Modul SMK, Akuntansi, Keislaman, Tarbiyah, Motivasi dan Inspirasi

Makin Sering Mengalami Flow, Makin Sejahtera


Setiap hari kita dihadapkan pada tugas atau target yang harus dicapai dalam tenggat waktu tertentu. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab kita terjebak dalam situasi dikejar waktu. Mungkin karena didesak kebutuhan ekonomi, banyaknya peran yang diemban, menjadi bagian dari sistem yang mengutamakan kecepatan, dsb.

Selain itu, sebagian dari kita mungkin lebih banyak dihadapkan pada tugas yang monoton, membosankan. Ada pula saudara-saudara yang selalu dihadapkan pada tugas yang menegangkan, misalnya bekerja di tengah kebisingan atau tungku panas di pabrik baja, dsb.

Berbagai keadaan seperti itu menyebabkan kita jarang bisa menikmati apa yang tengah kita lakukan. Akibat lebih jauh lagi, mungkin kita mengalami stres, lelah mental, atau bahkan burn-out.

Keadaan ini jelas jauh dari gambaran tentang kebahagiaan atau kepuasan hidup yang kita angankan. Agar lebih dapat merasa sejahtera secara psikis (puas dan bahagia) kita semestinya memiliki lebih banyak pengalaman flow pada saat melakukan sesuatu, yaitu dengan menikmatinya.

Flow, Apa itu?
Flow tentu saja tidak sama dengan fly, tetapi dua hal ini terasa berkaitan. Bila seseorang melakukan sesuatu, misalnya mendengarkan musik kesukaan dengan penuh cita rasa kenikmatan, kesadarannya berubah. Ia tidak lagi merasakan dirinya sebagai hal yang terpisah dengan alunan musik itu.

Diri terhanyut bersama sesuatu yang sedang dilakukan, itulah flow! Selama ini gejala seperti itu kadang disebut fly (terbang). Padahal, fly memiliki konotasi keadaan melayang karena menggunakan napza. Nah, flow dan fly memang serupa, tetapi tak sama.

Flow mulai diteliti oleh Csikszentmihalyi pada tahun 1975, dan saat ini mulai menjadi topik yang digemari dalam Psikologi bersamaan dengan bergulirnya Psikologi Positif (Psikologi yang berfokus pada kekuatan dan kesejahteraan psikologis manusia). Csikszentmihalyi meneliti hal ini dalam konteks risetnya mengenai kesejahteraan psikologis.

Setelah mewawancarai lebih dari 200 responden, Csikszentmihalyi melahirkan definisi flow sebagai berikut:
Flow menggambarkan suatu sensasi yang holistik yang terwujud ketika kita melakukan tindakan dengan keterlibatan penuh… Ini merupakan kondisi di mana tindakan demi tindakan berjalan menurut logika internal yang tampaknya tidak memerlukan intervensi kesadaran dalam diri kita. Kita mengalaminya sebagai suatu kesatuan yang mengalir dari satu momen ke momen berikutnya, di mana kita merasa berada dalam kendali tindakan kita tersebut, dan dalam hal ini hanya terdapat sedikit perbedaan antara diri dan lingkungan; antara stimulus dan respon; atau antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
(Csikszentmihalyi, dalam Compton, 2005)

Dalam penelitiannya terhadap orang-orang di Amerika dan Eropa, Csikszentmihalyi menemukan bahwa sekitar 20 persen dari responden yang mengaku sering memiliki pengalaman flow, kadang beberapa kali dalam sehari. Hanya sekitar 15 persen responden yang mengaku tidak pernah memiliki pengalaman flow; dan juga sangat kecil responden yang mengalami flow secara intensif.

Para responden yang mengalami flow, baik yang intensif maupun sedang, mengakui kaitan erat antara flow dengan kesejahteraan psikologis. Flow dirasa sangat baik dan merupakan elemen dari kesenangan / kegembiraan / kenikmatan.

Flow dan Aktualisasi Diri
Orang yang telah mengaktualisasi diri adalah orang yang telah mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Menurut hasil penelitian Maslow, tahapan aktualisasi diri hanya dapat dicapai bila individu telah terpuaskan dalam empat tingkat kebutuhannya yang lebih rendah (fisiologis, rasa aman, cinta, penghargaan) dan menjunjung tinggi Being-values. Seperti telah dijelaskan dalam edisi GHS sebelum ini, Being-values terdiri dari 14 nilai/kebutuhan. Salah satu di antaranya adalah nilai/kebutuhan tanpa upaya (effortlessness).

