On Label: TEKNOLOGI PENDIDIKAN | 0 Comment
On Label: TEKNOLOGI PENDIDIKAN | 0 Comment
Smoga Anda Berhasil
On Label: DOWNLOAD, EKONOMI SMA | 0 Comment
sering kali kita menuntut dan menjadikan ungkapan islam sebagai rahmatan lil 'alamin ini untuk mendeskreditkan saudara kita yang lain yang berjuang dengan penuh ketegasan semisal PKS maupun FPI atau barangkali MMI dan sejenisnya.
Ungkapan rahmatan lil'alamin justru diartikan kita harus diam dan jangan mendakwahkan islam kepada orang lain. Apalagi melakukan nahi munkar kepada orang lain. Seringkali ketidakberanian kita melakukan perubahan perbaikan di sekitar kita, juga berlindung dengan ungkapan islam rahmatan lil 'alamin. Sehingga ketika FPI atau yang lainnya melakukan demonstrasi atau tuntutan menutup tempat hiburan, perjudian, prostitusi, korupsi, pornografi maupun yang lainnya yang kategori kemungkaran, kita mengatakan mereka bukan islam moderat. padahal bisa jadi itu adalah kelemahan kita, ciutnya nyali kita, kemudian kita menjadikan islam rahmatan lil 'alamin sebagai kedoknya. Apalagi jika kita sebagai orang yang digelari oleh media sebagai "cendekiawan muslim", tiba-tiba kita lemparkan tuduhan "itu dakwah yang tidak bijaksana, tidak bil hikmah, rasulullah tidak seperti itu, itu tidak menggambarkan islam moderat". padahal selama ini para cendekiawan itu hanya berkutat dibalik buku dan kamar akademis bahkan sebagian menikmati uang sponsor penelitan doktoral mereka.
Ketika mereka berkomentar itu islam garis keras, itu bukan dakwah bil hikmah, tiba-tiba mereka menerima tawaran penelitian tentang islam pesanan sponsor dengan imbalan dana besar, yang kemudian mereka menyebutnya "yar zuqhu min haitsu laa yahtashib" yang menjadikan mereka mengatakan inilah hadiah bagi orang yang bertaqwa.
Al hasil mereka semakin bersemangat untuk mencerca saudara muslim mereka dengan berdalih Islam rahmatan lil 'alamiin. Na'uudzubillahi minsyarri dzaalika.
lalu apa sebenarnya Islam Rahmatan Lil 'alamiin itu?
Pada masa rasulullah SAw, yang disebut sebagai era khaoirul qurun, sebaik-baik masa, keindahan islam sebagai manifestasi islam rahmatan lil 'alamin telah merasuk dalam kehidupan dalam berbagai seginya.
Dalam seluruh sendi kehidupan telah terwarnai indahnya nilai-nilai islam. Dari segi ekonomi, kita mengenal rasulullah membangun syauqul madinah (pasar madinah) sebagai bentuk ekonomi syariah yang terimplementasikan. Pada saat itu juga terdapat pasarnya kaum yahudi. Namun lambat laun pasar Yahudi menghilang dan tinggal pasar madinah yang berjaya, karena ekonomi mengaplikasikan konsep qur'ani. Agaknya ini pula yang terjadi di saat ini, ketika ekonomi kapitalis mengalami resesi, pada saat yang bersamaan ekonomi syariah justru mengalami booming.
Penulis yakin dengan haqqul yakin bahwa akan terjadi masanya, ekonomi islam (syariah) akan meguasai dunia dengan kerahmatannya. Berdiri kokoh diatas fondasi tauhid dan kejujuran serta akuntabilitas dan kerja keras menjadikan ekonomi syariah menjadi pilihan.
Pada era rasul, juga segi kebudayaan, segi tata kota mendapat sentuhan luar biasa. Sebagai kota metropolitan madinah juga menghadapi masalah sampah namun masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam bidang pemerintahan dan politik juga memiliki warna gemilang, rasulullah dengan teladannya dan kepemimpinannya yang luar biasa menjadikan negeri islam mengalami ekspansi yang luar biasa dan dirindukan. Keadilan dan taqwa menjadi fondasi pemerintahan.
Singkat kata, masa itu, masa keindahan, karena islam telah teraplikasikan dalam seluruh sendi masyarakat islam.
Artinya Islam menjadi rahmatan lil 'alamin akan terasa jika seluruh sendi kehidupan telah sesuai dan tershibgah oleh nilai-nilai ilahiyah.
BAgaimana KIta hari INI
Kita akui saat ini, umat ini dipersimpangan jalan. Umat telah terwarnai oleh berbagai ragam ideologi sehingga kehidupan umat tidak lagi terpancari oleh nilai-nilai islam. Hukum seperti pisau, tajam ke bawah, tumpul ke atas. Ekonomi kapitalis yang menggilas, membelah masyarakat menjadi kelas kaya dan miskin. Yang kaya memperoleh kekayaannya dengan menghisab yang miskin. Sistem sosial budaya tidak lagi mencerminkan kehidupan sebagai manusia, justru kita lebih bar-bar dari binatang.
Pembunuhan bayi, anak-anak, remaja, orang tua menjadi pemandangan harian media kita. Justru sering kali penderitaan orang lain dieksploitasi untuk memperoleh keuntungan sesaat. Kompetisi yang hadir adalah semangat asal bukan, asal ngomong, bukan solutif tapi reaktif.
Kebersamaan hilang, persatuan memudar, gotong royong hanya slogan, apalagi ukhuwah.
Semua itu diperparah dengan perilaku pemerintahan, dan sebagian wakil rakyat yang tidak layak kita saksikan.
Lalu Bagaimana Kita Memperbaikinya?
mengubah kondisi tersebut tidaklah mungkin semudah membalik telapan tangan. Tapi perlu kerja keras. Permasalahan yang kita hadapi tidak lagi masalah parsial, tapi permasalahan yang kompleks yang menyentuh seluruh kehidupan bangsa dan negara. Maka solusi yang hadirkan tentu adalah solusi yang sistematis dan sistemik.
mari kita renungkan, bukankah setelah negeri ini didirikan, kita mulai menjauhi TUhan, menjauhi syariatnya dengan berbagai argumentasi "sok ilmiah" kita. Atas nama pluralisme kita mengganti syariatNya yang sempurna dan bijaksana dengan hukum buatan kita yang banyak cacat dan hanya bijaksini (mementingkan diri sendiri). Sekian lama kita menjauhiNya, dan sekian lama kita menderita. Tidak jua sadarkah kita atas itu semua.
Maka kembali kepadaNya, sebagaimana ikrar pendiri bangsa ini " dengan rahmat Allah yang maha kuasa dan ...." dalam Pembukaan UUD 1945 dan "Negara berdasar kepada Ketuhanan Yang maha Esa" pasal 29 ayat 1 UUD 1945, akan menjadikan bangsa ini akan berada dalam rahmatNya.
Itulah Islam rahmatan Lil 'alamiin.
Bagaimana Perjuangan KIta Mewujudkannya.
Dakwah islam, bukanlah dakwah revolusioner. tapi dakwah ini adalah dakwah yang penuh dengan marhalah (tahapan). Dakwah islam bukan pula dakwah parsial (misal kultural atau struktural saja), namun dakwah islam adalah dakwah yang menyeluruh (Syamilan). Dan yang perlu di sadari kemuliaan islam tidak akan mampu diusung oleh satu bagian masyarakat islam saja. Maka perlu spesialisasi perjuangan yang terjalin dalam satu sistem. Kita lihat dalam al qur'an Allah memerintahkan tidaks semua orang pergi berjihad tapi harus ada yang menekuni ilmu.
Maka saat ini kita sebagai umat, bukan masanya lagi menyatakan kami terbaik, mereka salah, aku benar, kamu salah atau membanggakan jamaahnya sendiri. Belum tibakah saatnya mata rantai ukhuwah ini kita sambung dan jangan pernah diputus lagi. maka harus ada kesediaan menyambung dan disambung, berbesar hati saling menerima kelebihan dan memaafkan kekurangan, rendah hati dengan yang lain.
Dakwah Parlemen sebagai salah satu Opsi.
Saat ini di negeri kita, negeri umat islam yang bukan negeri islam ini, demokrasi menjadi sistem pemerintahan kita. Satu sisi kita menyadari bahwa permasalahan yang muncul dalam kehidupan kita dalam segala sisi ini tentu adalah karena kesalahan sistem yang kita anut. Namun ini adalah agreement pendahulu kita sebagai ummat islam. Dan bukankah kita terikat oleh janji kita. Artinya mau tidak mau ketika perubahan sistem belum menjadi common opinion maka tugas kita adalah memanfaatkan yang ada untuk mengurangi masfadatnya. Bukankah kaidah fikih kiat menyatakan apa yang tidak bisa teraih semuanya, jangan ditinggalkan semuanya.Inilah prinsip marhalah itu.
Maka diantara umat ini, harus ada yang berkhitmat menumbuhkan kader ulama yang kelak akan menerangi ummat ini, harus ada yang memperbaiki ekonomi, dan sebagian ummat yang lain berdakwah memperbaiki sistem pemerintahan.
Untuk memperbaiki sistem pemerintahan ada dua jalur yang kita dapat lakukan yaitu jalur insider dan jalur out sider. jalur out sider adalah kita tidak masuk di sistem pemerintahan, kita gunakan jalur akademik, ta'lim, dakwah di masyarakat, melalui mimbar-mibar masjid. Namun seringkali dakwah tipe ini kita justru terbentur oleh hukum positif negeri ini yang belum sesuai syariat. Misalnya masalah pornografi, perjudian, pendidikan, maka seringkali dakwah outsider belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Maka perlu kiranya kita lirik dakwah insider, melalui keterlibatan langsung dipemerintahan. Dan peluang itu cukup terbuka, dan jalur itu adalah melalui parlemen (DPR/MPR). Di negeri ini seluruh undang-undang yang mengatur dan mengikat warga negara adalah produk lembaga ini. Maka rasional kiranya, jika kita ingin mengubah aturan main dan kondisi negeri ini maka dakawah melalui DPR/MPR ini menjadi bagian penting. Saya mengatakan ini adalah salah satu jalan saja, sedangkan yang lain harus bekerja pada rel masing-masing dan saling mendukung seperti mata rantai yang terikat kuat.
Artinya, ummat ini perlu saluran politik, karena tidak ada jalan lain ke parlemen di negeri ini kecuali melalui partai politik. Artinya untuk saat ini dan di sini,keberadaan parpol islam sangat penting. Maka tugas kita adalah memperbanyak anggota legislatif yang memiliki kapasitas dan kompetensi baik pribadi maupun tsaqafah islamiyah di DPR/MPR kita.
Salahkah bila saya mengajak semua komponen bangsa dan ummat ini untuk mendukung partai dakwah, partai yang menjadikan aktivis dakwahnya menjadi duta umat di parlemen, untuk terus berjuang menyuarakan syariat.
Alangkah indahnya jika yang di jalur out sider terus berdakwah menyampaikan kebenaran dan yang dijalur insider berjuang membuatkan aturan formal sebagai realisasi seruan dari teman-teman dakwah out sider.
BUkan mana yang lebih penting, bukan mana yang lebih baik dari keduannya, namun kita perlu dua-duanya. Tidak perlu menggunjing satu sama lain dalam kajian masing-masing. mari membuka diri, buka hati, buka komunikasi, bertaut mesra, bergandeng tangan memebangun negeri impian.
Pemilu 2009 di depan Mata
Jika tidak salah, saat tulisan ini saya aploud, pemilu 2009 tingal 63 hari lagi. Saat inilah kita harus menyusun langkah mengatur diri, membawa gerbong dakwah islam ini menaungi negeri ini. JIka kita yakin jika negeri ini bersyariat maka akan mendapat barakah dari langit dan bumi, mengapa harus saling mencibir dan menggunjingn partai Islam.
Maka mari bergandeng tangan, kita isi DPR/MPR/DPRD kita dengan da'i -dai kita dengan segenap dukungan kita.
Saya sebagai aktivis PKS mengajak ikhwahku dari seluruh komponen bangsa dan ummat, hilangkan syak wasangka, curiga dan menciderai ikhwahnya, mari bangkit bersama membangun negeri ini.
Bagi sahabatku yang anti parpol, karena menganggap demokrasi bukan dari Islam, saya sampaikan, bangsa ini bukan didirikan oleh para pecundang demokrasi, tetapi oleh guru-guru kita, ulama kita, mujahid-mujahid kita, Jangan biarkan para pecundang itu mengotori perjuangan mujahid kita. mari berbenah diri saling mendukung, teruskan perjuangan sahabatku melalui ta'lim dan perjuangan sahabat, namun jangan lupa dukung kami yang berjuang melalui jalur shiyasi.
semakin banyak aktivis dakwah kita di parlemen, insyaAllah semakin memungkinkan kita bersama meraih dan membangun bangsa kita menjadi baldatun thayyibantun wa rabbun ghafur.
Intashurullah yan shurkum.
Doaku untuk seluruh pejuang kebenaran. Dan doamu kunantikan. mari kita gandeng bahu, ikat hati, Ya ALlah satukan kami dalam berjuang di jalanMu.
Kepada sahabatku Aktivis PKS teruslah bina diri, benahi niat, songsong kemenangan 2009. Tahun 1998 saat itu Partai Keadilan (PK) kita nomor urut 24 (Qs An Nuur) Allah takdirkan kita jadi cahaya negeri ini. Aktivis parlemen kita bersinar dengan cahayaNya dan tahu 2004 PKS no 16 (Qs An Nahl) Lebah penghasil madu. Satu demi satu aktivitas dakwah ini menebar kebaikan melalui menteri, gubernur, bupati bahkan rakyat jelata. semua merasakan keindahan daakwah ini. tahun 2009 ini kita nomor 8 (QS al Anfaal) saat kita berperang melawan kebatilan (PArtai Syaithan=Sistem Kufar) bangkitlah negeriku harapan itu masih ada.
Dan kitalah yang akan menjadi pejuangnya dan kita yang akan memenangkannya dengan pertolongan Allah yang 'azis. Allahu Akbar.
On Label: MATERI TARBIYAH | 0 Comment
Mata KUliah : Filsafat Ilmu
Dosen: Prof. Joko Nurkamto
Kerjakan Secara Berurutan
1. Jelaskan konsep filsafat ilmu dan manfaatnya bagi mahasiswa Program Pascasarjana.
2. Salah satu karakteristik berpikir filsafati adalah komprehensif. Jelaskan hal itu dan beri ilustrasi secukupnya dalam bidang keilmuan.
3. Secara ontologis, objek kajian ilmu adalah sesuatu yang dapat diamati dan diukur. Setujukah Anda dengan pernyataan itu? Jelaskan pendapat Anda dengan disertai dengan ilustrasi yang konkret.
4. Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah dan bagaimana metode tersebut teraplikasikan dalam kegiatan penelitian ilmiah? Bila perlu tunjukkan pula flow chart yang dapat memperjelas uraian Anda.
5. Bagaimana Anda melihat hubungan antara ilmu dan agama? Berikan penjelasan yang disertai dengan ilustrasi tentang hal tersebut.
Ketentuan Menjawab:
1. Jawablah semua pertanyaan di atas secara cermat dan berurutan.
2. Jawaban bersifat straightforward dan tidak berputar-putar.
3. Jawaban diketik di atas kertas A-4 dengan font 12 (Time New Romans), 1,5 spasi.
4. Hasil pekerjaan semua mahasiswa dimasukkan dalam satu folder dan diserahlkan kepada penguji.
5. Bersamaan dengan itu, dikumpulkan pula makalah presentasi yang telah direvisi.
6. Nilai ujian ditentukan oleh ketepatan jawaban, ketajaman argumentasi, dan keluasan wawasan.
7. Apabila ada dua orang mahasiswa atau lebih memperlihatkan hasil pekerjaan yang sama (baik sebagian atau seluruhnya), semua pekerjaan tersebut akan didiskualifikasi, dan mahasiswa yang bersangkutan dianggap tidak mengikuti ujian; dan oleh karenanya, dianggap tidak lulus.
On Label: TEKNOLOGI PENDIDIKAN | 0 Comment
On Label: TEKNOLOGI PENDIDIKAN | 0 Comment
Tapi mereka adalah manusia yang mengalahkan dirinya
Demi meraih kemenangan yang nyata
Tegaknya keadilan dan kesejahteraan
Masa depan mereka nyata
Karena mereka membela Tuhannya
Meniti Langkah Sejati ... buka
On Label: MATERI TARBIYAH | 1 Comments
SALAM HANGAT DARI AKU. UNTUK TEMEN2 S2 TEKNOLOGI PENDIDIKAN PARALEL 6
Soal 1
Pengertian dari:
a. Sistem adalah suatu totalitas struktur yang terdiri dari komponen-komponen dalam mana tiap-tiap komponen tersebut mempunyai fungsi khusus dan diantara mereka terdapat saling hubungan, interaksi, dan interdependensi yang secara bersama-sama menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama. (Soenarwan, 2008:8)
b. Pendekatan sistem adalah cara pemecahan masalah dengan memandang sesuatu sebagai satu kesatuan sistem yang utuh. Jujun s. Suriasumantri berpendapat bahwa pendekatan sistem dapat diartikan sebagai suatu cara berfikir dengan mempergunakan konsep sistem dalam mana obyek yang ditelaah dideskripsikan secara sistematik dan sistemik. Sedangkan menurut Soenarwan (2008:32) mengartikan pendekatan sistem sebagai suatu kerangka berfikir untuk memecahkan masalah secara sistemik dan sistematik dengan melibatkan semua komponen yang secara fungsional terlibat di dalamnya agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara efektif dan efisien.
c. Komponen adalah bagian dari suatu sistem secara keseluruhan yang memiliki fungsi atau tugas tertentu yang bekerja secara terpadu dalam pencapaian tujuan sistem secara keseluruhan.
d. Black Box adalah inti dari sebuah sistem atau kesatuan terkecil yang tidak dapat dibagi yang menurut anggapan teori sistem merupakan bagian dari kenyataan (Soenarwan:2008:36). Dr Winardi menyebut black box sebagai “atom” dari sebuah sistem.
e. Supra sistem adalah sebuah sistem besar yang melingkupi sistem-sistem kecil di dalamnya. Sistem-sistem kecil itu bekerja dalam hubungan yang lebih luas dengan lingkungannya. Supra sistem ini yang akan menerima atau menolak keluaran dari suatu sistem. Setiap sistem kecil harus memelihara dirinya sendiri dan menjamin mutu keluarannya agar dapat diterima oleh supra sistemnya.(Soenarwan,2008:11-12)
f. Entropi negatif menurut Katz dan Kahn adalah sebuah konsep tentang peningkatan tata tertib dalam organisasi agar supaya sistem dapat bertumbuh dan berkembang lebih baik (Soenarwan,2008:21). H
g. Ekuifinalitas adalah sistem yang dapat mencapai tujuan keadaan akhir yang sama dari keadaan awal yang sama sekali berbeda dengan maksudnya sekalipun komponen-komponen itu berangkat dari titik awal yang berbeda-beda namun titik akhirnya akan sama yaitu mendukung tercapianya satu tujuan (Von Bertalanty, 1940) (Soenarwan,2008:22). Dapat pula ekuifinalitas dinyatakan pencapaian tujuan dengan input-input yang berbeda-beda dan proses-proses atau metode-metode yang berbeda-beda, artinya tidak dapat cara tunggal yang baik dalam proses pencapaian tujuan. Biasanya terjadi pada sistem yang terbuka misalnya pada sistem sosial. (Soenarwan,2008:24)
h. Fragmentarik adalah konsep pemecahan masalah dengan membagi-bagi permasalahan dalam sub – sub masalah.
i. SKM atau sistem kegiatan manusia merupakan sistem yang menjadi pusat perhatian yang memiliki karakteristik:
SKM adalah suatu kumpulan manusia dan sumber-sumber lain yang diorganisasi ke dalam keseluruhan untuk mencapai tujuan.
Mempertahankan seperangkat hubungan di antara orang-orang yang ada di dalam sistem sepanjang waktu.
SKM bersifat terbuka terhadap lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan. Sifat dari hubungan dengan lingkungan adalah saling bergantung.
Sistem bertindak sebagai satu keseluruhan atau kesatuan ke arah dirinya sendiri dan oleh dirinya sendiri berkat adanya hubungan dan integrasi internal, sistem dapat mempertahankan dirinya sendiri.
j. Konvergen adalah memusat. Dalam kaitannya dengan pemecahan masalah, pendekatan konvergen merupakan pemecahan masalah dengan hanya memusatkan perhatian pada bagian tertentu tanpa melibatkan sistem secara keseluruhan.
k. PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technieque, yang merupakan alat penting dalam perencanaan dan pengendalian manajemen proyek dengan menyediakan metode pembuatan chart yang menggambarkan urutan saling hubungan kejadian-kejadian dalam suatu bentuk jaringan kerja sehingga anggota organisasi atau seseorang akan dengan mudah melihat urutan kejadian-kejadian serta mencatat kejadian mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan yang lain. (Soenarwan, 2008:301-302)
l. Slack atau kekenduran adalah kelebihan waktu yang tersedia dalam mencapai suatu event yang dihitung dari selisih jatah waktu yang maksismal diperkirakan atau ditetapkan untuk penyelesaian event (TL) dengan waktu yang diharapkan (TE). (Soenarwan:2008;305)
m. Waktu Optimistik yaitu perkiraan waktu yang paling singkat (minimum) untuk dapat menyelesaikan suatu tugas. (Soenarwan,2008:304)
n. CRINKER adalah singkatan dari creative thinker yaitu berfikir kreatif, artinya kemampuan menghasilkan banyak alternatif pemecahan masalah dan mengujicobakannya dan terus melakukan pengamatan untuk menemukan lebih banyak ide pemecahan masalah dengan membaca banyak buku,brainstorming dengan banyak pihak.
o. IEI adalah singkatan dari instrumen for evaluating innovations yaitu alat yang digunakan untuk menepis sejumlah inovasi yang potensial, bukan saja untuk menyeleksi tetapi juga mengadaptasi dan memodifikasi sejumlah alternatif agar dapat diimplementasikan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dimana organisasi itu berada. (Soenarwan, 2008:272).
SOAL 2
a. Alasan mengapa kita menggunakan cara pandang sistem dalam pemecahan masalah pendidikan
- Adanya kompleksitas permasalahan. Artinya munculnya sebuah permasalahan dalam pendidikan tidak hanya diletakkan pada satu bagian atau komponen harus dikaji dalam kacamata keseluruhan sistem. Satu permasalahan akan bertautan antar komponen dalam sebuah sistem. Misalnya rendahnya NEM siswa tentu tidak saja disebabkan oleh faktor siswa, namun harus dikaji secara holistik dalam kesatuan sistem.
- Parsialisme dalam pemecahan masalah lebih sering hanya memecahkan masalah secara tambal sulam, artinya terselesaikannya suatu masalah justru diikuti dengan munculnya permasalahan lain. Hal ini karena pemecahan masalah hanya terfokus pada satu komponen saja tanpa melihat keseluruhan komponen dalam sistem tersebut.
- Cara pandang sistem dapat membantu kita untuk memahami sifat dasar yanng sebenarnya dari pendidikan sebagai sebuah sistem kegiatan manusia yang kompleks, terbuka, dan dinamis yang berlangsung yang selalu berubah dan berinteraksi dengan berbagai macam sistem sosial yang lain.
- Cara pandang sistem berarti mengembangkan cara-cara mengetahu, memikirkan, dan berpikir kritis yang memperkuat kita untuk mengorganisasi sebuah pertanyaan penelitian yang komprehensif dan kapabel untuk dialamatkan kepada semua permasalahan mengenai praktik-praktik pendidikan. (Soenarwan,2008:52)
b. Langkah-langkah penggunaan cara pandang sistem dalam pemecahan masalah pendidikan
1. Tahap Pertama: Penyusunan Model.
Tahap ini dimulai dengan observasi terhadap berbagai macam sistem dan mengkaji perilaku mereka sehingga dapat mengenali karakteristik yang umumnya dimiliki oleh sebuah sistem yang disebut dengan KONSEP.
Menemukan bentuk saling hubungan antar sistem yang tertentu yang disebut dengan PRINSIP sistem umum.
Mencari hubungan diantara prinsip-prinsip dan mengorganisasikan prinsip-prinsip yang terkait menjadi skema konpsetual tertentu yang kita sebut MODEL SISTEM.
Dari tiga langkaah ini ditemukan tiga model sistem yaitu model lingkungan-sistem, model struktur/fungsi, dan model proses
2. Tahap ke dua: Internalisasi/aplikasi
Tahap ini dilakukan dengan mengintegrasikan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan model-model ke dalam pikiran kita dan mengaplikasikannya dalam kenyataan.
3. Tahap Ke Tiga: Klarifikasi.
Tahap ini merupakan tahap pemilahan dan pemililihan perangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip sistem yang paling pentinng dan umum yang memungkinkan untuk membuat praktis, situasional, dan penggunaan yang penuh makna, dengan melalui transformasi model-model umum dalam konteks sistem yang dipilih.
SOAL 3
a. Konsep GHantt Chart, PERT dan CPM
Ghantt Chart adalah
PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technieque, yang merupakan alat penting dalam perencanaan dan pengendalian manajemen proyek dengan menyediakan metode pembuatan chart yang menggambarkan urutan saling hubungan kejadian-kejadian dalam suatu bentuk jaringan kerja sehingga anggota organisasi atau seseorang akan dengan mudah melihat urutan kejadian-kejadian serta mencatat kejadian mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan yang lain. (Soenarwan, 2008:301-302)
CPM adalah singkatan dari critical Path Method yaitu Suatu alat bantu yang digunakan dimana waktu pengerjaannya dapat diawasi dengan menambah atau mengurangi sumber-sumber yang diperlukan. Critical Path Method (Metoda Jalur Kritis) dengan berbagai derivasi nya adalah salah satu tools dalam teknik penjadwalan . Manajemen Proyek yang dapat mengatasi persoalan dan pertanyaan di atas. Dari ratusan aktifitas proyek, mungkin hanya 20% saja yang harus diperhatikan prioritasnya karena aktifitas tersebut terletak pada jalur kritis. Jalur kritis adalah serangkaian aktifitas yang saling berurutan dari awal hingga akhir proyek yang jika salah satu atau lebih aktifitasnya terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara langsung. Dengan teridentifikasinya Jalur Kritis, maka kita bisa memonitor pekerjaan yang paling kritis yang paling berpengaruh pada jadwal proyek. Dengan jalur kritis pula kita bisa identifikasi aktifitas mana yang sebaiknya dipercepat pada program Fast Track. Dengan jalur kritis pula kita bisa menyusun Corrective Action dengan efek yang paling berpengaruh.
Fast Track, Konsep Dasar Secara umum, Fast Track adalah sebuah upaya untuk mempercepat penyelesaian proyek, apapun alasannya. Keputusan pelaksanaan Fast Track bisa dilakukan dengan:
1. Menambah waktu kerja
2. Menambah jumlah pekerja
3. Menambah jumlah peralatan
4. Merubah metoda konstruksi atau susunan jadwal
Dengan langkah-langkah di atas, umumnya usaha Fast track akan selalu berarti menambah biaya proyek. Persoalannya sekarang,bagaimana kita dapat melakukan Fast Track dengan biaya paling optimal. Analisa apa yang harus dilakukan untuk menghitung optimalisasi biaya tersebut. Apakah seluruh aktifitas harus dipercepat, ataukah cukup satu atau beberapa aktifitas saja?
Metoda penjadwalan Critical Path yang dipadukan dengan analisa sumberdaya dapat membantu analisa fast track yang optimal. Dengan Critical Path, kita dapat langsung mendapatkan aktifitas yang jika dipercepat dapat langsung berpengaruh pada durasi proyeksecara keseluruhan. Setiap hari yang dipercepat pada aktifitas jalur kritis dapat memberikan kontribusi yang sama dan langsung pada jadwal proyek. Sesuai konsep Critical Path, percepatan pada aktifitas Non Kritis tidak akan menghasilkan efek apapun pada keseluruhan jadwal proyek. Dengan pendekatan ini pula, Fast Track tidak harus berarti mempercepat seluruh pekerjaan yang sedang berlangsung pada proyek. Namun dari sekian banyak aktifitas pada jalur kritis, selanjutnya kita harus dapat memilih aktifitas yang dapat memberikan efek fast track terbesar tapi dengan biaya yang paling sedikit.
Namun, untuk optimalisasi ini akan ada suatu titik maksimal dimana setiap penambahan biaya atau sumberdaya apapun tidak akan memberikan pengaruh percepatan apapun, waalau dilakukan terhadap aktifitas pada jalur kritis. Titik ini disebut titik Crash Point.
Analisa Fast Track
Analisa optimalisasi Fast Track dilakukan dengan membandingkan _Cost Slope _ dari masing-masing aktifitas jalur kritis.
Cost Slope merupakan angka perbandingan antara biaya percepatan dengan percepatan yang dihasilkan. Fast Track optimal diperoleh pada Cost Slope paling rendah. Pada kondisi ini, kita akan mendapatkan percepatan dengan efek percepatan paling besar namun dengan biaya paling rendah, diantara semua jalur kritis.
b. Langkah-langkah menyusun Gantt Chart dan contoh Gantt Chart
1. Menganalisis proyek dengan jalan memecah proyek itu ke dalam komponen-komponen dalam bentuk kegiatan atau tugas.
2. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tugas dan memperoleh hasil yang diharapkan. Biasanya ditetapkan dalam hari atau minggu.
3. Mengorganisasi urutan pelaksanaan tugas yang akan mempermudah arus kerja lebih mudah, licin, dan paling ekonomis. Hasil-hasil yang diharapkan dari tugas –tugas tertentu mungkin menjadi masukan bagi tugas-tugas yang lain.
4. Membuat chart dengan jalan (1) mendaftar kegiatan atau tugas-tugas secara menegak pada sisi kiri chart, dan (2) menggambar bar secara mendatar yang menunjukkan jatah waktu yang diseddiakan untuk menyelesaikan suatu tugas atau kegiatan
5. Memberin nama judl Ghantt Chart yang menggambarkan isinya. (Soenarwan,2008:298)
Contoh Ghantt Chart dari gambar 13.2 hal 300
c. Deskripsi Gambar 13.3
Deskripsi Jaringan Kerja PERT dan CPM halaman 303
Jaringan PERT atau Program Evaluation and Review Technique dan CPM (Critical Path Method) merupakan alat yang penting dalam perencanaan dan pengendalian manajemen proyek. Keduanya digunakan dalam berbagai bentuk, dari yang sederhana hingga yang kompleks.
PERT dan CPM dikembangkan untuk menggambarkan urutan saling-hubungan kejadian-kejadia dalam sautu bentuk jaringan kerja. Dengan cara ini, seseorang akan dengan mudah melihar urutan/sekuen kejadian-kejadian, mencatat kejadian mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum yang lain dapat dimulai.
Dalam PERT ada dua simbol, yaitu:
1. Tanda menunjukkan kejadian/peristiwa/event. Event berarti mulainya suatu kegiatan atau selesainya suatu kegiatan. Jadi bukan pelaksanaan kegaitan itu sendiri.
2. Tanda panah () yang menunjukkan kegiatan yang dilakukan diantara dua kejadian dan juga saling hubungan yang berurutan di antara dua kejadian yang dihubungkan itu.
Dari gambar di atas dapat diberikan intepretasi bahwa
a. untuk menyelesaikan suatu permasalahan/pekerjaan dibagi dalam beberapa kegiatan utama yaitu kegiatan 1, 2, 3, 4,5,6,7,8,9, dan 10 yang semuanya dilakukan secara berurutan sesuai dalam gambar.
b. Selesainya kegiatan 1 (event 2),2 (event 4), dan 3 (event 3) merupakan prasayarat bagi dimulainya kegiatan 4, 6,8, dan 9
c. Selesainya Kegiatan 1 merupakan prasyarat dimulainya kegiatan 4 dan 6 artinya antara kegiatan 1 dengan kegiatan 4 dan 6 terdapat hubungan dan keberurutan.
d. Selesainya Kegiatan 2 merupakan prasyarat dimulainya kegiatan 7 dan 9
e. Kegiatan 4 dan 8 dengan garis-garis miring menunjukkan adanya keharusan menyelesaikan kegiatan tersebut tepat waktu. Karena akan berdampak pada dimulainya kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan 10 dan 5
f. Selesainya kegiatan 4 yang ditandai event 5, kegiatan 6 (event 4), kegiatan 8 (event 6), kegiatan 9 (event 6) merupakan tanda dimulai nya kegiatan 5,7 dan 10.
g. Selesainya kegiatan 5,7, dan 10 merupakan kegiatan terakhir dalam rangkaian penyelesaian permasalahan atau pekerjaan tersebut ditandai dengan event selesai.
SOAL 4
Pemrosesan input dalam SKP
SKP diciptakan dan diciptakan ulang oleh orang-orang yang berada dalam sebuah lingkungan sistemik agar dapat memenuhi keperluan untuk kegiatan-kegiatan pengaturan, menciptakan kondisi, memberikan kesempatan, sumber, dan situasi yang diperlukan individu-individu dan kelompok-kelompok agar dapat menguasai kegiatan belajar yang diinginkan dan mengembangkan potensi mereka secara penuh. Lingkungan sekitar dan orang-orang yang berada di alam sistem memberikan informasi mengenai hasil kegiatan belajar yang dinginkan atau diharapkan: mereka memberikan sumber/fasilitas dan informasi dan pengetahuan yang relevan dengan sistem. Semuanya merupakan INPUT yang ditangani oleh pemrosesan input. Terdapat empat proses input yang menonjol:
Proses INTERAKSI yang menciptakan sebuah hubungan kerja antara SKP dan lingkungan sekitar serta suprasistem.
Proses INDENTIFIKASI dengan mana relevansi input dengan SKP dinilai dan dibangun.
INTRODUKSI input yanng relevan dengan sistem bagi transformasi yang menimbulkan AKTIVITAS sistem.
BIMBINGAN/MANAJEMEN yang disumbangkan oleh proses umpan balik/penyesuaian mengawasi proses input.
SOAL 5
Aplikasi Pendekatan SISTEM untuk perbaikan pendidikan Indonesia
Penjelasan Chart
Dalam bidang perencanaan pendidikan, element-elemen dalam chart dapat diartikan sebagai berikut:
a. Kebutuhan : merupakan kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam masyarakat terkait dengan pendidikan. Hal ini dapat berupa buta huruf, pertumbuhan penduduk, kualitas outcome, industrialisasi, komunikasi dan sebagainya yanng harus direspon oleh dunia pendidikan.
b. Tujuan dapat menunjuk pada tujuan-tujuan program pendidikan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat seperti peningkatan ketrampilan dan kemampuan seluruh warga negara dalam hal membaca, KB, kesehatan, agama dan lain-lain
c. Sumber dan Kendala dapat mencakup faktor-faktor pendukung dan penghambat seperti pembiayaan, kebijakan, adat kebiasaan, instruktur yang terlatih, keterbatasan sarana pendidikan, kendala waktu daln sebagainya.
d. Alternatif –alternatif menunjuk pada program-program inovasi pendidikan. Adanya pilihan-pilihan solusi yang spesifik dan signifikan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
e. Analisa Alternatif bermaksud adanya kegiatan dan proses seleksi terhadap berbagai ide inovasi pendidikan untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga ditemukan alternatif yang paling tepat dalam mengatasi kendala dan pencapaian tujuan pendidkan.
f. Kriteria pemilihan alternatif memberikan arah pada perlunya berbagai pertimbangan dan parameter yang tepat dalam menilai dan mempertimbangkan pemilihan alternatif yang akan di ambil dan ditindaklanjuti.
g. Keputusan menunjuk adannya penetapan satu alternatif yang akan diimplementasikan.
h. Rencana implementasi menunjuk adanya persiapan untuk mengimplementasikan ide atau inovasi baru.
i. Evaluasi menunjuk kepada adanya kegiatan penilaian terhadap implementasi alternatif/inovasi. Evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk evaluasi proses dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi tersebut memiliki dua kemungkinan yaitu hasil positif, artinya penerapan alternatif/inovasi sesuai harapan yaitu penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan pendidikan maka inovasi tersebut dapat diimplementasikan lanjut. Kemungkinan kedua, alternatif/inovasi yang diimplementasikan tidak sesuai dengan tujuan awal, yaitu menyelesaikan masalah pendidikan atau tidak dapat mencapai tujuan pendidikan, maka implementasi alternatif tersebut dihentikan.
j. Umpan balik menunjuk pada hasil evaluasi. Dampak postif dan negatif dari penerapan alternatif, juga kendala-kendala yang muncul menjadi masukan dan umpan balik bagi insan pendidikan untuk kembali ke proses awal analisis pemecahan masalah pendidikan.
SOAL 6
Pengertian MBO
MBO atau manejemen berdasarkan sasaran adalah suatu strategi perencanaan agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan oleh pimpinan dan para anggota organisasi yang dipimpinnya. Di dalam MBO terdapat proses dimana manajer tingkat bawah hingga tingkat atas dalam organisai:
a. Bersama-sama mengidentifikasi tujuan bersama
b. Menentukan daerah tanggung jawab utama masing-masing individu yang berhubungan dengan hasil-hasil yang diharapkan darinya,
c. Menggunakan ukuran-ukuran itu sebagai petunjuk untuk berjalannya sebuah unit kerja dan memperkirakan kontribusi dari masing-masing anggota.
Tujuan dari MBO adalah menyederhanakan dan juga memperjelas proses operasi manajerial yang berlangsung dalam suatu organisasi.
