Berlayar mengarungi samudera, jangan berharap kau kan tiba di pulau tujuan tanpa cobaan mendera. Sebelum layar dibentangkan, inilah yang harus terpatri dalam diri menjadi kesadaran. Bahwa berbagai keindahan dari sebuah pelayaran panjang dan kenikmatan di pulau tujuan, berbanding lurus dengan besarnya tantangan yang menghadang. Tak kan pernah kau dapatkan indahnya pemandangan angkasa menjulang di tengah samudera luas membentang, selagi kau masih takut menembus hempasan gelombang. Ini bukan sekedar resiko perjalanan, tapi tlah menjadi aksioma tak terbantahkan.
Di sini, di perahu ini, kita sedang merangkai keutuhan dan persaudaraan, kesetiaan dan keteguhan, apapun posisi dan kedudukan. Karena kita telah memiliki tujuan, harapan dan mimpi yang sama ingin diwujudkan. Namun, kita tidak pernah menafikan adanya kesalahan, kelalaian dan kekhilafan, bahkan juga kejenuhan, kekecewaan, kemarahan, hingga silang sengketa yang tak terhindarkan. Itu wajar belaka, karena memang tidak satu pun di antara kita yang mengaku tiada cela tiada dosa. Namun kesamaan tujuan, mimpi dan khayalan, kan segera menyatukan, meluruskan langkah ke depan, menghapus resah dan kemarahan, berganti semangat yang terbarukan. Karenanya, kita sambut gembira setiap arahan, nasehat dan pesan-pesan yang dapat menguatkan serta menyatukan, sekeras apapun. Tapi, fitnah yang memecah barisan, tuduhan yang memojokkan, umpatan dan celaan yang menjatuhkan, serta aib yang dibeberkan, apalagi tindakan melobangi perahu agar kandas atau tenggelam, tidak pernah dapat kami terima, baik secara logika apalagi perasaan. Bagaimanapun, kami bukan batu yang diam diketuk palu.
Di sini, di perahu ini, kita sedang menjadikan badai dan gelombang sebagai ujian kejujuran, sarana muhasabah untuk memperteguh perjuangan, juga sarana belajar menjaga komitmen atas kesepakatan yang tlah dinyatakan. Karenanya, alih-alih badai ini menceraiberaikan atau meluluhlantakkan, justeru dia menjadi moment paling tepat untuk semakin rekat, melupakan kesalahpahaman yang sempat menimbulkan sekat. Mereka di kejauhan, boleh jadi bersorak sorai kegirangan ketika kita terombang ambing di tengah gelombang, berharap satu persatu dari kita tenggelam menjemput ajal menjelang. Tapi tahukah mereka? Justeru saat ini kami rasakan kehangatan tangan saudara kami yang erat saling berpegangan, justeru saat ini kami rasakan kekhusyuan doa-doa untuk keselamatan dan persatuan, justeru saat ini kami semakin yakin bahwa seleksi kejujuran memang harus lewat ujian, justeru saat ini kami jadi dapat membedakan mana nasehat dan mana dendam kesumat, mana masukan bermanfaat dan mana makar jahat, mana senyum tulus persaudaraan dan mana senyum sinis permusuhan.
Di sini, di perahu ini, justeru di tengah badai gelombang, kita jadi semakin mengerti pentingnya nakhoda yang memimpin dan mengendalikan, juga semakin menyadari pentingnya syura untuk mengambil keputusan, lalu pentingnya belajar menerima keputusan setelah disyurakan. Adanya kepemimpinan dan syura memang memberatkan, karena proses jadi panjang, langkah-langkah jadi terhalang aturan, keinginan sering tertunda menunggu keputusan. Tapi ini tidak dapat kita hindari, karena kita tidak berlayar sendiri, bergerak sendiri, mengambil keputusan sendiri dan menanggung resiko sendiri. Justeru karena kita berlayar bersama, maka kepemimpinan dan syura mutlak harus ada. Kepemimpinan memang bukan nabi yang maksum dan mendapatkan legalitas wahyu dalam setiap kebijakan, kesalahanpun bukan sebuah kemustahilan meski tidak kita anggap kebenaran. Tapi kepemimpinan yang dibangun oleh syura, telah memenuhi syarat untuk disikapi penuh penghormatan dan ketaatan, sepanjang tidak ada ajakan kemaksiatan. Sebagian orang boleh jadi mengatakan ini sikap taklid buta, kita katakan, 'Inilah komitmen kita!' Sebagian lagi katanya merasa kasihan dengan anak buah yang tidak mengerti banyak persoalan dan hanya ikut ketentuan, kita katakan, 'Kasihanilah dirimu yang sering menghasut tanpa perasaan!'
Di sini, di perahu ini, ketika badai menghantam dari kiri dan kanan, depan dan belakang, teringat perkataan para shahabat dalam sebuah peperangan, tatkala musuh dari luar datang menyerang dan orang dekat menelikung dari belakang,
'Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya' (QS. Al-Ahzab: 22)
Ibnu Katsir menjelaskan, "Maksudnya, inilah janji Allah dan Rasul-Nya berupa ujian dan cobaan, pertanda kian dekatnya kemenangan."
Riyadh, Rabiul Tsani 1432 H.
*Abdullah Haidir, Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) DPW PKS Arab Saudi
*posted: pkspiyungan.blogspot.com
Artikel Populer
Akuntansi, Pajak, Accurate, Tarbiyah dan Dakwah
FB _Q
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip Blog
-
▼
2011
(335)
-
▼
Maret
(52)
- Sebuah Dialog Selepas Malam
- Perlunya Mihnah Bagi Kaum Mu’minin
- Mulut Kering
- Impetigo
- PHOBIA
- Sulit Tidur? Awal dari Gangguan Jiwa
- MENYERANG QIYADAH, MELUMPUHKAN DAKWAH
- KETIKA BADAI MENGHAMPIRI PERAHU KAMI
- PKS, KASIHAN KAU INI!
- Untuk yang hatinya rindu disayangi:
- Kematian Hati
- Mawaddah “Unlimit Love”
- Jangan Menjadi Peminta-Minta
- Kekuatan Berjamaah | DPC PKS PIYUNGAN
- Ayah Pelukis MAsa Depan Anak
- Lulus Ujian… Bidadari Menantimu
- Jangan Ada Cinta di Facebook!
- Kisah Sebuah Pernikahan
- Untukmu Izinkan Kulukiskan Harapan
- Kejanggalan Bom Ulil-JIL, Rekayasa Sudutkan Ba'asyir
- Kanker Usus Besar (Colon Cancer)
- MENGUKUR KESETIAAN DARI JENIS SUARA
- CIRI-CIRI SUSU RUSAK
- Ketika Para Suami Lupa Memikirkan Yang Satu Ini
- PENYEBAB GAGALNYA DAKWAH: 1. ISRAF
- KONSEP DIRI
- Muslimah Wajib Kaya!!! Bagaimana Caranya?
- MENDENGKUR, BISA PICU KEMATIAN
- PENGEMBANGAN SISTEM PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI ...
- Catatan Untuk Penyesuaian UKK Akuntansi 2011 Paket...
- Untuk Apa Berkoalisi Kalau Tidak Bisa Melakukan Na...
- HUBUNGAN ISLAM DAN NON ISLAM
- Agama dan amanah
- Lembut dalam mengambil hukum agama
- Menghina saudara bukanlah akhlak seorang muslim
- Di antara sikap berbakti kepada kedua orang tua
- Doa adalah inti ibadah
- Tata cara Amar makruf dan nahyu munkar
- Salah Menanam Cinta
- Pohonanpun Rukuk Dan Sujud KepadaNya
- Mencegah Kulit dari Ancaman Penyakit
- Inilah Ciri Makanan Mengandung Zat Berbahaya
- Kanker Hati /Liver Cancer
- 7 Makanan Bikin Anda Cepat Tua
- 10 Perilaku Membuat Cepat Tua
- 7 CARA MENINGKATKAN KETAJAMAN OTAK
- Sambutan Sri Sultan pada Pembukaan Mukernas PKS
- BEBASKAN DIRI DARI KECEMASAN
- ALASAN TERSEMBUNYI WANITA JATUH CINTA
- MENGATASI RASA NYERI DI PUNGGUNG DAN LEHER
- 4 KIAT PEREGANGAN DI MEJA KERJA
- POSISI DUDUK MENENTUKAN KESEHATAN PUNGGUNG
-
▼
Maret
(52)
No comments for "KETIKA BADAI MENGHAMPIRI PERAHU KAMI"!
Posting Komentar