Segala puji bagi Allah, dan shalawat dan salam atas Rasulullah saw, beserta keluarganya dan para sahabatnya serta orang-orang yang mendukungnya… selanjutnya..
Sungguh, Islam telah datang dengan bentuk yang paling sempurna di muka bumi ini, dengan tingkatan paling tinggi dan universal pada sistemnya untuk dapat mengembangkan kehidupan dan membahagiakan umat manusia, bekerja untuk memberikan petunjuk kepada seluruh manusia akan kebaikan ini, dan menyampaikannya ke telinga-telinga dan ke dalam hati-hati mereka, dan Nabi saw juga telah menjabarkan akan hakikat-hakikatnya atas manusia, sehingga bagi yang memiliki akal jernih akan dapat menerimanya, menarik jiwanya yang memiliki fitrah yang lurus, sehingga terjadilah kehancuran masa jahiliyah; merebut kuda dan orang-orangnya, walaupun hal tersebut orang-orang yang kafir tidak akan pernah tinggal diam kecuali berusaha untuk menempelnya dengan pertentangan yang keji dan keras, perang yang kotor dan bertentangan dengan akhlaq mulia. Namun mulianya kebenaran yang dibawa oleh nabi saw dan indahnya prinsip-prinsip yang diserukan olehnya, serta kebutuhan manusia akan manhaj dan akhlaq yang disodorkan; mendorong akal untuk beriman kepadanya sebagaimana para pengikut jahiliyah berusaha memenangkan kebatilan pada perang eksistensi ini
Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Ikhwanul Muslimin,
وَانْطَلَقَ الْمَلأُ مِنْهُمْ أَنِ امْشُوا وَاصْبِرُوا عَلَى آَلِهَتِكُمْ إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ يُرَادُ
“Dan Pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): “Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki”. (Shaad:6)
Dan mereka terus melancarkan serangan dan perang atas Islam hingga
جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
“Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (Al-Isra:81)
Namun kemenangan dan pertolongan Allah telah datang, dan umat manusia masuk kepada agama Islam dengan berbondong-bondong, dan tidaklah nabi saw wafat menghadap Allah kecuali seluruh jazirah Arab telah tunduk dan masuk kepada agama Islam, bernaung di bawah naungan tauhid dan keadilan.
Namun, setelah nabi saw meninggal, umat Islam menghadapi ujian, sementara kekokohan Islam belum bersemi, sehingga bangsa Arab ada yang kembali murtad, bermunculan kemunafikan, umat Islam saat itu dirundung kesedihan yang sangat karena kehilangan nabi saw padahal jumlah mereka masih terbilang sedikit sedangkan jumlah musuh begitu banyak. Walaupun demikian, umat Islam tetap berpegang teguh di bawah komando dan pimpinan sang khalifah Abu Bakar AS-Shiddiq, mereka tetap bersabar dan tegak berdiri membawa beban dan risalah dakwah dengan sebaik-baiknya. Abu Bakar berkata:
أينقصُ الدينُ وأنا حي
“Apakah agama ini akan berkurang jumlahnya sementara saya masih hidup?”..
Akhirnya, umat Islam pun sadar dan enggan untuk menyerah pada kondisi ini sementara mereka (orang-orang kafir) menghinakan dakwah, bahkan mereka tidak sekadar menjadi musuh Islam saja namun terus berusaha memecah belah umat
Lalu setelah itu diikuti oleh generasi Islam, membawa Islam ke berbagai tempat; memperbaiki pemahaman yang keliru, menyebar berbagai kebaikan dan cahaya ke segala penjuru dunia, sekalipun mereka harus menghadapi siksaan yang begitu keras, mereka tetap teguh dalam membawa beban ini di jalan Allah, sampai Allah membukakan dan menetapkan kemenangan dan keteguhan.
Para duat menyadari –di antara mereka adalah Ikhwanul muslimin- bahwa jalan untuk membawa petunjuk dan mengarahkan manusia serta menyebarkan kebaikan dan karunia di muka bumi ini; akan selalu menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan seperti yang dihadapi oleh para nabi dan salafus shalih lainnya; namun risalah tetaplah risalah, sementara kesesatan dan hawa nafsu juga demikian, sebagaimana rintangan tetap merupakan rintangan, dan kekuatan zhalim akan terus tetap berdiri tanpa ada manusia dan dakwah, menyebarkan fitnah dengan kesesatan dan kekuatan.
Dan Al-Qur’an mengingatkan kepada setiap muslim yang jujur bahwa fitnah dan ujian merupakan suatu keniscayaan dan kewajaran
وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ
“Dan Demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin)”. (Al-An’am:53)
Dan memiliki tujuan yang jelas; yaitu untuk membedakan yang jelek dan buruk dari yang baik.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
“Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu”. (Muhammad:31).
Begitupun tidak ada tempat yang indah di surga yang dapat disinggahi kecuali bagi orang yang bersabar menghadapi ujian ini
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar”. (Ali Imran:142)
Karena itulah tidak heran dan tidak diragukan lagi bagi para pembawa kebaikan dan sinar cahaya untuk memiliki sikap kelembutan, kesabaran dan permohonan ridha dari Allah SWT, karena kebatilan memiliki jaulah tersendiri kemudian pergi secara sia-sia dan menjadi hampa, sementara kebenaran memiliki efek yang memberikan banyak manfaat, memiliki keteguhan dan kekekalan, maka jika bertambah keras siksaan dan banyak intimidasi, orang-orang beriman akan tetap bersimpuh pada benteng pertahanan dengan bertawakal kepada Allah dan bersabar dalam menghadapi berbagai ujian, syiar mereka adalah :
وَمَا لَنَا أَلاَّ نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آَذَيْتُمُونَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
“Mengapa Kami tidak akan bertawakal kepada Allah Padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada Kami, dan Kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu, berserah diri”. (Ibrahim:12)
Berbagai rintangan di jalan dakwah
Begitu banyak dan beragam rintangan dan hambatan yang dihadapi –dan bahkan akan selalu dihadapi- oleh pembawa dakwah pada kebenaran, kebaikan, hidayah dan cahaya, sejak diutusnya para Nabi dan Rasul oleh Allah hingga hari ini dan bahkan hingga terjadinya hari kiamat nanti. Di antaranya adalah:
1. Sistem pemerintahan yang zhalim di muka bumi
Yang selalu menghadang manusia dari mendengar hidayah, berusaha menyebarkan fitnah bagi orang-orang yang mendapat hidayah, dan mengusir mereka:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا
“Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka: “Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri Kami atau kamu kembali kepada agama kami”. (Ibrahim:13)
قَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا
“Pemuka-pemuka dan kaum Syu’aib yang menyombongkan dan berkata: “Sesungguhnya Kami akan mengusir kamu Hai Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota Kami, atau kamu kembali kepada agama kami”. berkata Syu’aib: “Dan Apakah (kamu akan mengusir kami), Kendatipun Kami tidak menyukainya?” (Al-A’raf:13)
Para pembesar yang sombong tersebut tidak akan berhenti dalam usahanya untuk menghalangi laju Islam dan menebarkan fitnah kepada para duat serta mengajak orang-orang zhalim yang terpedaya oleh karenanya;
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahanam lah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan”. (Al-Anfal:36)
Namun ironinya, mereka semua adalah orang-orang yang merasa dirinya sebagai kampium kebebasan dan kemerdekaan serta hak asasi manusia, mengobarkan propaganda yang menjadi bagian kerusakan di sana sini, menginjak-injak hak asasi ini kemudian diam seribu bahasa bak kuburan jika korbannya adalah pembawa syariat Islam, bahkan menjadi negara-negara Islam dan pembawa dakwahnya sebagai musuh tanpa ada pengakuan kepadanya dan menyadari akan kebaikan yang dibawanya, sekiranya mereka mau menjernihkan pandangan mereka dan bersikap adil, maka akan merekaakan mendapatkan kemuliaan agama pada dunia modern ini yang sedang mengalami berbagai krisis dan sebagai pemberi solusi akan permasalahan dan problematika yang dihadapi, dan bahkan bisa jadi mereka akan bersegera menerimanya dan masuk ke dalamnya secara berbondong-bondong, namun karena adanya fanatisme membuat mereka buta dan tuli, dan tentunya tiada daya dan upaya kecuali dari Allah SWT.
Rezim-rezim yang keji ini tidak berpandangan jauh dari kursi-kursi tempat mereka duduk di atasnya, tidak berfikir yang lain kecuali pedang keamanan yang berusaha dipegang dalam kebesarannya dan kekuatannya, tidak percaya pada hal lain sebagai solusi kecuali kekerasan dalam mempertahankan singgasana yang dirampasnya dan mencuri kekayaan yang berlimpah; karena itu, pemerintahan yang diktator tidak akan melihat lainnya kecuali hanya dirinya sendiri, tidak memiliki pandangan yang jauh ke depan kecuali hanya untuk kemaslahatannya sendiri, dan tidak ada yang mau mendekat kepadanya kecuali orang yang ingin mencari keuntungan dan mendapat restu darinya, dan oleh karena itu, pada saat di dalamnya ada sesuatu yang mengecilkannya dan mundur di hadapan musuh-musuh negara; mencoba mengangkat orang-orang shalih dan reformis dari golongan mereka, menjadikannya sebagai korban dihadapan kekuatan jahat dan sombong yang mengglobal, sebagai harga akan kejahatannya terhadap bangsa yang kalah, mengisi hati-hati yang beriman akan kenestapaan, sementara dirinya melihat kepada anak bangsanya dan agamanya yang disimpangkan oleh musuh-musuhnya dan dimusuhi oleh ikhwannya sendiri, menyerah kepada siapa yang membuat makar dengan mereka, menghormati orang yang berbuat kemunafikan secara suka rela atau terpaksa, menganggap remeh orang yang mencoba memberikan nasihat kepadanya dan memberikan solusi terbaik untuk mereka dan negeri mereka.
Sekiranya mereka mau meninjau kembali urusan mereka, merenungkan akibat-akibatnya, dan melihat dengan kaca mata kebenaran dan keadilan; maka mereka akan mendapatkan bahwa kemaslahatan mereka dan kekuatannya berada pada pembelaan terhadap agama, berdiri tegak di tengah bangsa mereka, dan menyadari bahwa tidak ada tempat bersimpuh dan memohon pertolongan setelah Allah kecuali kepada bangsa mereka sendiri seperti yang diinginkan oleh Islam sebagai bangsa, Al-Qur’an sebagai undang-undang dan minhaj (pedoman hidup); maka apakah mereka mau kembali dan menyadari?!
Jika merasa heran, maka lebih mengherankan lagi diamnya para kaum terpilih dari para cendikiawan dan penyeru kebebasan berpendapat, berfikir dan mengungkapkan ide; akan kekejaman pemerintahan diktator terhadap kaum reformis dari kalangan Islam secara umum dan Ikhwanul Muslimin secara khusus!
Padahal merekalah yang telah mengisi dunia penuh dengan teriakan dan tangis terhadap kebebasan dan kemerdekaan yang hilang, jika dikeluarkan akan cerita yang jahat, atau terhapus barang temuan secara tiba-tiba, atau menghalangi para ulama untuk menetapkan pendapat yang samar-samar dan palsu, membenturkan tsawabit (kaidah-kaidah yang tetap) umat dan nila-nilainya, dan mencela agama dan peradabannya! Dan cukuplah bagi kami Allah dan Dialah sebaik-baik pelindung.
Sejarah menegaskan bahwa kemenangan adalah milik kebenaran dan pembawa kebenaran
Bagi yang membuka hakikat sejarah akan berkeyakinan bahwa kebatilan akan sirna sementara kebenaran akan tetap bertahan.
فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ
“Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi”. (Ar-Ra’d:17)
Sebagaimana hal itu juga akan dipahami bagi siapa yang mau membuka lembaran kisah-kisah umat terdahulu bersamaan dengan turunnya risalah langit, dan apa yang diletakkan dari berbagai rintangan dan hambatan serta fitnah di jalan dakwah terhadap keimanan dan dihadapan kebenaran dan hidayah, kemudian berakhir dalam perseteruan diantara mereka dan kebenaran tersebut, akan kemenangan kebenaran tersebut dan hancurnya orang-orang yang memusuhinya secara keseluruhan
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri”. (Al-Ankabut:40)
Dan Allah SWT membuat perumpamaan akan kekuatan yang jahat secara keseluruhan sebagai permasalahan yang besar akan wahn (perasaan takut mati dan cinta dunia) dan kehancurannya. Allah berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui”. (Al-Ankabut:41)
Banyak yang menyadari dari mereka yang menghadapi kebenaran bahwa mereka -musuh- akan kalah, seperti yang diceritakan kepada kita dalam kitab-kitab sirah bahwa pada saat Huyay bin Akhtab berhadapan dengan nabi saw dan berdiri dihadapnnya lalu matanya bertatapan dengan matanya; beliau bersabda:
أَمَا وَاَللهِ مَا لُمْت نَفْسِي فِي مُعَادَاتِك، وَلَكِنْ مَنْ يُغَالِبْ اللّهَ يُغْلَبْ، ثُمَّ قَالَ: يَا أَيُّهَا النّاسُ، لا بَأْسَ قَدَرُ اللّهِ، وَمَلْحَمَةٌ كُتِبَتْ عَلَى بَنِي إسْرَائِيل
Dia berkata: “Demi Allah, aku sama sekali tidak menjerumuskan diriku dalam memusuhimu, namun barangsiapa yang ingin mengalahkan Allah maka akan kalah, kemudian dia berkata lagi: wahai manusia, tidak ada buruknya akan takdir Allah, sedangkan kekalahan telah tertulis atas Bani Israel”. (Zadul ma’ad)
Demikianlah, orang tersebut menyadari bahwa dirinya berada pada barisan yang kalah, dan tidak ada jalan lain untuk mengalahkan kebenaran, namun karena kedengkian yang tidak beralasan yang telah menguasainya dan menguasai kaumnya; maka apakah para pemimpin Barat menyadari akan pelajaran-pelajaran sejarah ini, meninggalkan akan mimpi ideologi, peradaban dan kekuasaan mereka terhadap umat Islam, meninggalkan politik perang dan imperialisme yang telah banyak mengalami kegagalan, meninggalkan politik dalam menghadang gerakan-gerakan Islam atau berusaha menghancurkan dan membumi hanguskannya, setelah ada ketetapan untuk mereka akan kehancuran dan kegagalan… sekiranya para pemimpin Barat menyadari akan pelajaran sejarah dan kembali pada meja perundingan dan kerja sama, sebagai alternatif dari melakukan perang dan penghadangan; akan menjadikan dunia ini pada kondisi lain yang penuh dengan kedamaian, ketenangan, kenyamanan dan kesejahteraan.
Kenapa yakin akan kemenangan dakwah kebenaran?
Mungkin sebagian orang merasa heran terhadap orang yang berpegang teguh dari kalangan mujahidin di jalan Allah dan penyeru kebaikan dengan risalah mereka, sekalipun harus menghadapi serangan bertubi-tubi dari kekuatan zhalim atas mereka, kerasnya perang yang jahat dan keji yang menimpa dan ditujukan kepada mereka, melermparkan para aktivis di medan dakwah ke dalam penjara, namun mereka tetap beriman dengan keimanan yang mantap dan tidak ada keraguan di dalamnya bahwa kebenaran akan menang, bahwa kebenaran akan meninggi benderanya, dan menyebar ke berbagai pelosok dan penjuru dunia, dan keyakinan kami disertai dengan adanya beberapa hal:
1. Bahwa dakwah ini sesuai dengan fitrah yang diberikan Allah kepada manusia.
Sebagaimana firman Allah:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ القَيِّمُ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Ar-Ruum:30)
Dan dalam hadits Al-Qudsi disebutkan:
وإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ، وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ
“Sesungguhnya Aku telah menciptakan seluruh hamba-Ku dalam kondisi yang hanif, namun kemudian mereka mendatangi syaitan-syaitan sehingga mereka menyimpang dari agamanya..”. (Muslim).
Bahwa akidah Islam dan syariatnya yang termaktub dalam Al-Qur’an disampaikan dengan bentuk yang mudah dan gamblang, memiliki gaya bahasa yang menakjubkan; mudah untuk diingat dan dipahami oleh orang yang memiliki pengetahuan dan awam, sekalipun banyak ragamnya dalam cara menyampaikan dan memberikan kepuasan karena adanya keragaman potensi manusia dan pengetahuan mereka, namun tidaklah orang yang memiliki akal yang merdeka, pandangan yang bersih dan fitrah yang suci kecuali tunduk dan beriman kepadanya.
2. Iman yang agung yang merasuk ke dalam jiwa para duat
Bahwa ketika aqidah yang benar telah terpatri dalam jiwa dan merasuk dalam hati maka akan memberikan hasil dan buah akan terbebasnya jiwa untuk tunduk pada kediktatoran, atau berdiri pada kejahatan.