Cara Kerja MBO
Cara kerja MBO mempunyai proses lima fase:
a. Fase mengisolasi tujuan
Fase ini meliputi kegiatan identifikasi hasil secara sistematik dan berhati-hati yang diperlukan oleh organisasi untuk pertahanan hidupnya, pertumbuhannya, perbaikannya, dan pemecahan masalahnya.
Hal-hal yang perlu diidentifikasi antara lain kondisi objektif organisasi saat ini atau SWOT analysis yaitu kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman bagi organisasi
Sedangkan hasil dari fase ini adalah adanya daftar dari tujuan-tujuan potensial yang menarik dan diperlukan.
b. Fase merumuskan tujuan
Setelah daftar dari tujuan-tujuan potensial yang menarik dan diperlukan maka diperlukan langkah selanjutnya yaitu merumuskan tujuan organisasi. Dalam proses perumusan tujuan ini melibatkan tim manajemen dan sumber-sumbernya melalui suatu bentuk partisipasi sampai suatu stetemen atau perumusan tujuan yang formal tersusun. Tujuan formal ini harus tertulils dan dikomunikasikan dan didukung oleh semua level manajemen.
c. Fase memvalidasi tujuan
Fase ini merupakan kegiatan menentukan kepercayaan yang mungkin telah dimiliki oleh individu, departemen atau organisasi yanng menyatakan bahwa tujuan dapat tercapai dalam waktu yang telah ditetapkan. Hasil dari validasi tujuan ini adalah pernyataan komitmen yang divalidasi.
d. Fase mengimplementasikan tujuan
Jika validasi tujuan dan komitmen sudah dilaksanakan maka masing-masing bagian atau komponen dalam organisasi mulai menyusun jadwal atau rencana kerja.
e. Fase mengontrol dan melaporkan status tujuan
Pada akhir tahun seluruh hasil karya dari bagian-bagian dievaluasi kembali bersama atasan. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi atau sasaran yang tidak tercapai diteliti penyebabnya. Dan akhirnya disusun kembali sasaran dan rencana untuk tahun berikutnya serta disertai saran-saran perbaikan apabila perlu.
Perbandingan antara MBO dan MBC
MBC atau management by control adalah strategi perencanaan organisasi yang hanya melibatkan top management level dengan meniadakan partisipasi anggota organisasi yang lain (middle and lower levels management)
Disinilah letak perbedaan antara MBO dengan MBC yaitu pada member’s participation dalam penetapan perencanaan hingga evaluasi aktivitas organisasi. MBC menekankan pada pentingnya top management sebagai pihak yang paling tahu dan paling memahami kemana arah organisasi akan dituju. Pihak middle dan lower management hanya bersifat pasif dan hanya menjalankan kebijakan organisasi baik yang bersifat fundamental maupun teknis.
SOAL 7
Tentang Brainstorming
a. Pengertian Brainstorming
Brainstorming sudah lama dikenal sebagai teknik untuk mendapatkan ide-ide kreatif sebanyak mungkin dalam kelompok. Bagi yang belum mengenal brainstorming, teknik ini didasarkan atas empat syarat. Kelompok yang mengikuti brainstorming harus:
Menghasilkan ide-ide sebanyak mungkin
Menghasilkan ide-ide yang segila mungkin
Membangun ide dari ide-ide sebelumnya
Menghindari penilaian atas ide-ide yang dihasilkan
b. Kegunaan Brainstorming
- Dapat memperoleh beragam ide dan gagasan serta alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang.
- Menjadikan anggota organisasi atau sistem merasa lebih dihargai dan mendorong sense of belonging
c. Cara menyelenggarakan Brainstorming
1. Prinsip-prinsip umum dalam penyelenggaraan Brainstorming
Jangan mengkritik
Hilangkan segala hambatan dan biarkan jiwa dalam keadaan bebas dari ikatan
Hasilkan sebanyak mungkin gagasan
Rebut setiap kesempatan untuk menangkap gagasan-gagasan dari orang lain.
2. Penyelenggaraan Brainstorming.
Tahap Pertama adalah merumuskan kembali masalah.
tahap kedua adalah mengadakan pemanasan.
Tahap pelaksanaan
Tahap reduksi atau pemilihan satu atau dua ide yang kelihatannya “gila” dan “lucu” dan menggunakannya untuk menghasilkan lebih banyak gagasan.
Menganalisis, menyeleksi dan memodifikasi alternatif. Langkah ini dapat dilakukan dengan: (a) mereview dan memilih tiga alternatif paling potensial. (b) menulis deskripsi yang komplit dari tiga alternatif tersebut. (c) memilih dan memodifikasi alternatif yang terbaik.
On Label: TEKNOLOGI PENDIDIKAN | 0 Comment
Diterbitkan 12 Januari 2008 kurikulum dan pembelajaran
Tags: artikel, berita, KTSP, makalah, opini, pendidikan, umum
Oleh : Akhmad Sudrajat, M.Pd.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya :
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media
1
2
3
4
5
6
Gambar Diam
S
T
S
S
R
R
Gambar Hidup
S
T
T
T
S
S
Televisi
S
S
T
S
R
S
Obyek Tiga Dimensi
R
T
R
R
R
R
Rekaman Audio
S
R
R
S
R
S
Programmed Instruction
S
S
S
T
R
S
Demonstrasi
R
S
R
T
S
S
Buku teks tercetak
S
R
S
S
R
S
Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.
Untuk memahami lebih lanjut tentang Media Pembelajaran, silahkan klik tautan di bawah ini ! Jangan lupa, komentar Anda sangat diharapkan.
45 Aris Hanafi 17 Oktober 2008 pukul 9:11 AM
Menurut Edgar Dale, media mempunyai kadar pengaruh yg bertingkat. Saya setuju dng teorinya tentang ‘Cone of Experience’ yg menjelaskan bahwa berdasar pengaruh/efektifitas media dapat disusun berbentuk piramida berikut ini:
1. Text, Symbol, buku
2. Suara, pidato, ceramah, cerita yg dibacakan
3. Gambar, foto, poster, ilustrasi, grafis, komik
4. Gambar bergerak, animasi
5. Audio Visual, TV, VCD
6. Multimedia, komputer, internet, game interaktif
7. Peragaan, nonton langsung, kunjungan ke lokasi
8. Praktek, simulasi, praktikum di lab
9. Pengalaman hidup, kerja di lapangan
Namun demikian masing-masing punya kekurangan disamping kelebihan yg ada. Seorang guru yg baik harus ahli menghadirkan atau menyajikan materi menggunakan berbagai media tersebut disesuaikan dengan sikon.
Misalnya mengajarkan berenang paling efektif adalah dengan peragaan sang pelatih lalu langsung mengajak siswa praktek nyebur di kolam. Jangan hanya mengajarkan teori tentang gaya berenang di kelas saja dan menganggap siswa sudah kompeten karena sudah bisa menjawab soal-soal tentang gaya berenang.
On Label: TEKNOLOGI PENDIDIKAN | 0 Comment
Perkuliahan ke-3 membahas tentang kegiatan inovasi pendidikan di sekolah. Materi yang akan dipaparkan cukup panjang, sehingga setiap mahasiswa dianjurkan untuk mendownload presentasi PowerPointnya, agar isi materi ini bisa dipahami dengan lebih baik.
Silakan baca lebih lanjut untuk mempelajari materi.
Inovasi Pendidikan di Sekolah (File PPT - 82 KB)
Untuk mendownload: Klik Kanan > Save Link/Target As…
Transkrip Presentasi:
————————–
• Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa;
• Ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru;
• Oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode yang efektif untuk mendidik;
• Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas;
• Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada kepentingan siswa.
Skematik Inovasi di Sekolah
(Klik untuk memperbesar)
Kreatifitas adalah penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ide-ide baru dan lebih baik.
Langkah proses kreatif:
• Penemuan masalah;
• Persiapan;
• Pengendapan;
• Wawasan;
• Taktik.
Mengembangkan kreatifitas:
1. Imajinasi - kreatif;
2. Keleluasaaan - kebebasan pikiran;
3. Gila / aneh;
4. Hubungan antara obyek - melahirkan ide-ide.
Guru harus memiliki kompetensi: Pedagogi, Profesional, Individual dan Sosial
1. Planning Instructions (Merencanaan Pembelajaran);
2. Implementing Instructions (Menerapkan Pembelajaran);
3. Performing Administrative Duties (Melaksanakan Tugas-Tugas Administratif);
4. Communicating (Berkomunikasi);
5. Development Personal Skills (Mengembangkan Kemampuan Pribadi);
6. Developing Pupil Self (Mengembangkan Kemampuan Peserta Didik).
Merencanakan;
• Melaksanakan;
• Memberikan umpan balik.
Metode Mengajar & Keterampilan Mengajar:
• Pendekatan Kelompok;
• Pendekatan Individu.
Metode Mengajar Kelompok:
• Metode Kuliah (Ceramah);
• Metode Diskusi;
• Metode Simulasi;
• Metode Demonstrasi & Eksperimen;
• Metode Inquiry & Discovery (Menyelidiki & Menemukan).
• Mastery Learning;
• Metode Bloom.
Keterampilan Mengajar:
• Bertanya Dasar;
• Memberi Penguatan;
• Mengadakan Variasi;
• Menjelaskan;
• Membuka dan Menutup;
• Memimpin Diskusi Kelompok Kecil;
• Mengelola Kelas;
• Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.
Penelitian Tindakan KelasAction Research
Classroom Research:
Tindakan yg dilakukan oleh guru untuk meningkatkan cara mengajarnya sendiri atau koleganya, & untuk menguji asumsi teori dalam praktek.
Prosedur:
1. Pengembangan Fokus;
2. Perumusan & Persiapan;
3. Pelaksanaan & Metode Pengumpulan Data;
4. Analisis Data & Refleksi;
5. Perencanaan Kembali.
Prinsip:
1. Metode tidak boleh mengganggu komitmen mengajar;
2. Pengumpulan data tidak menambah waktu guru;
3. Metodologi menyesuaikan dengan situasi kelas;
4. Masalah sendiri di kelas;
5. Prosedur etik;
6. Fokus terhadap kegiatan (semua komponen).
PORTOFOLIO ASSESSMENT
• Traditional Assessment:
• Paper-pencil test;
• keterampilan/pengetahuan tertentu;
• Bentuknya : test objektif, multiple choice, dll;
• Kriteria standar/seragam.
Authentic assessment:
• Peserta didik untuk mengukur, memproduksi & mengkontruksi pengetahuan sendiri;
• Active leaner;
• Meaningfull learning.
Karakteristik:
1. Menggambarkan perkembangan kemampuan seseorang dalam satu bidang;
2. Bukti autentik dari kemampuan seseorang;
3. Menggambarkan kemampuan secara komprehensif, menilai kemampuan siswa secara utuh.
Prosedur:
1. Tujuan umum dari tujuan program pembelajaran;
2. Tujuan portofolio bagi setiap siswa;
3. Portofolio untuk unit-unit pelajaran;
4. Pengembangan Self evaluation;
5. Perluasan cakupan pengetahuan;
6. Penulisan responsi;
7. Dialog konvensi;
8. Kriteria evaluasi;
9. Sidang Portofolio/dialog akhir.
On Label: TEKNOLOGI PENDIDIKAN | 0 Comment
[Materi ke-2]
Perkuliahan kedua membahas inovasi pada level makro dan mikro, silakan baca lebih lanjut untuk mempelajari materi ini.
Harap diingat, absen didasarkan pada komentar yang Anda kirimkan. Nama & NIM Anda baru akan tercantum di halaman Data Absensi setelah komentar Anda disetujui.
ppt.jpg
PPT File - 14 KB
Untuk mendownload: Klik Kanan > Save Link / Target As…
Berikut adalah transkrip dari presentasi diatas
———————————————————
bagan_inovasi_-_500.jpg
Bagan Inovasi pada level makro dan mikro (Klik untuk memperbesar)
TINGKAT MAKRO
- INOVASI MANAJEMEN
* Inovasi dalam sistem pengelolaan pendidikan;
* Fungsi-fungsi manajemen dijalankan dengan baik (POAC).
- INOVASI ORGANISASI
* Inovasi dalam tata kelola secara kelembagaan;
* Ramping struktur, kaya fungsi;
* Pengembangan setiap fungsi yang ada dalam struktur, secara skematik.
TINGKAT MIKRO (Sekolah)
* Inovasi dalam kerangka pengelolaan sekolah;
* Bidang garapan dalam sekolah (kurikulum, siswa, biaya, fasilitas, tenaga, HUSEMAS).
On Label: TEKNOLOGI PENDIDIKAN | 0 Comment
Landasan Teori
1. Definisi Inovasi
Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, barang baru, pelayanan baru dan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Amabile et al. (1996) mendefinisikan inovasi yang hubungannya dengan kreativitas adalah:
Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Inovasi kadang pula diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti discovery atau invention (invensi). Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru sebagai hasil kegiatan manusia. Prof. Dr. Anna Poejiadi (2001) memberikan penjelasan: Secara harfiah to discover berarti membuka tutup. Artinya sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada di dalamnya belum diketahui orang. Sebagai contoh perubahan pandangan dari geosentrisme menjjadi heliosentrisme dalam astronomi. Nicolaus Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun guna melakukan pengamatan dan perhitungan untuk menyatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, bahwa planet-planet lain juga berputar mengelilingi matahari. Kesalahan besar yang ia lakukan adalah bahwa ia yakin semua planet (termasuk bumi dan bulan) mengelilingi matahari dalam bentuk lingkaran. Penemuan ini menggugah Tycho Brahe melakukan pengamatan lebih teliti terhadap gerakan planet. Data pengamatan kemudian membuat Johanes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang tepat. Penemuan ketiga tokoh tersebut merupakan ”discovery”. Sedangkan invent yang dalam kamus didefinisikan sebagai menciptakan sesuatu yang baru yang tidak pernah ada sebelumnya. Contoh invention adalah penemuan Thomas Alva Edison (1847-1931), yaitu penemuan perekam suara elektronik, penyempurnaan mesin telegram yang secara otomatis mencetak huruf mesin, mesin piringan hitam, dan pengembangan bola lampu pijar.
Inovasi diartikan penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi.
Kata kunci lainnya dalam pengertian inovasi adalah baru. Santoso S. Hamijoyo dalam Cece Wijaya dkk (1992 : 6) menjabarkan bahwa kata baru diartikan sebagai apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima pembaharuan, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru adalah sifat kualitatif yang berbeda dari sebelumnya. Kualitatif berarti bahwa inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali dalam bidang yang mendapat inovasi.
Kita berada di tengah-tengah samudera hasil inovasi. Ada inovasi: pengetahuan, teknologi, ICT, ekonomi, pendidikan, sosial, dsb. Inovasi dapat dikelompokkan pula atas inovasi besar dan inovasi kecil-kecil namun sangat banyak. Inovasi itu tidak harus mahal. Inovasi itu dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja. Kalau leluhur kita tidak inovatif, kita semuanya akan tetap tinggal di gua-gua, dalam kegelapan, tanpa busana.
Inovasi dapat menjadi positif atau negatif. Inovasi positif didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang.
Menurut Joseph Schumpeter definisi inovasi dalam ekonomi,1934:
Mengenalkan barang baru dimana para pelanggan belum mengenalnya atau kualitas baru dari sebuah barang;
1. Mengenalkan metoda produksi baru yang dibutuhkan, ditemukan melalui serangkaian uji coba ilmiah;
2. Membuka pasar baru, dimana perusahaan sejenis tidak memasukinya, baik pasar tersebut ada atau belum ada ketika perusahaan memasukinya;
3. Menguasai sumber bahan baku baru untuk industri barang;
4. Menjalankan organisasi baru, seperti menciptakan monopoli, atau membuka monopoli perusahaan lain.
Dalam OECD, (1995) definisi Inovasi Teknologi adalah: Mengimplementasikan produk dan proses teknologi baru yang dapat meningkatkan pangsa pasar. Penciptaan proses dan produk baru melibatkan penelitian ilmiah, teknologi, organisasi, finansial dan aktifitas periklanan.
Menurut Regis Cabral (1998, 2003) bahwa Inovasi adalah elemen baru yang diperkenalkan dalam jaringan yang dapat mengubah, meskipun hanya sesaat, baik harganya, pelakunya, elemen-nya atau simpul dalam jaringan.
2. Tipe inovasi
Ada 5 tipe inovasi menurut para ahli, yaitu:
1. Inovasi produk; yang melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru yang secara substansial meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik fungsi juga, kemampuan teknisi, mudah menggunakannya. Contohnya: telepon genggam, komputer, kendaraan bermotor, dsb;
2. Inovasi proses; melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk yang baru atau pengiriman barangnya;
3. Inovasi pemasaran; mengembangkan metoda mencari pangsa pasar baru dengan meningkatkan kualitas desain, pengemasan, promosi;
4. Inovasi organisasi; kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara menjalankan organisasi atau perilaku berorganisasi;
5. Inovasi model bisnis; mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang dianut.
Inovasi karakteristiknya ditentukan oleh pasar dan bisnis. Inovasi yang mengikuti kondisi, memungkinkan pasar dapat dijalankan seperti biasanya. Inovasi yang terpisah, dapat mengubah pasar atau produk contohnya penemuan barang murah, tiket pesawat murah. Inovasi inkrementasi (penambah) muncul karena berlangsungnya evolusi dalam berpikir inovasi, penggunaan teknologi yang memperbesar peluang keberhasilan dan mengurangi produk yang tidak sempurna.
Inovasi radikal, mengubah proses manual menjadi proses berbasis teknologi keseluruhannya.
3. Sumber inovasi
Terdapat dua sumber utama inovasi , yaitu:
1. Secara tradisional, sumbernya adalah inovasi fabrikasi. Hal tersebut karena agen (orang atau bisnis) berinovasi untuk menjual hasil inovasinya.
2. Inovasi pengguna; hal tersebut dimana agen (orang atau bisnis) mengembangkan inovasi sendiri (pribadi atau di rumahnya sendiri), hal itu dilakukan karena produk yang dipakainya tidak memenuhi apa yang dibutuhkannya.
4. Tujuan Inovasi
Tujuan utama inovasi adalah:
* meningkatkan kualitas;
* menciptakan pasar baru;
* memperluas jangkauan produk;
* mengurangi biaya tenaga kerja;
* meningkatkan proses produksi;
* mengurangi bahan baku;
* mengurangi kerusakan lingkungan;
* mengganti produk atau pelayanan;
* mengurangi konsumsi energi;
* menyesuaikan diri dengan undang-undang;
5. Kegagalan Inovasi
Hasil survey menunjukkan, bahwa dari 3000 ide tentang sebuah produk, hanya satu yang sukses di pasaran. Kegagalan inovasi mengakibatkan hilangnya sejumlah nilai investasi, menurunkan moral pekerja, meningkatkan sikap sinis, atau penolakan produk serupa dimaa datang. Padahal produk yang gagal seringkali memiliki potensis ebagai ide yang baik, penolakan terjadi karena kurangnya modal, keahlian yang kurang, atau produk tidak sesuai kebutuhan pasar. Kegagalan harus diidentifikasi dan diselesksi ketika proses berlangsung. Penyeleksian dini memungkinkan kita dapat menghindari uji coba ide yang tidak cocok dengan bahan baku, sehingga dapat menghemat biaya produksi.
