mata jagalah telinga
kawalah lidah dari yang sia-sia
pikirkanlah yang mendatangkan faidah
hubungkan hatimu dengan Allah

Dzikir shalawat doa panjatkan
pahala ramadan diganda-gandakan
jangan lupakan jangan lalaikan
Ramadan tiba setahun sekali

banyakkan i'tikaf disepuluh hari terakhir
lailatul di satu malamnya
penuh rahmat dan kemuliaan
lebih besar dari seribu bulan

bulan ramadan bayarlah fitrah
untuk membersihkan hati dan diri
sebagai bantuan kepada yang lemah
agar mereka gembira di hari raya

Allahu yaa Allah
kepadaMu kami beriman
karenaMu kami bepuasa
di bulan ini bulan yang suci
kami mohon rahmat Mu ya Allah
keampunanMu wahai Tuhan

Selamat menyambut ramadan 1430 H, mari berbagi menggapai rahmatNya, lelah hati jauh berjalan menyusuri bangkai dunia yang fana. kini saatnya refleksi diri memutar kehidupan bercermin diri menata langkah menyongsong kemulian hakiki.

Sahabat Ku,
banyak sudah kita melangkah, lama sudah kita menggamit langkah
banyak canda tawa keluh kesah
jika ada hati terluka
dengan ketulusan hati ku ulurkan tangan dan hati
mohon diikhlaskan segala khilaf
moga selepas ramadan nanti kita menjadi fitri
Allahumma taqabbal minna.
Allahumma barikli fi sya'ban wa balighna fii ramadan. Amiin

On Label: | 0 Comment


CARA DOWNLOAD
NANTI AKAN MUNCUL GOOGLEDOC
TULISKAN ALAMAT EMAIL SAUDARA DAN PASWORDNYA
JIKA SAHABAT TIDAK PUNYA EMAIL
SILAKAN TULIS
MUSTPRAM@TELKOM.NET
PASWORD: YO7KPRAMONO
SELAMAT MENIKMATI

On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment




On Label: | 0 Comment

Para sedulur TP, mohon ngapunten alias minta maaf karena keterlambatan up load soal ini, karena ada kesalahan teknis.

SOAL UJIAN
( TAKE HOME EXAMINATION )
a. Mata kuliah : Pengembangan kepemimpinan dalam pendidikan
b. Pengampu : Prof. Em.Dr. Sunarwan
c. Program studi : Teknologi Pendidikan

1. Berikan pengertian saudara akan istilah-istilah berikut ini:
a. Leader dan Leadership
b. Management dan manager
c. Administrasi
Jelaskan hubungan istilah-istilah tersebut dalam teori atau pemahaman”dua sisi dari satu mata uang” seperti terdapat dalam buku A.T. Su;istani dengan paham”lingkaran”seperti terdapat dalam buku Wahyosumidjo!
Menurut saudara mana yang lebih sesuai dalam system kepemimpinan manajemen berbasis sekolah sekarang ini dan bagaimana pelaksanaannya?

2. Jelaskan pengertian saudara akan istilah-istilah : Visi, Missi, Strategi dan SWOT!
Bagaimana implementasi hubungan diantara ke empat istilah tersebut bagi seorang kepala sekolah?

3. Bandingkan kepemimpinan teori sifat dengan kepemimpinan teori perilaku, mana yang lebih teoritis dan mana yang lebih empiris? Tunjukkan bultinya disertai contoh.

4. Bandingkan teori konsiderasi dan struktur inisiasi dengan teori grafik kepemimpinan! Secara empiric mana teori yang lebih sering atau banyak terjadi dalam system kepemimpinan kepala sekolah di Indonesia

5. Bahaslah teori kepemimpinan menurut situasi dengan cara mengaitkan gambar 10,11,12 dan 18! Dapatkah teori ini sebagai landasan implementasi semboyan/jargon”ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” bagaimana caranya jelaskan

6. Jelaskan apa yang dimaksud leadership continuum disertai contohnya!

7. Bahaslah beberapa teori Motive dan Motivasi kemudian pilihlah satu teori yang applikabel(ingat rumus P=f(m,k,p) untuk mendorong warga sekolah mewujudkan SEKOLAH UNGGULAN ditempat saudara bekerja!
Surakarta , juli 2009

Catatan 1.
1. Lembar jawaban diketik atau ditulis dengan jelas dan mudah dibaca!
2. Waktu mengerjakan 5 hari sejak diterimakannya soal ini
3. Lembar jawaban dikumpulkan oleh ketua kelas dan mengirimnya ke alamat Jl. MH. Tamrin no 20 solo
4. Dua lembar dari dua orang yang persis sama tak akan dinilai.



On Label: | 0 Comment

Siang tadi, saya diminta oleh Kelompok Peneliti Muda (KPM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk menjadi pembicara Seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di aula perpustakaan UNJ. Tadinya saya berpikir paling-paling yang datang hanya sedikit dan tidak lebih dari 20 orang mahasiswa. Namun perkiraan saya meleset. Ternyata yang datang ke seminar itu cukup banyak. Bila dihitung dengan panitianya bisa lebih dari 100 orang-an.


Beberapa Alasan Kenapa Guru Malas Meneliti
Thursday, January 22, 2009 1:18
Posted in category Penelitian by: wijayalabs

Siang tadi, saya diminta oleh Kelompok Peneliti Muda (KPM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk menjadi pembicara Seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di aula perpustakaan UNJ. Tadinya saya berpikir paling-paling yang datang hanya sedikit dan tidak lebih dari 20 orang mahasiswa. Namun perkiraan saya meleset. Ternyata yang datang ke seminar itu cukup banyak. Bila dihitung dengan panitianya bisa lebih dari 100 orang-an.

Karena telah terbiasa menjadi pembicara seminar di tingkat nasional, saya langsung merubah strategi presentasi saya. Cuplikan Film “Untuk Sebuah Perjuangan” hasil karya anak-anak SMP Labschool Jakarta saya putar lebih dulu. Hasilnya lumayan berhasil sehingga dapat menggiring dan memotivasi peserta (yang umumnya para guru di DKI Jakarta) untuk melaksanakan penelitian yang membutuhkan sebuah perjuangan.

Perjuangan yang paling berat itu adalah mengalahkan kemalasan diri ketika mau memulai meneliti. Meneliti di kelasnya sendiri untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya. Itulah yang menjadi topik presentasi saya “Kenapa guru Takut melakukan PTK”.

Dalam presentasi saya, Ada beberapa alasan kenapa guru takut melaksanakan penelitian di kelasnya sendiri melalui PTK. Beberapa alasan-alasan itu adalah:

1.Guru kurang memahami profesi guru

Profesi guru adalah profesi yang sangat mulia. Para guru hendaknya menyadari profesi mulia ini. Guru harus dapat memahami peran dan fungsi guru di sekolah. Guru sekarang bukan hanya guru yang mampu mentransfer ilmunya dengan baik, tetapi juga mampu digugu dan ditiru untuk memberikan tauladan yang tidak hanya sebatas ucapan tapi juga tindakan.

Dengan adanya sertifikasi guru, maka profesi guru sekarang ini sudah sejajar dengan profesi lainnya. Sehingga banyak sarjana non kependidikan yang mendaftarkan diri untuk menjadi guru.

Profesi guru adalah profesi yang bukan hanya mulia dimata manusia, tetapi juga di mata Allah Karena itu guru harus dapat mengajar dan mendidik dengan hatinya agar dapat menjadi mulia. Hati yang bersih dan suci akan terpancar dari wajahnya yang selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya ( Salam, Sapa, Sopan, Senyum, dan Sabar).

2. Guru malas membaca buku dan malas menulis

Masih banyak guru yang malas membaca. Padahal dari membaca itulah akan terbuka wawasan yang luas dari para guru. Kesibukan-kesibukan mengajar membuat guru merasa kurang sekali waktu untuk membaca. Ini nyata, dan terjadi di sekolah kita. Bukan hanya di sekolah, di rumah pun banyak guru yang malas membaca. Guru harus dapat melawan kebiasaan malas membaca. Ingatlah dengan membaca kita dapat membuka jendela dunia.

Pengalaman mengatakan, siapa yang rajin membaca, maka ia akan kaya akan ilmu, namun bila kita malas membaca, maka kemiskinan ilmu akan terasa. Guru yang rajin membaca, otaknya ibarat mesin pencari google di internet. Bila ada siswa yang bertanya, memori otaknya langsung bekerja mencari dan menjawab pertanyaan para siswanya dengan cepat dan benar.

Sudah bisa dipastikan bila guru malas membaca, maka akan malas pula untuk menulis. Menulis dan membaca seperti kepingan uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Guru yang terbiasa membaca, maka ia akan terbiasa menulis. Dari membaca itulah guru mampu membuat kesimpulan dari apa yang dibacanya, kemudian kesimpulan itu ia tuliskan kembali dalam gaya bahasanya sendiri.

Menulis itu ibarat pisau yang harus sering diasah. Guru yang rajin menulis, maka ia mempunyai kekuatan tulisan yang sangat tajam, layaknya sebilah pisau. Tulisannya sangat menyentuh hati, dan bermakna. Runut serta mudah dicerna bagi siapa saja yang membacanya.

3. Guru kurang sensitif terhadap waktu dan terjebak dalam rutinitas kerja

Bagi guru yang kurang memanfaatkan waktunya dengan baik, maka tidak akan banyak prestasi yang ia raih dalam hidupnya. Dia akan terbunuh oleh waktu yang ia sia-siakan. Karena itu guru harus sensitif terhadap waktu. Terjaga dari sesuatu yang kurang bermanfaat.

Saat kita memuliakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang mulia. Karena itu, kualitas seorang guru terlihat dari cara ia memperlakukan waktu dengan baik. Guru yang sukses dalam hidupnya adalah yang pandai memanage waktu dengan baik. Waktunya benar-benar sangat berharga dan berkualitas. Setiap waktunya terprogram dengan baik.

Guru harus pandai mengatur rutinitas kerjanya. Jangan sampai guru terjebak sendiri dengan rutinitasnya yang justru tidak menghantarkan dia menjadi guru yang dapat diteladani anak didiknya. Guru harus pandai mensiasati pembagian waktu kerjanya. Buatlah jadwal yang terencana. Buang kebiasan-kebiasaan yang membawa guru untuk tidak terjebak di dalam rutinitas kerja, misalnya: membuat diari atau catatan harian yang ditulis dalam agenda guru, atau di dalam blog internet, dan lain-lain.

Rutinitas kerja tanpa sadar membuat guru telah terpola menjadi guru yang kurang berkualitas. Hari-harinya diisi hanya untuk mengajar saja. Dia tidak mendidik anak didiknya dengan hati. Waktunya di sekolah hanya sebatas sebagai tugas rutin mengajar yang tidak punya nilai apa-apa. Guru hanya melakukan transfer of knowledge. Tak ada upaya untuk keluar dari rutinitas kerjanya yang sudah membosankan. Bahkan sampai saatnya memasuki pensiun.

4.Guru kurang kreatif dan inovatif serta malas meneliti

Merasa sudah berpengalaman membuat guru menjadi kurang kreatif. Guru malas mencoba sesuatu yang baru dalam proses pembelajarannya. Dia merasa sudah cukup. Tidak ada upaya untuk menciptakan sesuatu yang baru dari pembelajarannya. Misalnya membuat alat peraga atau media pembelajaran. Dari tahun ke tahun gaya mengajarnya itu-itu saja. Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang dibuatpun dari tahun ke tahun sama, hanya sekedar copy paste tanggal dan tahun saja. Banyak guru menjadi tidak kreatif.

Guru tidak akan pernah menemukan proses kreativitas bila cara-cara yang digunakan dalam pembelajaran adalah cara-cara lama. Sekarang ini, sulit sekali mencari guru yang kreatif dan inovatif. Kalaupun ada jumlahnya hanya dapat dihitung dengan dua jari. Guru sekarang lebih mengedepankan penghasilan daripada proses pembelajaran yang kreatif.

Setiap tahun pemerintah maupun swasta mengadakan lomba karya tulis ilmiah (LKTI) untuk para guru, dengan harapan guru mau meneliti. Namun, hanya sedikit guru yang memanfaatkan peluang ini dengan baik. Padahal ini sangat baik untuk guru berlatih menulis, dan menyulut guru untuk meneliti. Dari meneliti itulah guru mengetahui kualitas pembelajarannya.

Penelitian diselenggarakan untuk memperbaiki hal-hal yang telah dilakukan agar menjadi lebih baik atau menciptakan sesuatu yang baru. Melalui penelitian diharapkan guru menjadi profesional di bidangnya.

Sebenarnya meneliti itu tidak sulit. Kesulitan itu sebenarnya berasal dari guru itu sendiri. Guru menganggap meneliti itu bukan tugasnya. Tugas guru hanya mengajar. Meneliti adalah tugas mereka yang ingin naik pangkat. Kalau sudah kepepet barulah guru mau meneliti. Misalnya kalau ingin naik pangkat dari golongan IVA ke IVB. Kalau tidak, maka pangkatnya tidak akan naik. Data di depdiknas membuktikan bahwa guru golongan IVA terlalu banyak, dan guru golongan IVB masih sangat sedikit. Banyak guru yang mengalami kesulitan dalam meneliti dan melaporkan hasil penelitiannya.

5.Guru kurang memahami PTK

Banyak guru yang kurang memahami penelitian tindakan kelas atau PTK. Guru menganggap PTK itu sulit. Padahal PTK itu tidak sesulit apa yang dibayangkan. PTK dilakukan dari keseharian guru mengajar. Tidak ada yang sulit, semua dilakukan dengan mudah sebagaimana keseharian guru melakukan pembelajaran di kelas. Guru hanya perlu merenung sedikit (instropeksi) dari proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Mencatat masalah-masalah yang timbul, dan mencoba mencari solusinya. Ajaklah teman sejawat agar proses observasi dan refleksinya tidak terlalu subyektif.

PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari PTK inilah diharapkan terjadi proses pembelajaran yang kreatif.

Setelah memaparkan cukup panjang lebar alasan itu, maka mulailah saya jelaskan manfaat melaksanakan PTK yang diantaranya dapat mengajak para guru untuk menulis dan melaporkan hasil karyanya. Bila banyak penelitian yang dilakukan oleh para guru, maka akan semakin meningkat pula kualitas pembelajaran di sekolah. Karena itu, di akhir presentasi saya katakan, bila bapak/ibu guru berani melakukan PTK, maka tahun ini tersedia tiket untuk mengikuti Lomba Keberhasilan Guru Dalam Pembelajaran tahun 2009.

Semoga apa yang saya sampaikan dalam presentasi seminar tersebut dapat menyulut para guru agar berani melakukan PTK di kelasnya sendiri. Saya pun berharap agar para guru menjadi Guru Profesional melalui PTK.

Setelah presentasi, rupanya banyak guru yang meminta No.Hp dan membeli buku PTK yang saya susun bersama pak Dedi Dwitagama. Saya pun diminta mereka untuk mengajari bagaimana membuat proposal dan melaporkan PTK.

Semoga dengan diadakannya kegiatan seminar ini akan banyak guru yang mampu untuk meneliti. Amin.


On Label: | 0 Comment

Ilustrasi: Meski harus bersaing dengan peserta-peserta dengan fisik normal, Esa mengaku optimistis dapat menembus persaingan merebut kursi di perguruan tinggi yang diinginkannya. Kemampuannya bersaing dengan siswa normal telah ditunjukkannya selama duduk di bangku Sekolah Dasar, SMP, hingga SMA. Bahkan, nilai hasil ujian nasional Esa terbilang tinggi, yakni 44,20 atau rata-rata lebih dari tujuh.



Karena Esa Tak Pernah Putus Asa


Kamis, 2 Juli 2009 | 09:33 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Mohamad Burhanudin

PURWOKERTO, KOMPAS.com - "Mohon diulang pertanyaannya, Bu," pinta Esa Anna Mirabillia (19) kepada Titin, pengawas ujian, Rabu (1/7). Dengan sabar, Titin membacakan kembali pertanyaan di lembar soal seperti yang diminta Esa.

"B, Bu," jawab Esa, tegas atas pertanyaan tentang logika itu. Akhirnya, Esa pun mampu menyelesaikan 45 dari 55 soal Tes Potensi Akademik yang diujikan tepat pukul 09.00. Esa dibantu oleh Titin, yang bertugas membacakan soal-soal jawaban beserta petunjuknya.

Hanya 10 soal yang tak dikerjakan Esa. Sepuluh soal tersebut adalah pertanyaan tentang gambar yang memang tak mungkin dikerjakannya.

Ya, Rabu pagi itu, Esa tengah mengikuti ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jateng. Gadis lulusan SMA Negeri 4 Purwokerto tersebut adalah satu-satunya peserta SNMPTN penyandang tuna netra di kampus Unsoed.

Namun, meski memiliki keterbatasan fisik, materi ujian untuk Esa tak dibedakan dengan peserta lainnya. Perempuan kelahiran 16 Mei 1990 ini mengerjakan soal-soal TPA sebagaimana peserta lainnya, serta Matematika Dasar pada sesi kedua.

"Hanya sepuluh soal yang tak saya kerjakan karena sifatnya visual, yaitu melanjutkan gambar," tutur Esa, seusai tes.

Pada SNMPTN ini, Esa memilih jurusan Sastra Belanda Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama dan Sastra Perancis Universitas Negeri Semarang sebagai pilihan keduanya.

Esa memilih jurusan ilmu sosial, meskipun sebetulnya di SMA dia adalah siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Selain menyukai sastra, pilihannya ke jurusan sosial juga karena jurusan tersebut memungkinkannya belajar dengan cara mendengar.

"Kalau IPA banyak visualnya," ungkap gadis yang mengaku hobi bermain alat musik kibor ini.

Esa, meskipun harus bersaing dengan peserta-peserta dengan fisik normal, mengaku optimistis dapat menembus persaingan merebut kursi di perguruan tinggi yang diinginkannya. Kemampuannya bersaing dengan siswa normal telah ditunjukkannya selama duduk di bangku Sekolah Dasar, SMP, hingga SMA. Bahkan, nilai hasil ujian nasional Esa terbilang tinggi, yakni 44,20 atau rata-rata lebih dari tujuh.

Untuk mempersiapkan diri mengikuti SNMPTN, Esa secara khusus menggunakan laptop yang dilengkapi dengan alat bantu audio.

"Saya belajar biasanya sampai jam sepuluh malam," lanjut dia.

Stephen Johnson Syndrome

Esa sebenarnya bukanlah penyandang tuna netra sejak lahir. Problem penglihatan mulai dialaminya sejak kelas tiga SD. Menurut ayah Esa, Johanes Giwantoro, kebutaan Esa disebabkan penyakit 'Stephen Johnson Syndrome' yang dideritanya sejak umur tiga tahun.

Awalnya, Esa merasa kepanasan hingga kulitnya pun melepuh. Akhirnya, penyakit tersebut juga menyerang penglihatannya hingga menyebabkan kebutaan saat baru berusia delapan tahun. Akibat kebutaannya itu, Esa secara halus dikeluarkan dari sekolahnya.

"Lalu saya berusaha mencarikan sekolah baru buat dia, akhirnya dia diterima di SD Bruderan, Purwokerto," kata Yohanes.

