KHUTBAH IDUL FITRI 1440 H
Oleh Joko Pramono, S.Pd., M.Si. CAP
KETUA IKADI KABUPATEN KARANGANYAR
السلام عليكم و رحمةالله و بركاته
الله أكبر 3 xالله أكبر 3 xالله أكبر 3 x
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا،وَالْحَمْدُلله كَثِيْرًا،وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً. لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ،صَدَقَ وَعْدَهُ، وَ نَصَرَ عَبْدَهُ، وَ أَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَر ُوَللهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُللهِ الًّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ اَحَسَنُ عَمَلاَ، وَ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَ نَهَانَاعَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى.أَشْهَدُأَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ، الَّذِيْ أَوْضَحَ الطَّرِيْقَ لِلطَّالِبِيْنَ، وَ سَهَلَ مَنْهَجَ السَّعَادَةِ لِلْمُتَّقِيْنَ.وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَامُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِالأَمِيْنَ وَاْلإِمَامُ ِللْمُتَّقِيْنَ.
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.
الله اكبر, الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد
Jamaah Shalat Idul Fitri yang Berbahagia,
Alhamdulillah, kita sanjungkan kalimah tahmid tanda kesyukuran. Tiada waktu dan masa yang kita lalui dalam hidup ini, kecuali dipenuhi dengan taburan nikmat dan karunia dari Allah SWT. Kita bersyukur atas nikmat Nya yang terlimpah tiada terhingga kepada kita, wa bil khusus, Alhamdulillah atas karunia Ramadan yang Allah limpahkan kepada kita dan karunia dimudahkan untuk beramal kebajikan di bulan ramadan. Semoga Allah SWT menerima amal kebaikan kita semuanya.
Saudaraku, jamaah shalat idul fitri yang berbahagia,
Seorang mukmin adalah orang yang paling teliti dengan amalnya. Selama ramadhan, kita banyak dimudahkan untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Baik ibadah yang kita lakukan siang hari, seperti puasa, sedekah takjil, maupun ibadah malam hari, seperti shalat tarawih, tadarus al-Quran dan yang lainnya.
Tentunya kita sangat berharap pahala dari amal yang kita lakukan. Hanya saja, tidak ada yang bisa memastikan, apakah amal kita diterima oleh Allah, ataukah tidak. Sementara Allah telah menegaskan dalam al-Quran, Dia hanya akan menerima amal yang dilandasi taqwa.
Allah berfirman,
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Allah hanyalah menerima amal dari orang-orang yang bertaqwa.” (QS. al-Maidah: 27).
Kondisi inilah yang membuat sebagian ulama di masa silam merasa resah ketika idul fitri. Mereka resah, bukan karena tidak punya baju baru atau makanan lezat. Mereka resah, karena mereka tidak tahu, apakah amalnya selama ramadhan diterima oleh Allah ataukah tidak.
Malik bin Dinar – seorang ulama tabi’in – pernah mengatakan,
الخَوفُ عَلَى العَمَلِ أَنْ لَا يَتَقَبَّلَ أَشَدُّ مِنَ العَمَلِ
“Perasaan takut amalnya tidak diterima, lebih berat dibandingkan amal itu sendiri.” (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 368).
Ada seorang ulama tabi’ tabi’in, Abdul Aziz bin Abi Rawad, beliau menceritakan kondisi para tabi’in di masa silam,
أَدْرَكْتُهُم يَـجْتَهِدُونَ فِي العَمَلِ الصَّالِـح فَإِذَا فَعَلُوهُ وَقَعَ عَلَيهِمُ الـهَمُّ أَيُقْبَلُ مِنهُمْ أَمْ لَا
“Aku menjumpai para ulama, mereka bersungguh-sungguh dalam beramal soleh. Selesai beramal, timbul keresahan dari diri mereka, apakah amalnya diterima ataukah tidak.” (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 369).
Maka sekali lagi, mari perbanyak berdoa kepada Allah SWT agar amal-amal kita diterima Allah SWT dan menjadi pilar-pilar ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena hakikatnya hari raya idul fitri hanya dapat dirasakan, dihayati, dinikmati, dan hanya layak dirayakan oleh orang beriman yang puasa dan ibadahnya melahirkan taqwa, yaitu taqwa yang sebenar-benarnya taqwa. Di bulan Ramadan bertaqwa dan bulan-bulan selanjutnya pasca ramadan juga dipenuhi dengan taqwa hingga kita bertemu dengan Allah dalam keadaan taqwa.
((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((( (((( (((( (((((((((( (((( ((((((((( (((( (((((((( (((((((((((
3: 102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.
Jamaah yang dimuliakan Allah SWT
Hari raya bukanlah tentang baju baru, kendaraan baru, tapi hari raya adalah keimanan dan ketaqwaan yang terbarukan.
Dalam bahasa sebagian ulama dinyatakan:
لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ وَ لَكِنَ الْعِيْدَ لِمَنْ تَقْوَاهُ يَزِيْدُ
Hari Raya bukanlah untuk orang yang mengenakan segala sesuatu yang serba baru. Hari Raya hanyalah untuk orang yang ketakwaannya bertambah.
Maka setiap usai ramadan, kita bukanlah sosok yang hadir saat sebelum ramadan, melainkan adalah sosok manusia baru, insan terbarukan karena perbaruan iman dan ketaqwaan.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Individu tanpa agama dan keimanan, laksana selembar bulu yang terombang ambing diterpa angin, tidak mungkin tetap pada suatu keadaan dan tidak mungkin mengetahui arah yang hendak didatangi, dan tidak mengetahui kemana hendak berlayar disamudera kehidupan.
Individu tanpa agama dan keimanan, laksana manusia yang tidak memiliki nilai dan bobot, yang senantiasa dalam keraguan dan kegalauan, yang tidak tahu tentang hakikat dirinya dan rahasia keberadaannya, yang tidak mengenal mengapa dia hidup, siapa yang menghidupkan dan kemana dia setelah kematiannya.
Individu tanpa agama dan keimanan, adalah binatang buas, yang lebih buas dari binatang buas. Mereka akan terus melancarkan serangan kejahatan dan keserakahan, tak akan ada aturan, undang-undang dan hukum yang mampu menghentikan kebuasan dan keserakannnya, bahkan mereka bisa membuat aturan, hukum, undang-undang untuk melegalkan ambisi, keculasan dan keserakahannya.
Masyarakat tanpa agama dan keimanan, adalah masyarakat hutan. Meskipun pada masyarakat itu terpancar tanda-tanda kemajuan kehidupan, gedung-gedung tinggi menjulang, infrastruktur indah dan menawan, mobil kendaraan mewah berhamburan, ilmu pengetahuan teknologi dalam kecanggihan, namun semua itu hanya dimiliki oleh yang kuat dan kejam, bukan yang utama dan bertaqwa. Masyarakat yang bobrok dan celaka, masyarakat yang rendah dan murah, karena yang menjadi tujuan mereka hanya melampiaskan nafsu syahwat dan perut semata.
Jamaah yang dirahmati Allah SWT.
Masyarakat yang dipenuhi islam dan keimanan adalah masyarakat yang indah dan menawan.
(((((( (((( (((((( (((((( (((( (((((( (((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((( ((((((((( ((((((( ((((((((((( ((( ((((((((((( (((( (((((((( ((((((((( (((( ((((( (((((((( (((((((( ( (((((((((( (((( ((((((((((( (((((((( (((((((((( (((((((((((((
14: 24. tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25. pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Masyarakat islam, masyarakat yang tumbuh diatas agama dan keimanan yang benar. Masyarakat yang melahirkan kebaikan-kebaikan. Kebaikan buah dari kebenaran dan kejujuran.
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’”
Jamaah shalat idul fitri yang berbahagia,
Mari kita perhatikan dengan seksama kehidupan kita di bulan ramadan. Ajaib bukan, seolah-olah bukan kehidupan kita di bulan sebelum ramadan. Tiap shalat lima waktu, shalat tarawih tua muda, laki wanita, berbondong-bondong ke masjid menunaikan ibadah. Di luar ramadan bisa jadi sulit bertemu dengan tetangga, kawan dalam waktu yang lama. Di ramadan minimal 1 jam kita bersua bersama tetangga handai tolan di rumah Allah. Perjumpaan dalam kebaikan, dibulan yang baik, ditempat yang terbaik dan disatukan dalam aktivitas terbaik yang itu ibadah dan itu mewarnai jiwa kita, hidup kita dipenuhi kebaikan. Keakraban berlandaskan ketulusan, senyum mengembang beriring kalimat salam, tegur sapa, obrolan ringan dan renyah, semua itu dalam bingkai ramandan yang indah.
Hari hari kita di bulan ramadan dipenuhi dengan sedekah, tiada hari yang kita lalui di bulan suci, kecuali ada semangat berbagi. Tiap masjid tiap sore dan malam ada hidangan buka puasa dan jaburan tadarusan, bahkan ada yang sampai menjemput pahala dengan berbagi takjil buka puasa di jalan raya, didekat lampu merah.
Fakir miskin, anak yatim pun menikmati kebahagiaan. Semua berlomba memuliakan anak yatim dan fakir miskin. Seolah tiada lagi kekikiran dan kebakhilan dihati kita.
Diramadan, kita saling jaga ucapan, saling jaga perasaan, saling jaga ukhuwah. Kita jaga lisan kita dari ghibah dan fitnah, kita jaga harta kita dari keharaman, kita jada perbuatan kita dari dosa. Sehingga hubungan kemasyarakatan kita makin erat, makin indah, semakin kokoh persatuan dan ukhuwah kita.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun pernah bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Orang mu’min terhadap orang mu’min itu tak ubahnya bagaikan suatu bangunan yang bagian-bagiannya saling kuat menguatkan.” (HR.Muslim).
Dan dihari yang indah pagi ini, ringan lisan dan hati kita saling bermaafan. Tiada lagi marah dan dendam karena semuanya telah dibakar dibulan Ramadan. Yang tersisa adalah kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman. Dan bukankah itu yang kita cari selama ini. Yang itu semua tidak kita temukan dalam tumpukan harta dan tingginya jabatan, tidak kita temukan dalam kemewahan harta .
Ketenangan, kebahagiaan , ketentraman hanya ada dalam hati yang dipenuhi agama dan iman yang benar.
((( ((((((((( ((((((( ( ((((( ((((( (((( ((((( ( (((((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((( (((((((((( ((( (((((((( ((((((((((( (((( (((( (((((( (((((((( (((( (((((( (((( ((((((( (((((( (((((((( ((((((((((((((((( (((((((( ((((((((( ( (((((((((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((( (((((((( ((((((((((( ((((
16: 96. apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan Sesungguhnya Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
16: 97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Perjuangan kita di ramadan, menikmati tarbiyah Allah seluruhnya, menjadikan kita pribadi yang bertaqwa dan akan melahirkan keluarga dan masyarakat yang bertaqwa. Itu semua adalah buah dari agama dan keimanan yang benar yang menjadi ruh masyarakat Islam.
Jamaah shalat idul fitri yang berbahagia,
Ramadan dan seluruh rangkaian ibadah di dalamnya sesungguhnya adalah tarbiyah atau proses pendidikan dan pengajaran dari Allah swt. Maka hasil dari proses pendidikan ramadan itu adalah lahirnya insan terdidik dan tercerahkan akal, hati dan fisik nya menjadi pribadi yang penuh kebajikan, pribadi yang terampunkan, pribadi yang kembali kepada fitrah , pribadi Taqwa. Secara kolektif, maka akan muncul masyarakat yang Islami dan penuh berkah.
Masyarakat muslim senantiasa dihiasi oleh rasa cinta yang tulus, kasih sayang, kejujuran, amanah, berbuat baik antara anak dan orang tua dan saling hormat menghormati antara satu dengan yang lainnya. Mereka saling berkunjung, dan mengunjungi saudaranya yang sakit, saling menyampaikan salam jika bertemu, nasihat menasihati, saling menutupi ‘aib saudaranya dan saling menjaga kelemahan di antara kaum muslimin. Dengan demikian, terciptalah suatu masyarakat yang bersatu-padu, bagaikan bangunan yang tersusun rapi, saling menguatkan bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.
Jamaah sekalian,
Itu semua buah dari ibadah dan keimanan yang mendalam yang hadir ditengah tengah kita. Oleh karena itu, Islam menjadi simpul dari semua kebajikan. Islam yang kita imani dan kita amalkan akan berbuah hidup yang penuh keberkahan.
Oleh karenanya diakhir khutbah ini, khatib mengingatkan pula bahwa Idul fitri adalah kembali kepada fitrah yakni pulihnya kesetiaan kepada mitsaqan ghalidzan-perjanjian yang teguh antara kita dengan Allah SWT bahwa selamanya kita akan hanya menjadi hamba Allah SWT.
(((((( (((((( (((((( (((( (((((( ((((((( ((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((( (((((( ((((((((((( (((((((( ((((((((((( ( (((((((( (((((( ( (((((((((( ( ((( (((((((((( (((((( ((((((((((((( ((((( ((((( (((( (((((( (((((((((( (((((
172. dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Dan juga kepada kebersihan jiwa demi komitmen kepada ilham kebaikan dan penyangkalan terhadap keburukan.
(((((((( ((((( (((((((( ((( ((((((((((((( (((((((((( (((((((((((( ((( (((( (((((((( ((( (((((((( ((( (((((( ((((( ((( (((((((( ((((
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. 9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Untuk itu khatib mengajak kita sekalian untuk kembali membuka, membaca, mentadabburi kalamullah (alqur’an) dan sunnah rasul kemudian mengamalkan dalam kehidupan kita.
( (((( ((((((((( ((((( (((( ((((( ((((((((( ((((((( (((( ((((((( (((( (((( (((( (((((((( (((((((((((( (((((( (((((((((( ((((((((((((( ((((( (((((((((((( ((((( (((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((( ((((((( ((((((((((( ((((
5: 15. ..... Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan
5:16. dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
Jamaah kaum Muslim rahimakumullah.
Terakhir, marilah kita sama-sama berdoa kepada Allah SWT. Bermunajat penuh harap kepada-Nya. Semoga Allah SWT mengabulkan doa-doa kita.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَهْلِ بَيْتِهِ وَ ذُرِّيَاتِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.
اللهُمَّ يَا وَلِيَّ المُؤْمِنِينَ، وَنَاصِرَ المُسْتَضْعَفِيْنَ، وَقَاصِمَ الجَبَّارِيْنَ وَالمُجْرِمِينَ.
يَا عَزِيْزُ يَا جَبَّارُ، يَا قَادِرُ يَا مُقْتَدِرُ، يَا مَنْ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورْ.
اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِأَسْمَائِكَ الحُسْنَى وَصِفَاتِك العُلْيَا،
نَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكْ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكْ.
يَا قَيُّومَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْض، يَا ذَا العَرْشِ المَجِيْدِ وَفَعَّالاً لِمَا تُرِيْدْ.
اللّهُمَّ إِنَّا نَعْمَلُ لِإِقَامَةِ الخِلَافَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيَّكَ، اِسْتِعَادَةَ لِسُلْطَانِ دِيْنِكَ، إِذْ عَلِمْنَا أَنَّهُ لَا تَطْبِيْقَ لِدِيْنِكَ وَلِشَرِيْعَتِكَ كَافَةً إِلّاَ بِالسُّلْطَانِ، فَابْتَغَيْنَا السُّلْطَانَ، كَمَا ابْتَغَى ذَلِكَ رَسُوْلُكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَطَلَبْنَاهُ مِنْكَ كَمَا طَلَبَهُ مِنْكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،إِذْ أَمَرْتَهُ فِي كِتَابِكَ : ((وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا)).
اللّهُمَّ إِنَّا نَعْمَلُ لِإِقَامَةِ الخِلَافَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيَّكَ ، مُتَيَقِّنِيْنَ بِوَعْدِكَ الَّذِيْ وَعَدْتَهُ عَلَيْنَا مِنْ إِقَامَتِهَا، حَيْثُ قُلْتَ فِي كِتَابِكَ: : ((وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ))، َوَمُسْتَقْبِلِيْنَ لِبُشْرَى رَسُولِكَ الَّتِي جَزِمَتْ لَنَا عَوْدَتَهَا، حَيْثُ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((ثُمّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ))..
اللَّهُمَّ إِنَّ أَعْدَاءَ هَذِهِ الدَّعْوَةِ مِنَ الكُفَّارِ وَالمُنَافِقِيْنَ وَحُكّاَمِ بِلَادِ المُسْلِمِينَ عَامَّةً وَ حُكاَّمِ إِندُونِيسِيَا خَاصَّةً، قَدِ اعْتَدُّوا رِسَالَتَكَ جَرِيمَةً وَدَوْلَةَ نَبِيَّكَ جِنَايَةً. اللهُمَّ فَهِمْهُمْ إِنْ جَهِلُوا عَلَى أَنَّهَا هُدًى وَرَحْمَةً، وَذَكِّرْهُمْ إِنْ نَسُوا مِمَّا حَقَّقَتْهَا دَوْلَةُ الإِسْلَامِ لِلْبَشَرِيَّةِ مِنْ سَعَادَةٍ وَرَفَاهِيَةٍ، وَأَهْلِكْهُمْ إِنَ كَانَ سَبَبُ عُدْوَانِهِمْ مُعَانَدَةً وَمُكَابَرَةً.
اللَّهُمّ فَكُنْ لَنَا خَيرَ مُعيِنٍ، يَا ربَّ العَالمَيِنَ، وَكُنْ لَنَا وَليّاً وَنَصِيراً وَحَامِياً وَمُغِيثاً، يَا رَبَّ العَالمَيِن.
اللَّهُمّ لاَ مَنْجَى وَلاَ مَلْجَأَ مِنْكَ إِلاَّ إِلَيكَ، يَا أَرْحَمَ الرَاحِمِينَ.
اللَّهُمّ إِلَيكَ نَشْكُو ضَعْفَ قُوَّتِنَا وَقِلَّةَ حِيْلَتِنَا وَهَوَانِنَا عَلى النَّاسِ، يَا أَرْحمَ الرَّاحِمين، أَنْتَ رَبُّ المُسْتَضْعَفيِنَ، وَأَنْتَ ربُّنا، اللَّهمَّ إِلَى مَنْ تَكِلُناَ؟ إَلَى بَعِيدٍ يَتَجَهَّمُّنَا أَمْ إِلَى عَدُوٍ مَلَّكْتَهُ أَمْرَناَ؟ اللَّهُمّ إِنْ لَمْ يَكُنْ بِكَ عَليَنْاَ غَضَبٌ فَلاَ نُبَالِي، وَلَكِنْ عَافِيَتُكَ هِيَ أَوْسَعُ لَنَا. نَعُوذُ بَنُورِ وَجْهِكَ الّذيْ أَشْرَقَتْ لَه الظُّلُماَتُ، وَصَلُحَ عَلَيهِ أَمْرُ الدُنيَا وَالآخرَةِ مِنْ أَن تُنْزِلَ بِنَا غَضَبَكَ، أَوْ تُحِلَّ عَلَينَا سَخَطَكَ، لَكَ العُتبَى حَتَّى تَرضَى، وَلَا حَولَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِكَ، يَا ربَّ العّالمين وَيَا نَاصِرَ المُسْتَضْعَفِين.
اللَّهُمَّ امْنُنْ عَلَيْنَا بِنَصْرٍ عَزِيْزٍ مُؤَزَّرٍ مِنْ عِنْدِكْ، يُعَزُّ فِيْهِ أَوْلِيَاؤُكْ، وَيُذَلُّ فِيْهِ أَعْدَاؤُكْ، وَيُفْرَحُ المُؤْمِنُونَ بِنَصْرِكْ، وَتُشْفَى صُدُوْرُ قَوْمٍ مُؤْمِنِين،يَا نَاصِرَ المُؤْمِنِين، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، يَا ربَّ العَالَمِينَ.
آمين…
Artikel Populer
Akuntansi, Pajak, Accurate, Tarbiyah dan Dakwah
FB _Q
Diberdayakan oleh Blogger.
No comments for "Khutbah Idul Fitri 1440 H"!
Posting Komentar