Penyebab umum gagalnya suatu proses inovasi, dapat disaring kedalam 5 macam, yaitu:
definisi tujuan yang buruk
1. buruknya mensejajarkan aksi untuk mencapai tujuan;
2. buruknya partisipasi anggota tim;
3. buruknya pengawasan produk;
4. buruknya komunikasi dan akses informasi.
6. Siklus Inovasi
Siklus inovasi berlangsung seperti kurva difusi dimana pada tahap awal, tumbuh relatif lambat, ketika kemudian pelanggan merespon produk tersebut sebagai sebuah kebutuhan maka pertumbuhan produk meningkat secara eksponensial. Pertumbuhan produk akan terus meningkat bila dilakukan inkrenetori inovasi atau mengubah produk. Di akhir kurva pergerakannya melambat kembali dan cenderung menurun.
siklus-inovasi.jpg
Perusahaan yang inovatif akan bekerja dengan cara inovasi baru, yang menggantikan cara lama untuk mempertahankan tumbuhnya kurva melalui pembaharuan teknologi, bila teknologi tidak dilakukan pembaharuan pertumbuhan akan cenderung stagnan atau bahkan menurun.
7. Inovasi Manajemen
Inovasi manajemen adalah inovasi dalam proses pengaturan organisasi. Langkah pertama adalah menghasilkan ide perubahan mengenai produk atau proses. Dalam beberapa kasus ide muncul dari observasi masalah sekarang atau masa depan.Untuk menghasilkan ide bisa melalui pengamatan masalah atau membaca buku, internet, majalah, dan diskusi dengan teman sejawat secara informal.
Bila kita dapat melihat kesempatan untuk mengembangkan sebuah ide, maka hal tersebut dinamakan menghasilkan ide. Proses menghasilkan ide berupa memoles ide yang asli, atau menggabungkan ide, kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui mana yang sesuai dengan tujuan, bahan baku, kebutuhan pengguna, dan tentunya biaya produksi.
Bila kesempatan telah terbuka, maka ide masuk pada tahapan berikut yaitu mengembangkan ide. Proses pengembangan bertumpu pada prototipe ide dan pengujian kebutuhan pasar. Banyak ide baru bermunculan pada fase pengembangan ini sesuai kebutuhan yang berlangsung dinamis dalam masyarakat.
Fase akhir dalam proses inovasi adalah realisasi dan pada banyak kasus dinamakan eksploitasi dimana para pelanggan melakukan evaluasi akhir.
8. Inovasi Sarana dan Prasarana
Inovasi sarana dan prasarana harus mengacu pada mengacu pada tupoksi lembaga dan peraturan perundangan yang berlaku yaitu UUSPN NO. 20 tahun 2003 dan Standar Nasional Pendidikan PP 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran (termasuk diklat) termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
9. Restrukturisasi Kelas Berbasis Teknologi
Pembelajaran tidak hanya terpaku pada kegiatan yang lebih dari hanya berbicara dan transfer pengetahuan, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi dilklat mencari bentuk baru dalam proses pembelajaran anak. Pembelajaran yang dimaksudkan adalah perkembangan teknologi dimasa kini dan mendatang murid butuh untuk persiapan dirinya trutama kaitanyya dengan pengembangan projeck-projeck yang haerus dikerjakan baik secara individual maupun kelompok. Hal ini tentunya mendorong guru untuk lebih bertindak sebagai coaching dari pada hanya sekedar telling dan spending ilmu pengetahuan.
Pemanfaatan teknologi informasi adalah basis dalam pengembangan pembelajaran di dalam kelas, baik dalam pengaturan kelas dengan alat teknologi tersebut (praktek), maupun kelas yang di sett dengan alat teknologi yang memungkinkan anak dapat mempelajari apa yang diinginkannya dengan bantuan alat teknologi tersebut. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa teknologi memberikan dan nenuntut hal-hal berikut :
1. Menuntut guru melakukan pekerjaan dan alat yang lebih rumit;
2. Mengarah kepada peran guru sebagai pelatih dari pada sebagai penyalur pengetahuan;
3. Menyediakan kesempatan kepada guru untuk mempelajarai isi pembelajaran kembali dan menggunakan metode yang tepat berdasarkan kurikulum yang ada.
4. Dapat memberikan dorongan kepada murid untuk bekerja lebih keras dan lebih berhati-hati dalam belajar;
5. Membangun budaya nilai dan mutu pekerjaan dalam diklat secara signifikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam restrukturisasi kelas dengan basis teknologi
Adalah hal yang penting bagi guru ketika memikirkan bahwa pembelajaran berbasis teknologi tidak hanya terpfokus pada teknologi komputer, walaupun memang pada saat ini komputer adalah salah satu alat yang sedang digemari oleh dilklat dalam mendukung kegiatan anak didilklat walaupun baru sampai pada tarap kegiatan ekstrakurikuler saja. Ada alat lainnya yang juga bisa dimanfaatkan dalam melaksanakan kegaiatan pembelajaran dan tidak hanya sebagai alat Bantu akan tetapi memang sebagai kegiatan belajar yang dijalani oleh siswa, seperti telepon, facsimile, video teknologi, dan lain-lain.
Yang harus dipikirkan dan menjadi bahan pertanyaan bagi guru ketika membuat perencanaan pengajaran dengan berbasiskan teknologi adalah : 1) What general role do these technologies play in the class room?, 2) What are the implications of using technology for me as a teacher?, 3) Will the use of technology help my students learn?, and 4) How do I integrate them into my teaching?
1. Beberapa hal yang menjadi hal perlu ada dalam teknologi yang kita gunakan adalah :
Teknologi itu bisa menyediakan informasi
2. Membangun pengetahuan dan keterampilan murid
3. Bisa mengakses sumber belajar lainnya.
Guru berkepentingan untuk memilih dan menetukan teknologi yang digunakan terutama kaitannya dengan kepentingan spesifikasi kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa dan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu hal-hal berikut ini perlu diperhatikan oleh guru :
1. The depth and quality of the information provide may vary;
2. Different technologies and their application have direct implication on the number in which the classroom is organized;
3. Tecnologies differ on cost and amount of integration needed to use them;
4. Tecnologies vary in the flexibility of use.
Implikasinya bagi guru dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran adalah memperlancar kegiatan dan memudahkan dalam proses pembelajaran karena sebagai berikut :
1. Menuntut banyak kegiatan dari siswa dan menuntut murid untuk bnyak berhati-hati untuk menyiapkan pekerjaanya
2. Dapat menyajikan bahan ajar yang komplek
3. Mempercayai murid dapat memahami konsep-konsep yang berat
4. Dapat mempertemukan kebutuhan individual murid yang paling baik
5. Dapat lebih memokuskan pada kegiatan murid sebagai senter dalam proses pembelajaraannya
6. Membuka lebih luas perbedaan-perbedaan individual dan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
7. Membuka kesempatan yang lebih luas dalam perbedaan pengalaman belajar bagi murid
8. Merasa lebih professional, karena diantara alat yang ada dapat mengurangi waktu dalam memberikan instruksi dan lebih kepada membantu anak dalam belajar.
Pertanyaan lainnya bagi guru ketika memulai pembelajaran dengan basis teknologi adalah :
1. Bagaimana murid mereaksi terhadap teknologi yang dipergunakan dalam belajarnya?
2. Bagaimana teknologi memberikan dampak terhadap pengetahuan yang akan diberikan kepada murid dan bagaimana murid dapat menangkapnya?
3. Bagaimana teknolgi dapat merubah ruang dan waktu dalam kegiatan belajar mengajar?
4. Keterampilan baru apa yang harus dimiliki murid ketika akan memulai berlajar?
5. Bagaimana teknologi dapat merubah kelas dan hubungan guru dengan murid?
6. Bagaimana teknolgi memberikan dampak terhadap prestasi di kelas?
7. Bagaimana teknologi ini berkerja/dijalankan?
8. Berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan teknologi dalam pembelajaran di kelas?
9. Apakah teknologi dapat merubah gaya mengajar?
10. Permasalahan-permasalahan apa yang dapat ditemukan bila memanfaatkan teknologi terutama dalam pengelolaan kelas?
Lingkungan untuk efektivitas Penggunaan Teknologi
Teknologi di dalam kelas membantu memperlancar kegiatan belajar yang harus dilalui oleh murid dan memberikan kemudahan bagi guru dalam proses mentransfer ilmu pengetahuan kepada muridnya. Oleh karena itu lingkungan kelas harus memberikan dukungan kepada kegiatan belajar yang menyenangkan bagi murid dan guru mengajar dengan nyaman pula. Hal esensial yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
* Perlengkapan teknologi harus tepat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
* Akan membutuhkan banyak waktu dan mempelajarinya ketika teknologi masuk dalam program instruksional
* Unsur-unsur pendukung sangat dibutuhkan seperti, keselamatan, kenyamanan, dan keindahan
* Tenaga pendukung juga diperlukan ketika penggunaan teknologi lebih komplek.
Pentingnya Guru yang Inovatif dalam Restrukturisai Kelas Berbasis Teknologi
Setiap guru menghendaki muridnya dapat belajar dan sukses dalam belajarnya. Keberhasilan dalam belajar murid akan bergantung kepada usaha-usaha guru memberikan arahan dan memberikan bantuan dalam kegiatan belajar tersebut. Dengan perbedaan yang dimiliki oleh murid teknologi memungkinkan secara individual projek-projek perorangan dapat dilakukan dengan maksimal, tentunya dengan bantuan dan dorongan dari guru.
Guru yang inovatif sangat dibutuhkan dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang akan dilakukannya, dimulai dari kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sampai kepada penilaian hasil belajar akan membutuhkan energi yang tinggi. Oleh karena itu orang kreatif itu akan mudah dalam menemukan inovasi-inovasi yang memungkinkan kegiatan pembelajarnnya lebih cepat, lebih berhasil dan lebih bermanfaat bagi murid.
Pendekatan
1. Orang dan keterampilan
Inovasi sarana dan prasarana diarahkan kepada peningkatan kemampuan orang sebagai penyelenggara dan ilmu pengetahuan serta keterampilan output yang diharapkan
2. Alat dan bahan
Inovasi melekat pada alat dan bahan diklat yang akan dipergunakan untuk melaksanakan program-program pendidikan dan latihan
3. Teknologi manual
Inovasi sarana dan prasarna diklat terdiri atas alat dan bahan yang bersifat manual yang akan dipergunakan oleh pelaksana dan peserta
4. Teknologi Komputerisasi
Teknologi komputerisasi merupakan bagian dari inovasi pengembangan sarana dan prasarna diklat
5. Teknologi informasi
Teknologi informasi merupakan bgian dari inovasi pengembangan sarana dan prasarna diklat guna menunjang kelancaran dalam transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan dari pelaksana kepada peserta pendidikan dan latihan
Prinsip-Prinsip
a. Relevance
Inovasi sarana dan prasarana diklat harus berkesuaian dengan kebutuhan dalam penyelenggaraan diklat, terutama dalam penyesuaian-penyesuaian dengan kebutuhan pengembangan pengetahuan dan keterampilan ketenagaan.
b. Manageable
Inovasi sarana dan prasarna diklat merupakan bagian dalam pengembangan fungsi-fungsi manajemen kelembagaan
c. Sustainability
Inovasi sarana dan prasarana diklat harus dapat dilihat dari keberlanjutan program
d. Efficiency
Inovasi sarana dan prasarna diklat memperhatikan unsur efisiensi dalam program kelembagaan, tidak menyebabkan penghamburan-penghamburan dalam pembiayaan dan waktu
e. Productivity
Inovasi sarana dan prasarana diklat mengacu kepada peningkatan produktivitas kelembagaan diklat dan output
f. Innovative
Inovasi sarna dan prasarna diklat merupakan bentuk-bentuk hasil pemikiran dan pengembangan-pengembangan yang inovatif
g. Up to date
Sarana dan prasarana program yang dikembangkan merupakan hal yang terbaru dalam penyelenggaraan diklat
On Label: TEKNOLOGI PENDIDIKAN | 0 Comment
Sometimes in life you feel the fight is over,
And it seems as though the writings on the wall,
Superstar you finally made it,
But once your picture becomes tainted,
It's what they call,
The rise and fall (x2)
I always said that I was gonna make it,
Now it's plain for everyone to see,
But this game I'm in don't take no prisoners,
Just casualties,
I know that everything is gonna change,
Even the friends I knew before me go,
But this dream is the life I've been searching for,
Started believing that I was the greatest,
My life was never gonna be the same,
Cause with the money came a different status,
That's when things change,
Now I'm too concerned with all the things I own,
Blinded by all the pretty girls I see,
I'm beginning to lose my integrity
Sometimes in life you feel the fight is over,
And it seems as though the writings on the wall,
Superstar you finally made it,
But once your picture becomes tainted,
It's what they call,
The rise and fall
I never used to be a troublemaker,
Now I don't even wanna please the fans,
No autographs,
No interviews,
No pictures,
And less demands,
Given advice that was clearly wrong,
The type that seems to make me feel so right,
But some things you may find can take over your life,
Burnt all my bridges now I've run out of places,
And there's nowhere left for me to turn,
Been caught in comprimising situations,
I should have learnt,
From all those times I didn't walk away,
When I knew that it was best to go,
Is it too late to show you the shape of my heart,
Sometimes in life you feel the fight is over,
And it seems as though the writings on the wall,
Superstar you finally made it,
But once your picture becomes tainted,
It's what they call,
The rise and fall
Now I know,
I made mistakes,
Think I don't care,
But you don't realise what this means to me,
So let me have,
Just one more chance,
I'm not the man I used to be,
Used to beeeeeeeeeee
Sometimes in life you feel the fight is over,
And it seems as though the writings on the wall,
Superstar you finally made it,
But once your picture becomes tainted,
It's what they call,
The rise and fall (x4)
On Label: MOTIVASI DAN IMPROVISASI HIDUP | 0 Comment
Perancangan e-Learning yang Efektif (1)
Perancangan E-learning yang Efektif (1)
Epistemologi konstruktivisme dari pembelajaran adalah berdasarkan pada asumsi bahwa pembelajar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pengalaman langsung tersebut maka pembelajar akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang dipelajari dan tidak hanya sekedar mengetahui apa yang dipelajarinya. Perkembangan konstruktivisme didorong dan didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan teknologi (TIK) yang sangat pesat.
E-learning, merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran yang menggunakan epistemologi konstruktivisme. Melalui e-learning pembelajar dapat terlibat dalam proses belajar secara mandiri (computer mediated learning) maupun secara terbimbing (computer assisted learning).
Permasalahannya adalah apakah e-learning cukup efektif untuk menyampaikan idea kepada sasarannya?
Faktor apa yang harus diperhatikan dalam desain pembelajaran melalui e-learning?
Peranan e-learning dalam meningkatkan efektifitas belajar tidak dapat dilepaskan dari konteks pengertian belajar yang efektif (baik menggunakan awalan “e” ataupun tidak). Belajar bukan hanya sekedar transfer informasi dari sumber belajar kepada pembelajar, tetapi harus menghasilkan perubahan yang terjadi akibat dari pengalaman (Gage, 1984).
Belajar yang efektif mempunyai kriteria sebagai berikut :
• melibatkan pembelajar dalam proses belajar.
• mendorong munculnya ketrampilan untuk belajar mandiri (learning how to learn)
• meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pembelajar.
• memberi motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam perancangan e-learning adalah :
“e-Learning is fundamentally about learning and not about technology. Strategic development of e-learning should be based on the needs and demands of learners and the quality of their educational experience.”
(Joint SFEFC/SHEFC e-Learning Group: Final Report 2003)
Itulah sebabnya perancangan e-learning harus berlandaskan kepada konsep pembelajaran, sedangkan teknologinya sendiri merupakan supporting-agent yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian materi.
E-learning dapat memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai :
1. Suplemen (Tambahan)
E-learning dapat berfungsi sebagai suplemen terhadap materi pembelajaran di sekolah, sehingga peserta didik dapat mendapatkan pengayaan materi. Dalam hal ini peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih apakah akan memanfaatkan e-learning atau tidak.
2. Komplemen (Pelengkap) E-learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas (Lewis, 2002).
Sebagai komplemen maka materi e-learning diprogramkan sebagai enhancement (pengayaan) dan remedial bagi peserta peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
a. Materi pembelajaran elektronik sebagai enhancement.
Peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai materi pembelajaran yang disampaikan guru dikelas (fast learners) dapat mengakses materi e-learning untuk memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang disajikan guru di kelas. Peserta didik dapat pula memanfaatkan materi e-learning untuk akselerasi (percepatan) belajar.
b. Materi pembelajaran elektronik sebagai program remedial.
Untuk peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran di kelas (slow learners), diberikan materi e-learning untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pembelajaran dan mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan.
3. Substitusi (Pengganti)
E-learning sebagai substitusi belum terbiasa dilakukan di Indonesia, namun beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Eropa memberikan beberapa alternatif kegiatan pembelajaran, yaitu : (1) sepenuhnya tatap muka (konvesional), (2) sebagian tatap muka dan sebagian melalui internet dan (3) sepenuhnya melalui internet.
Bahkan pada beberapa tahun terakhir “home schooling” menjadi alternatif pembelajaran bagi K-12.
Apapun fungsi dari e-learning, diperlukan suatu perencaan yang matang dalam pemanfaatannya. Bagi pengguna e-learning diperlukan suatu analisis untuk melihat kesesuaian antara e-learning yang digunakan dengan fungsi yang diharapkan. (IS)
On Label: TEKNOLOGI PENDIDIKAN | 0 Comment
Artikel Populer
Akuntansi, Pajak, Accurate, Tarbiyah dan Dakwah
FB _Q
Arsip Blog
-
▼
2009
(93)
-
▼
Januari
(15)
- Jawaban Filsafat Ilmu. Komplitan
- Om Tion: Pemanfaatan media
- JAWABAN SOAL STATISTIK
- Soal Ujian KD 3 SMA MTA kelas X Ekonomi
- Dakwah Parlemen sebagai Perwujudan Islam rahmatan ...
- SOAL UJIAN FILSAFAT ILMU
- Jawaban Ujian Media Pembelajaran
- Pribadi Kader
- JAWABAN UJIAN PROF NARWAN 2009
- MEDIA PEMBELAJARAN 1
- Inovasi
- Inovasi
- iNOVASI Pendidikan
- Rise and Fall
- E-LEARNING
-
▼
Januari
(15)