Nah, mengenai nilai tersebut kini kita melihat secara lebih jelas dalam fenomena terjadinya flow. Seperti dijelaskan dalam definisi di atas, flow merupakan kondisi di mana tindakan demi tindakan berjalan menurut logika internal tanpa memerlukan kesadaran, dan kita merasa berada dalam kendali tindakan kita tersebut.

Jelas bahwa kondisi ini merupakan kondisi tanpa upaya.
Pada orang-orang yang telah mengaktualisasi diri, keadaan tanpa upaya ini menjadi nilai atau kebutuhan. Mereka terus mengembangkan keahlian atau keterampilan, sehingga tercapai keadaan tanpa upaya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mereka yang telah mengaktualisasi diri lebih banyak mengalami flow.

Dalam keadaan kurang terampil melakukan sesuatu yang menjadi tugas kita, kita akan merasakan apa yang kita lakukan untuk menyelesaikan tugas tersebut sebagai sesuatu yang penuh upaya. Seperti saat mengoperasikan program komputer yang belum familiar, belajar memetik gitar, kita melakukannya dengan penuh upaya, tanpa dapat menikmatinya. Keadaan seperti itu tidak memungkinkan kita mengalami flow.

Nah, sekilas kita telah melihat bahwa flow berkaitan dengan penguasaan suatu aktivitas yang menantang dan memerlukan keterampilan. Ini merupakan salah satu prasyarat untuk dapat mengaktualisasi diri.

Flow Tingkatkan Kesejahteraan Psikologis
Csikszentmihalyi dalam bukunya di tahun 1990 menyatakan bahwa kualitas hidup kita ditentukan oleh kemampuan kita mengendalikan kesadaran. Kemampuan tersebut menghasilkan keteraturan dan kesejahteraan psikologis yang lebih besar. Sebaliknya, kurangnya kemampuan mengendalikan kesadaran akan menghasilkan gangguan dan berbagai kondisi ketidakpuasan.

Yang dimaksud kendali (control) dalam hal ini adalah keterampilan yang dipelajari yang mencakup regulasi yang seimbang dari pikiran, emosi, perilaku, dan perhatian. Flow membantu menciptakan keteraturan semacam ini dalam kesadaran. Itulah sebabnya flow dinilai sebagai keadaan yang menghasilkan kesejahteraan psikologis.

Kemampuan mengendalikan kesadaran dan meningkatkan kemungkinan pengalaman yang optimal akan meningkatkan rasa unggul (the sense of mastery), suatu perasaan berpartisipasi dalam hidup, dan kemampuan untuk menentukan isi hidup dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya.

Csikszentmihalyi mengamati apa yang terjadi sepanjang pengalaman flow dengan setelah pengalaman flow. Ia menjelaskan bahwa selama terjadinya flow, meningkatnya kesejahteraan terjadi karena lebih efisiennya organisasi kesadaran. Selama terjadinya flow, tersedia informasi dalam kesadaran yang sesuai dengan tujuan, dan dalam kondisi tersebut energi psikis akan mengalir tanpa usaha.

Csikszentmihalyi menyatakan: “Bila informasi yang masuk dalam kesadaran selaras dengan tujuan-tujuan kita, energi psikis mengalir tanpa perlu usaha. Dengan demikian, bagian dari pengalaman flow adalah berkurangnya konflik internal antarberbagai tujuan yang ada. Sesudah terjadi flow, terjadi peningkatan kesadaran lebih lanjut. Selain itu terdapat perasaan bahwa diri sendiri menjadi lebih terintegrasi.”
Csikszentmihalyi yakin bahwa kemampuan untuk berada dalam kondisi terserap dan penuh minat terhadap pengalaman sehari-hari merupakan salah satu ramuan penting untuk kebahagiaan dan hidup yang mengalami kepenuhan. Ia mengatakan bahwa langkah pertama untuk lebih menikmati hidup adalah belajar merekayasa aktivitas sehari-hari untuk memperoleh pengalaman berharga.

Yang dimaksud merekayasa pengalaman sehari-hari oleh Csikszentmihalyi adalah sebanyak mungkin bertindak dengan menemukan keseimbangan yang terbaik antara keterampilan dan tantangan. @

No comments for "Makin Sering Mengalami Flow, Makin Sejahtera"!

Artikel Populer

Akuntansi, Pajak, Accurate, Tarbiyah dan Dakwah

FB _Q

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog