ADalah suatu yang fitrah kemanusiaan manusia siapapun ia mempunyai self interest. Self interest itu bukan untuk dimatikan dan dinafikan tapi untuk dikelola agar bagaimana self interest itu tidak menjadi komponen yang merusak dalam kehidupan. Kesuksesan suatu entitas komunitas manusia dalam mewujudkan kesejahteraan kolektif mereka adalah ketika semakin banyak yang bersedia mengorbankan self interestnya untuk kepentingan yang lebih besar. Dan manusia yang paling mulia itu Shalallahu alayhi wasalam telah mengatakan “ Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi sesamanya”.
Majunya Islam dan peradabannya tidak terkecuali , dari hasil pengorbanan self interest para mujahid dan para da’inya. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengorbankan hal yang paling esensial dari self interestnya manusia yakni eksistensi kehidupannya (nyawa).
Ketika anda mengatakan “kami adalah da’I sebelum segala sesuatunya”, ucapan itu menjadi tidak bermakna ketika anda tidak mampu mengorbankan self interest anda. Kalau anda adalah pejabat public misalnya, akan mudah terjebak dalam Self interest umumnya yang terjadi dalam kehidupan para pejabat public di kekinian kita antara lain harta, penghormatan, pujian, sanjungan dll. Pejabat public yang mujahid berani mengorbankan itu semua untuk kepentingan yang lebih besar , “untuk kepentingan bangsanya dan ummatnya”, untuk kepentingan dakwah dan berkembangnya kekuatan dakwah itu sendiri.
Sesungguhnya Allah maha tahu akan kecenderungan kita terhadap self interest. Oleh karena itu mengapa bahasa yang diungkap oleh Allah pun dengan menggunakan bahasa self interest manusia yakni tawaran jual beli yang tak pernah rugi untuk setiap mukmin yang ingin totalitas di jalanNya.
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”. (At-Taubah:111).
Inilah self interest yang ingin kita hadirkan melalui tarbiyah rabbani dalam shoum ramadhan yakni self interest yang rabbani (self interest yang bertitik temu dengan Allah interest).
Kalau anda melihat melalui satelit dengan fasilitas google bagaimana potret kota Jakarta (sebagai ibu kota Negara muslim terbesar didunia) dibanding dengan Tokyo (ibu kota masyarakat yang mayoritas non muslim dan musyrik), atau kita bandingkan dengan Roma tempat pusat pergerakan nasrani dunia. Masya’Allah there is some thing wrong with us as the biggest moslem country. Betapa Jakarta tampak tidak teratur semrawut dan betapa Tokyo dan Roma itu tampak lebih indah rapi dan tertata dibanding Jakarta. Anda dan saya tidak mungkin bisa berkata hari ini dengan tegar bahwa Islam telah menjadikan Indonesia ini tinggi dan mulia.
Negara ini sungguh benar-benar butuh aruhul jadid di dalam dirinya. Yang bisa meningkatkan harkat dan martabat bangsa ini karena bangsa ini adalah bangsa muslim terbesar di dunia bukan secara symbol dan kuantitas tetapi juga seharusnya dalam kualitas, subtansi, penampilan dan perannya.
Mudah-mudahan Allah menakdirkan Manusia-manusia itu adalah anda dan saya. Kalau memang benar kita ingin mengambil peran tersebut tampaknya maharnya hanya satu, syarat tunggal ! yakni pertemukanlah self interest kita dengan Allah interest, maka insya’Allah, kita memang yang menjadi ruh baru bagi bangsa ini dan akan merubah bentuk dan karakter serta performance bangsa ini “ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu bangsa sebelum mereka merubah diri mereka sendiri” (ar-ra’d: 11).
Selamat menformat self interest, potensi dan kapasitas kita melalui menu-menu tarbiyah ramadhan untuk melahirkan ruh dan darah baru bagi bangsa besar ini.
Artikel Populer
Akuntansi, Pajak, Accurate, Tarbiyah dan Dakwah
FB _Q
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip Blog
-
▼
2011
(335)
-
▼
Agustus
(11)
- ‘Tangan Gaib’ Amerika di Balik Pelarian Nazaruddin
- Jangan Biarkan Puasa Anda Sia-Sia (bag.2)
- Jangan Biarkan Puasa Anda Sia-Sia (bag 1)
- Klasifikasi Manusia di Bulan Ramadhan*
- Renungan Ramadan
- MTQ Akhirat
- Hentakkan Jiwamu..!!
- Puasa dan Self Interest Rabbani
- Biarlah Cinta Menjadi Saksi
- Sudahkan Engkau Ikhlas Bekerja anakku?
- Kapanpun, Dalam Keadaan Apapun..harus tetap Tilawah
-
▼
Agustus
(11)
No comments for "Puasa dan Self Interest Rabbani"!
Posting Komentar