Selepas lulus SD, bukan perkara mudah bagi Johanes mencarikan sekolah untuk putri sulungnya itu. Banyak SMP yang menolaknya. Akibatnya, keinginan Esa untuk masuk SMP harus tertunda satu tahun, sebelum akhirnya diterima di SMP 5 Purwokerto.

SMP 5 saat itu menjadi SMP pertama yang membuka kelas inklusi di Purwokerto. Sejak saat itu, banyak sekolah SMP di Purwokerto yang ikut membuka kelas inklusi.

"Mungkin itu semua berawal dari kasus Esa ini," ungkap guru sejarah di salah satu SMPdi Purwokerto ini.

Di bangku SMP, prestasi Esa terbilang lumayan. Esa selalu masuk jajaran ranking empat besar di kelasnya. Bahkan, meskipun tuna netra, Esa dapat mengoperasikan berbagai macam program komputer.

"Dia hanya belajar dengan suara, tapi hanya dalam tiga hari mampu mengusai program-program komputer," tutur Johanes.

Esa sendiri mengaku belum memikirkan karir yang dicita-citakannya. Tekadnya saat ini hanya satu, kuliah dan kemudian mendapatkan beasiswa untuk dapat melanjutkan studi di luar negeri.

Ya, semangat Esa itulah yang membuat dia tetap mampu berpretasi dengan segala keterbatasan fisiknya. Keterbatasan yang tak pernah membuatnya putus asa.


On Label: | 0 Comment

Wamaa umiru illa liya'budullaha mukhlishiina lahuddiina hunafaa-a. dan tidaklah kami perintahkan kepadamu kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan dalam beragama yang hanif.

