Modul SMK, Akuntansi, Keislaman, Tarbiyah, Motivasi dan Inspirasi

Assalaamu ‘alaikum

Hadirin yang berbahagia
Segala syukur dan pujian hanya layak kita ungkapkan kepada Allah SWT, Tuhan yang menciptakan alam semesta dengan keseimbangan.
Hadirin yang berbahagia,
Allah SWt berfirman:
“…dan berbuat baiklah kalian sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kalian, dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS 28:77)
Melalui firman ini, Allah SWT memberikan pelajaran berharga bahwa alam semesta ini dan termasuk kita manusia diciptakan merupakan bentuk kebaikan Allah SWT. Rahmat dan kasih sayang yang luar biasa yang diberikan Allah kepada manusia.
Mari kita cermati kehidupan kita ini, lihat dan renungkan. Udara segar di pagi hari, matahari yang bersinar menerangi bumi, makanan yang kita makan, rumah tempat tinggal, alam yang indah. Siapa yang memberikannya untuk kita?
Dialah Allah SWT. Dan semuanya Allah ciptakan dalam keseimbangan dan kesempurnaan.
Allah berfirman:
…dan Allah telah menciptakan segalanya dengan ukuran-ukuran tertentu” (QS 25:2)
Komposisi atmosfir kita, adanya air tawar dan asin, siklus kehidupan, siklus air dan lain sebagainya membuktikan adanya skenario kebaikan di balik itu semua.
Namun, dalam ayat 77 dari surat ke 28 tadi Allah juga menegaskan betapa besar bahaya dan dosa bagi pembuat kerusakan. Kerusakan pada aspek budaya, hilangnya keikhlasan, kejujuran, runtuhnya moralitas, gaya hidup hedonis, hilangnya kebersamaan, hilangnya empati, hilangnya semangat juang dan rasa malu, tumbuhnya jiwa pemboros dan rendah akal budi.
Kerusakan pada alam semesta, gaya hidup jorok, pembalakan hutan, pencemaran air, pencemaran udara, perusakan lingkungan, dan lain sebagainya.
Berbuat kerusakan, baik merusak budaya luhur maupun merusak lingkungan hidup adalah dosa besar sehingga Allah melarangnya melalui firman-Nya.
Hadirin sekalian,
Oleh sebab itu, agama merupakan salah satu pilar penting dalam upaya melakukan perbaikan dalam bentuk mewujudkan solo sebagai kota eko-budaya. Artinya, jika insan-insan Solo beriman dan bertaqwa maka ketaqwaan itu tercermin dalam indahnya kota solo, berseri tanpa korupsi. Berseri artinya solo yang sejuk, yang bersih lingkungan. Tanpa korupsi artinya solo yang bebas dari budaya yang tidak beradab. Semoga upaya mewujudkan Solo sebagai eco cultural city bermula dari niat ketaatan kepada Allah SWT sehingga kita akan bersemangat mewujudkannya karena dunia kita sejahtera di akhirat kita selamat mendapat surga. InsyaAllah.
Wassalaamu ‘alaikum

No comments for "Peran Agama dalam mewujudkan eco cultural city"!

Artikel Populer

Akuntansi, Pajak, Accurate, Tarbiyah dan Dakwah

FB _Q

Diberdayakan oleh Blogger.