Orang yang beriman menyadari bahwa seluruh makhluk tidak memiliki jiwa mereka masing-masing sedikit pun, bahkan tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankannya sedikit pun
إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَاباً وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئاً لاَّ يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ
“Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah”. (Al-Hajj:73)
Dan menyadari bahwa umur manusia berada digenggaman Allah, tidak bisa dikurangi atau ditambah, tidak bisa di dahulukan atau ditunda, dan bahwasanya dirinya tidak bisa mencari keselamatan (menghindar) dari kematian, dan bahkan tidak mampu lari darinya sedetikpun.
قُل لَّن يَنفَعَكُمُ الفِرَارُ إِن فَرَرْتُم مِّنَ المَوْتِ أَوِ القَتْلِ
“Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan “. (Al-Ahzab:16)
إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لاَ يُؤَخَّرُ
“Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan”. (Nuh:4)
Karena itu, seorang dai yang jujur akan mampu menghadapi berbagai kondisi dengan penuh keberanian, tetap teguh di hadapan berbagai cobaan dengan iman yang mantap; karena dirinya menyadari bahwa tangan Allah selalu terbentang kepadanya, dirinya membaca firman Allah:
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)”. (Al-Baqarah:257)
Sementara itu, sang dai sebelum dan sesudahnya selalu terikat dan yakin akan hari akhir, bergantung pada semangat untuk menggapai ganjaran dan pahala di dalamnya; karena itu dirinya selalu menampilkan dakwahnya menuju hidayah Tuhannya, berharap tidak menemui kendala, rintangan dan siksaan di jalan Allah, dan berkeyakinan akan dekatnya cahaya fajar keadilan dan datangnya hari pembalasan…
Allah berfirman:
قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلاَّ إِحْدَى الحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَن يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِندِهِ أَوْ بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُوا إِنَّا مَعَكُم مُّتَرَبِّصُونَ
“Katakanlah: “tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi Kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya Kami menunggu-nunggu bersamamu.” (At-Taubah:52)
Dan berfirman untuk orang-orang yang takut:
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ
“Cukuplah Allah pelindung kami dan Dialah sebaik-baik pelindung”. (Ali Imran:173)
Dalam syair juga disebutkan:
مَن لم يمتْ بالسيفِ ماتَ بغيرِهِ تعددت الأسبابُ والموت واحد
Barangsiapa yang tidak mati dengan pedang, maka tetap akan mati dengan selainnya
Begitu banyak sebabnya sementara kematian tetaplah satu
Dan Allah berfirman untuk orang-orang yang terpengaruh dengan isu-isu dan perang jiwa yang telah dilakukan oleh musuh-musuh Allah
وَلاَ يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ العِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ
“Janganlah kamu sedih oleh Perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (Yunus:65);
Karena itu apakah dapat digambarkan akan kekalahan seperti sang dai pembawa aqidah yang benar?!
3. Tsiqah yang sempurna terhadap janji Allah akan kemenangan dan kejayaan
Bahwa aqidah yang benar akan membina jiwa-jiwa para duat pembawa kebenaran dan kebaikan akan perasaan optimisme kepada Allah, tsiqah pada kemenangan; sekalipun ujian dan cobaan terus datang silih berganti di tengah masyarakat dan kekejaman penguasa diktator terus dialami pada umat; bahwa tsiqah kepada Allah akan mampu mengusir keputusasaan dalam jiwa, menolak akan berbagai kesulitan sekalipun sangat keras, dan siap menghadapi berbagai rintangan sekalipun sangat besar, bagaimana sang dai dapat tertimpa keputusasaan sementara dirinya adalah pembawa aqidah yang benar, sambil dirinya membaca:
وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الوَارِثِينَ. وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الأَرْضِ
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi”. (Al-Qashash:5-6)
Bagaimana mungkin dirinya tertimpa kelemahan dihadapan kondisi yang lemah padahal dirinya membaca ayat:
وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ. إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ القَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ وَتِلْكَ الأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)”. (Ali Imran:139-140)
Bagaimana mungkin dirinya mau mundur dihadapan berbagai kekuatan yang keji padahal dirinya selalu membaca firman Allah:
هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الكِتَابِ مِن دِيَارِهِمْ لأَوَّلِ الحَشْرِ مَا ظَنَنتُمْ أَن يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمْ حُصُونُهُم مِّنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُم بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي المُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُوْلِي الأَبْصَارِ
“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan”. (Al-Hasyt:2)
Dan bagaimana mungkin dirinya ragu untuk maju di jalan Allah atau menempuh perjalananyang jauh padahal dirinya selalu membaca firman Allah:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ البَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلاَ إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat”. (Al-Baqarah:214)
Karena itulah, seorang dai akan tetap berada dalam ketsiqahan yang sempurna terhadap kebenaran akan janji Allah:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa”. (An-Nuur:55)
4. Pemahaman mereka akan kebutuhan dunia terhadap risalah yang diembannya:
Para duat yang jujur akan memahami betul bahwa obat yang dibutuhkan oleh manusia untuk menyembuhkan penyakit yang di derita olehnya; yaitu risalah yang diberikan oleh Allah untuk diembannya dan diperintahkan untuk menyebarkannya, karena itu berbagai krisis yang terus mendera dunia, kegaduhan dan degradasi moral yang menimpa suatu bangsa, perang saudara di tengah suatu bangsa, tatanan dunia baru yang gagal, perpecahan rumah tangga yang menggejala, adanya perbedaan tingkatan masyarakat yang hina, rasisme yang merajalela, dan fanatisme kesukuan di berbagai penjuru dunia… semua itu dan lain-lainnya tidak ada jalan lain untuk menyelesaikannya kecuali dengan manhaj Islam.
Kebahagiaan yang hilang, keamanan tingkat regional dan domestik yang diidam-idamkan, keadilan yang dicita-citakan, persamaan di antara manusia, kehormatan dan harga diri manusia serta perlindungan jati dirinya; tidak mungkin akan sempurna dalam bentuk yang baik, bersih dan seimbang kecuali di bawah naungan manhaj Islam yang mulia. Oleh karena itulah, kewajiban para duat yang telah diamanahkan oleh Allah untuk menyampaikan hidayah kepada manusia dan mengeluarkan manusia dari kezhaliman menuju cahaya; untuk terus menghadirkan kebaikan kepada umat manusia seluruhnya, sekalipun harus dikalahkan oleh kezhaliman, dan disimpangkan oleh kekuatan yang sesat dari jalan menuju petunjuk tersebut.
Bahwa Allah telah menegaskan akan kewajiban yang berat ini sebagai sarana turunnya kemuliaan umat Islam dengannya dan tinggi martabat dan derajatnya karenanya.
Allah berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ المُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. (Ali Imran:110)
Berkata sang Imam pembawa pembaharuan Hasan Al-Banna pada ceramah yang berjudul (Faktor-faktor kesuksesan):
“Diantara hak kita –wahai Ikhwan- untuk mengingat bahwa dihadapan kita begitu banyak hambatan dan rintangan; bahwa kita akan terus menyeru kepada Allah yang merupakan seruan paling mulia, mengajak pada ideologi Islam yang merupakan ideologi paling kuat, menghadirkan kepada manusia syariat Al-Qur’an yang merupakan syariat paling adil
صِبْغَةَ اللهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ صِبْغَةً
“Shibghah Allah. dan siapakah yang lebih baik shibghah nya dari pada Allah?”. (Al-Baqarah:138)
Bahwa dunia secara keseluruhan sangat membutuhkan dakwah ini, dan seluruh yang ada di dalamnya mengharapkannya dan bergerak di jalannya, dan kita semua –segala puji bagi Allah- merdeka dari ketamakan pribadi, jauh dari keinginan nisbi (pribadi), tidak bermaksud lain kecuali hanya berharap karena Allah dan demi kebaikan manusia, tidak bekerja kecuali hanya berharap keridhaan-Nya, dan kita selalu memantau akan dukungan Allah dan pertolongannya; karena dengan-Nya tidak ada yang mampu mengalahkannya
ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ مَوْلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لا مَوْلَى لَهُمْ
“Yang demikian itu karena Sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai Pelindung”. (Muhammad:11).
Karena itulah, dengan kekuatan dakwah kami, dan adanya kebutuhan manusia akan dakwah ini, kemurnian dan kesucian tujuan yang dicapai, serta dukungan Allah kepada kita; merupakan faktor-faktor kemenangan yang tidak tergoyahkan walaupun dihadapannya terdapat berbagai rintangan, dan tidak akan lengah walaupun dihadapannya terdapat ujian dan penghalang.
وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya”. (Yusuf:21)
Dampak ujian dan cobaan atas barisan Islam
Mungkin bagi kebanyakan para penentang dakwah akan berkhayal bahwa dengan berbagai tekanan, paksaan dan pengekangan berbagai kebebasan hidup atas para duat dan pintu rezki mereka; akan menghentikan mereka dari dakwah, dan umat manusia pun akan lari dari mereka?!.
Hal tersebut merupakan bayangan dan prasangka yang salah, karena para duat akan selalu siap menghadapi berbagai rintangan dengan iman yang kokoh dan murni ini, tidak peduli terhadap yang lainnya kecuali kemenangan agamanya, meninggikan kalimat Allah di muka bumi ini, serta selalu mengumandangkan syair dibalik jeruji mereka:
أخي أنت حر وراء السدود أخي أنت حر بتلك القيود
إذا كنت بالله مستعصمًا فماذا يضيرك كيد العبيد؟
Akhi..engkau akan tetap merdeka walau berada di balik jeruji besi
Akhi.. engkau akan tetap merdeka walau berada dalam ikatan besi
Jika engkau tetap berpegang teguh terhadap agama Allah
Maka tidak ada yang mampu membuatmu menderita dari berbagai tipu daya hamba?!
Nasihat untuk Ikhwanul muslimin
Ketahuilah bahwa dakwah kita akan tetap terus berjalan pada jalan yang telah digariskan, sesuai dengan peta yang telah dibuat, tidak peduli dengan berbagai tantangan dan rintangan, tidak akan pernah mundur walau berada pada banyak halangan dan hambatan, dan mungkin sangat cocok jika saya mengingatkan kepada kalian pesan yang disampaikan oleh imam Syahid Hasan Al-Banna:
“… kelak para pemimpin, penguasa, pemilik jabatan dan kekuasaan akan iri dan dengki kepada kalian, dan akan memutuskan atas kalian berbagai hukuman secara bersamaan, dan setiap pemerintah akan berusaha menghadapi aktivitas dan gerak kalian, meletakkan berbagai rintangan di jalan kalian, dan para perampas akan terus menghancurkan setiap jalan untuk menghancurkan dan mematikan cahaya dakwah kalian, dan mereka akan terus meminta bantuan pada pemerintahan yang lemah dan tangan-tangan yang menengadah untuk meminta dan kepada kalian dengan bentuk penistaan dan permusuhan, dan akan terus dibangkitkan kepada seluruh manusia di tengah dakwah kalian debu-debu keraguan dan syubhat dan kejinya tuduhan-tuduhan, bahkan mereka akan terus berusaha melekatkan berbagai kelemahan dan kekurangan, serta menampakkan dihadapan manusia pada gambaran yang keji dan kotor, dengan bersandarkan pada kekuatan dan kekuasaan mereka, harta dan eksekusi mereka
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللهُ إِلا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai”. (At-Taubah:32)
Dan kalian akan masuk pada kondisi seperti itu, dan tidak diragukan lagi kalian akan berada pada posisi yang penuh dengan cobaan dan ujian; kalian akan dipenjara dan ditangkap, diusir dan dideportasi, dirampas berbagai kepentingan kalian, dipecat dari tempat kerja kalian, digeledah rumah-rumah kalian, dan bisa jadi akan terus memanjang ujian yang akan mendera kalian …Allah berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut:2)
Namun Allah telah memberikan janji kepada kalian setelah itu semuanya berupa kemenangan bagi para mujahidin dan ganjaran bagi para aktivis yang berbuat ihsan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ. تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ. وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ فَآَمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آَمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan lain kafir; Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang”. (As-Shaf:10-14)
Karena itu, apakah kalian akan tetap berada dan menjadi penolong Allah?!
Janganlah kalian merasa hina dan rendah diri wahai Ikhwan, janganlah kalian mundur, bersabarlah pada kebenaran yang dengannya kalian beriman, tsiqahlah pada kemenangan Allah yang sudah dekat, mohonlah kepada Allah agar dibukakan kepada kita dan umat kita akan kebenaran, karena Dialah sebaik-baik pembuka kebenaran, dan tsiqahlah bahwa dakwah harus dapat mencapai pada tujuan dan misinya selama Allah bersama kita, karena Dialah pembimbing kita dan pemberi kemenangan kepada kita.
وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
“Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong”. (Al-Furqan:31)
Dan mereka akan berkata: Kapankah hal itu terjadi?! Katakanlah kelak hal tersebut sudah dekat..
Allah Maha besar dan segala puji hanya milik Allah
Dan shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad, nabi yang ummi, beserta keluarganya dan para sahabatnya..
Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.