Pada suatu hari disebuah universitas diadakan kompetisi tenis lapangan antar dosen dan berhadiah jutaan rupiah. Sebutlah Bapak Fulan memenangi kompetisi tersebut setelah berjuang mengalahkan lawan-lawannya. Maka bapak Fulan ini mendapatkan hadiah sebesar Rp 5 juta rupiah. Sangat bergembiralah bapak Fulan ini. Kemudian ia berjalan ke luar kampus. saat itu tiba-tiba ada seorang wanita dengan wajah memelas datang ke Bapak Fulan ini dan sambil menangis dia mengatakan kalau saat ini dia sedang dirundunng masalah. Anak gadisnya yang merupakan satu-satunya anaknya sedang akan dioperasi di salah satu rumah sakit. Untuk operasi tersebut perlu biaya yang sangat besar, namun biaya sebesar itu tak mungkin dapat dibayar olehnya. Maka dia meminta Bapak Fulan untuk berkenan membantunya.
sejurus kemudian, Bapak Fulan ini tidak tega, tanpa pikir panjang dan memberikan amplop hadiah lomba Tenis seluruhnya ke Ibu tadi. setelah itu sang ibu mengucapkan terima kasih dan pergi. Sang bapak Fulan pun lega dapat membantu ibu tadi.
Kemudian, sang Bapak Fulan hendak pulang, namun ia teringat ternyata sepatu tenisnya masih tertinggal di lapangan tenis, maka diapun kembali ke lapangan tenis. sesampainnya di sana, teman-teman Bapak Fulan ini datang dan meminta ditraktir. Lalu sang bapak Fulan ini pun menceritakan perihal pertemuannya dengan seorang wanita di depan kampus.
Lalu, temen2 bapak Fulan ini pun berkata kalau Bapak Fulan ini kena tipu. Wanita tadi sebenarnya hanya pura-pura dan bapak Fulan ini adalah korbannya yang kesekian kali.
"jadi anak wanita tadi tidak sakit?" begitu tanya bapak Fulan ini. "iya, tidak sakit" kata temen2 bapak fulan. "Alhamdulillah kalau anaknya tidak sakit" begitu kata Bapak Fulan.
Sahabat Rembulan Hati,
saya ketika membaca kisah itu, yang ditulis dalam buku "nyala satu Tumbuh seribu" kemudian termenung. Apa kira-kira yang saya ucapkan jika yang menjadi Bapak Fulan itu saya. Memberikan uang yang lumayan banyak untuk ukuran saya kepada seorang penipu, dan uang itu juga sangat berarti bagi saya.
Inilah, kiranya pelajaran penting menghadirkan dan mengalirkan keikhlasan dalam setiap amal kita.
Keikhlasan artinya menjadikan orientasi kebaikan kita, aktivitas kita kepada Allah semata. Jika kita telah mendedikasikan kebajikan kita hanya kepada Allah maka kita tak kan pernah merasa kecewa, walaupun banyak manusia mengecewakan kita, karena Allah tidak akan pernah menginkari janji-Nya, karena Allah tidak pernah mengecewakan hamba-Nya.
Teruslah berbuat kebaikan, meskipun kita ditipu manusia, karena Allah tidak pernah menyelisihi janji-Nya.
Bila kita merasa kecewa dan menyesal dengan kebaikan yang pernah kita berikan kepada orang yang menabur keburukan, maka mari bermuhasabah, sudah ikhlaskah kita.
mari renungi kisah dari manusia permata dunia yang selalu memancarkan kemilau keindahan pribadinya.
Di sudut pasar Madinah al munawaroh, di sana di salah satu sudut pintu masuk pasar, ada seorang pengemis Yahudi yang sudah tuda dan buta. tetapi si Yahudi ini sellau berkata dengan keras setiap ada orang yang berada disekitarnya.
"kalau kamu bertemu dengan muhammad, maka jangan pernah kamu dengar kata-katanya.Dia adalah seorang pendusta, penyihir dan akan mengajakmu ke jalan yang sesat. waktu demi waktu dia terus berkata seperti itu.
Namun, disetiap pagi, ada seorang laki-laki tampan dan baik hati, yang datang kepadanya tanpa banyak kata, menyuapinya dengan sabar. Kepada laki-laki baik hati ini pun, si Yahudi berkata seperti yang dia katakan kepada orang lain.
Setelah laki-laki yang baik hati ini wafat, maka tidak ada lagi yang menyuapi si yahudi ini.
Suatu hari, Abu Bakar sahabat laki-laki yang mulia ini, bertanya kepada putrinya Aisyah yanng juga istri dari laki-laki mulia itu. " Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?" tanya Abu Bakar.
"Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah. hampir tidak ada satupun sunnah pun yanng belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja." Kata Aisyah.
"apa itu" tanya abu Bakar.
"Setiap pagi rasulullah selalu pergi ke ujung pasar dengan membawa makanan untuk seorang pengemis yahudi buta yang berada di sana" KAta Aisyah.
Maka keesokan harinya Abu Bakar pun datang ke ujung pasar dengan membawa makanan. Maka ketika si pengemis Yahudi tadi ditemukan, kemudian Abu bakar pun menyuapinya. Ketika itu sang yahudi pun langsung berkata" Kemana yang biasa menyuapiku?". "akulah orangnya" kata Abu Bakar. " BUkan, bukan kau orangnya, apabila dia datang kepadaku, tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selallu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskan makanan itu dengan mulutnya. setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri".
Abu bakar tidak dapat menahan air matanya. ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu. "aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah seorang sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah MUhammad rasulullah SAW".
setelah mendengar penuturan Abu Bakar, maka menangislah si pengemis Yahudi ini. Maka diapun menyesal dan akhirnya bersyahadat di depan Abu Bakar.

Sabahat Rembulan hati,
Keikhlasan yang bermula dari iman yang benar, akan mampu melahirkan karya dan amal yang spektakuler, amal yang tidak mungkin bagi orang biasa. Namun itulah keikhlasan, dia akan menjadikan manusia biasa dengan berhias amal yang luar biasa. semoga Kita mampu meneladaninya. Amiin

On Label: | 0 Comment

Artikel Populer

Akuntansi, Pajak, Accurate, Tarbiyah dan Dakwah

FB _Q

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog